BAB 13
PROFIL USAHA KECIL DAN PERKEMBANGANNYA
Profil Usaha Kecil
Sampai
saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus
permasalahannya masing-masing. Usaha kecil telah didefinisikan dengan carayang berbeda tergantung pada kepentingan organisasi.Dan
Steinhoff dan John F. Burgess (1993: 14),
―A small business is one
which independently owned and operated and is notdominant in its field‖.
―Small Business Development
Centre‖ University of Winconsin
-Madison,
perusahaan kecil memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: ―Greater
potential, greater
risk,
limited access to capital, one or few managers, and less able to survive
major mistakes‖.
M.
Kusman Sulaeman (1988-1989:43), mengemukakan beberapa ciri pekerjaanmanajerial
dari usaha kecil, yaitu :
―No training, job is directly
important, challenging, satisfying, less formal work,
much
operating, mixed works, direct contact, informal communication, andmuch more telephone,
sales less than $200 m, earning/share is low, lessdiversified production, less conservative
financing method, and market positionis weak, more operational, routine work, authoritarian,
short term thinking, and
operating orientation‖.
Di Indonesia
sendiri belum ada batasan dan kriteria yang baku mengenai usahakecil, Berbagai instansi
menggunakan batasan dan knitenia menunut fokus penmasalahan yang dituju.
Dalam Undang-undang No. 9/1995 Pasal 5 tentangusaha kecil disebutkan beberapa kriteria
usaha kecil sebagai berikut:1) Memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus jutarupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha, atau2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp 1.000.000.000 (satumiliar rupiah).Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS) mendefinisikan
usaha kecil denganukuran tenaga kerja, yaitu 5 sampai dengan 19 orang yang terdiri
(termasuk) pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan pekerja
keluarga. Perusahaanindustri yang memiliki tenaga
kerja kurang dan 5 orang diklasifikasikan sebagaiindustri rumah tangga (home indus¬tri).
Berbeda dengan klasifikasi yangdikemukakan oleh Stanley dan Morse, bahwa industri
yang menyerap tenagakerja 1-9 orang termasuk industri kerajinan numah tangga. Industri
kecilmenyerap 10-49 orang, industri sedang menyerap 50-99 orang, dan industri
besar menyerap tenaga kerja 100 orang lebih.Pada usaha kecil, manajer yang mengoperasikan
perusahaan adalah pemilik, majikan, dan investor yang me-ngambil berbagai keputusannya
secaramandiri. Jumlah modal yang diperlukan
juga biasanya relatif kecil dan hanyadari beberapa sumber saja. Karena permodalan
relatif kecil dan dikelola secanamandiri, maka daerah operasinya juga adalah lokal,
majikan dan karyawantinggal dalam suatu daerah yang sama, bahan baku lokah dan pemasarannyapunhanya
pada lokasi/daerah tertentu. Akan tetapi, secara keseluruhan meru-pakansektor yang
mampu menyerap tenaga kerja lokal yang cukup besar dan tersebar
Komisi
untuk Perkembangan Ekonomi (Commity for EconomicDevelopment
—
CED), mengemukakan kriteria
usaha kecil sebagai berikut:1) Manajemen berdiri
sendiri, manajer adalah pemilik.2) Modal disediakan oleh pemilik atau
sekelompok kecil.3) Daerah operasi bersifat lokal.4) Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.Kekuatan dan kelemahan
Usaha KecilBebenapa kekuatan usaha kecil antara lain:-
Memiliki
kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan, misalnya
perubahan produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru, usahakecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan
dengan keadaanyang berubah tersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar, tindakan
cepattersebut susah dilakukan.-
Fleksibel.
Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengankebutuhan setempat. Bahan
baku, tenaga kerja dan pemasaran produkusaha kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber
setempat yang bersifat lokal. Beberapa perusahaan kecil di antaranya
menggunakan bahan baku dan tenaga kerja bukan lokal yaitu menda-tangkan dari daerahlain atau impor.-
Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya lainnyakebanyakan
lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan baku impor.
Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal sebagaiakibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan mata uang asingtersebut
dapat dijadikan peluang dengan memproduksi barang-baranguntuk keperluan ekspor.
Kelemahan perusahaan kecil
dua aspek, yaitu :1.
Aspek kelemahan struktural
. Kelemahan
dalam struktur perusahaanmisalnya kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi,
kelemahandalam pengendalian mutu, kelemahan
dalam mengadopsi dan penguasaanteknologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga
kerja masih lokal, danterbatasnya akses pasar.
Kelemahan faktor struktural yang satu salingterkait dengan faktor yang lain
kemudian membentuk lingkaranketergantungan yang
tidak berujung pangkal dan membuat usaha kecilterdominasi dan rentan.Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil
yang paling menonjoladalah kurangnya permodalan. Akibatnya terjadi ketergantungan
pada kekuatan pemilik modal. Karena pemilik modal juga lebih menguasai
sumber-sumber bahan baku dan dapat mengusahakan bahan baku, maka pengusaha
kecilmemiliki ketergan-tungan pada pemilik modal
yang sekaligus penguasa bahan baku. Akibat dan ketergantungan tersebut,
otomatis harga jual produk yangdihasilkan usaha
kecil secara tidak langsung ditentukan oleh penguasa pasar dan pemilik modal,
maka terjadilah pasar monopsoni.Dengan kondisi
ini, maka batas keuntungan pengusaha kecil ditentukan oleh batas harga
jual produk dan batas harga beli bahan baku. Terjadilah repatriasikeuntungan yang mengakibatkan permodalan usaha kecil
jumlahnya tetap kecil.Kondisi tersebut mengakibatkan ketengantungan pengusaha kecil
yang menjadi buruh pada perusahaan sendiri dengan upah yang ditentukan
oleh bataskeuntungan dari pemilik modal sekaligus penguasa pasar dan penguasa sumber-sumber bahan baku.2.
Aspek kelemahan Kultural
. Kelemahan
kultural mengakibatkankelemahan struktural. Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnyaakses
informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain gunamemperoleh akses permodalan,
pemasaran, dan bahan baku, seperti:a.
Informasi
peluang dan cara memasarkan produk. b.
Informasi
untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah, dan mudahdidapat.c.
Informasi
untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalammenjalin hubungan kemitraan.d.
Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain,
kualitas,maupun kemasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar