Nilai
Waktu Uang
-
Pengertian Nilai Waktu Uang
Nilai waktu uang
merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau nilai waktu dari uang,
di dalam pengambilan keputusan jangka
panjang, nilai waktu memegang peranan penting. Sebuah contoh seperti kenaikan
pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan
sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan
barang mulai langka, dan lain-lain.
-
Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang
di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan
melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan
menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang tertentu
yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang
tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor).
ISTILAH YANG DIGUNAKAN
:
Pv = Present Value
(Nilai Sekarang) SI = Simple interest dalam rupiah
Fv = Future Value (Nilai
yang akan datang) An = Anuity
I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun ke-
P0 = pokok/jumlah uang
yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
Konsep nilai waktu uang
(time value of money concept) merupakan konsep yang dipahami sebagian besar
orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya
dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan. Sebagai contoh: uang sejumlah Rp
6.000,00 sekarang dapat membeli satu liter beras kualitas sedang. Namun, uang
sejumlah tersebut diatas tidak dapat membeli satu liter beras pada tahun depan,
mungkin 0,9 liter. Disini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus
seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai
inflasi.
Inflasi muncul melalui
banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik
(pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang
menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar.
Selaras dengan hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat
(karena orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik.
Kenaikan harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka
jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salah satu indikator
menurunnya pengangguran.
Inflasi merupakan
salahsatu konsekuensi dari perkembangan perekonomian. Yang harus diperhatikan
dari inflasi adalah: apakah kenaikan harga (inflasi) tersebut didukung oleh
daya beli seseorang (secara kualitatif)? Mari kita biarkan dahulu tentang
masalah ini kepada penentu kebijakan.
Tujuan dari rencana
keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian seseorang seperti yang
ditargetkan sebelumnya. Maka dalam merencanakan keuangan penting kita ketahui
bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap tindakan/keputusan
keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih investasi : jangan
sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai tambah,
akhirnya justru menurun.
Tujuan penulisan
makalah ini sekedar mengingatkan bahwa segala kendaraan investasi yang kita
gunakan harus memperhitungkan inflasi yang terjadi di negara ini. Tidak perlu
kita membahas terlalu dalam asal muasal inflasi yang pasti terjadi, namun
inflasi haurs menjadi perhatian kita.
Pemahaman konsep nilai
waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika
akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika
akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih. Suatu jumlah uang
tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah
uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu (discount factor).
Suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka
jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga tertentu (Compound
factor)
-
Cara Mengatasi Penurunan Nilai Uang
Mengatasi penurunan
nilai uang karena tergerus inflasi dan dimakan waktu adalah dengan membuat uang
tersebut produktif dan atau memberi imbal hasil melebihi laju inflasi. Cara
paling efektif adalah menginvestasikan dana tersebut agar menghasilkan imbal
hasil di atas laju inflasi sehingga nilai uang Anda relatif tetap atau bahkan
bisa bertambah. Kalau semua dana dimasukkan dalam investasi yang memberi imbal
hasil lebih besar dari laju inflasi, bagaimana dengan dana kebutuhan
sehari-hari?
Tentu saja, kebutuhan
dana sehari-hari bisa ditempatkan di bank yang besarnya sekadar untuk
berjaga-jaga, sementara untuk belanja bulanan bisa menggunakan kartu kredit
yang ketika tagihannya jatuh tempo Anda bayar penuh sehingga tidak dibebani
bunga kredit. Dengan pola semacam ini, dana Anda bisa ditempatkan pada deposito
berjangka 1 bulan yang bunganya lebih tinggi dari bunga tabungan. Dana Anda
akan mendapat imbal hasil cukup tinggi dan bisa di atas laju inflasi. Di sisi
lain, pengaturan uang tunai Anda juga akan bagus sebab belanja rumah tangga
bisa dilakukan sekali sebulan, pakai kartu kredit, dan dibayar lunas pada awal
bulan berikutnya. Itu baru dalam konteks nilai waktu uang dikaitkan dengan
belanja sehari-hari yang notabene bersifat jangka pendek.
Jangka panjang
Bagaimana jika nilai
waktu uang dilihat dalam perspektif jangka panjang? Di sinilah makna nilai
waktu uang akan sangat terasa. Umpamakan 10 tahun lalu Anda berinvestasi Rp 1
juta rupiah per bulan. Lalu teman Anda menginvestasikan Rp 1,1 juta rupiah per
bulan. Perbedaan nilai uangnya hanya 10 persen, tetapi dampak terhadap hasil
bisa sangat luar biasa. Tidak percaya? Lihat hitungan berikut.
Katakanlah uang Rp 1
juta itu ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka dan mendapat bunga 10% per
tahun. Maka, pada tahun kedua, total dana menjadi Rp 1,1 juta dan tahun
berikutnya menjadi Rp 1,21 juta. Sementara itu, teman Anda dengan dana awal Rp
1,1 juta, pada tahun kedua dananya menjadi Rp 1,21 juta dan tahun berikutnya
menjadi Rp 1,33 juta. Bayangkan jika pokok yang ditambah bunga tersebut
kemudian diinvestasikan terus-menerus dalam waktu 10 tahun. Awalnya, perbedaan
dana Anda dengan teman hanya Rp 100.000, tetapi dalam 10 tahun kemudian
perbedaannya sudah sangat besar.
Ringkasnya, nilai waktu
akan uang menjadi berarti jika Anda menginvestasikan dana Anda lebih besar
dalam dalam kurun waktu panjang.
-
Investasi dan Biaya-biaya dalam Investasi
Nilai uang yang
sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa depan. Ya, Ini berarti uang yang
saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti
di masa mendatang. Coba bayangkan ketika anda memiliki uang satu juta rupiah di
tahun 1970. Dengan uang sebesar itu anda sudah bisa hidup mewah bagaikan
milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan
namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumayan dan dapat menghidupi
keluarga secara wajar. Namun uang satu juta di masa sekarang jelas sudah tidak
ada apa-apanya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut juga dengan sebutan
jutawan, namun kini sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan dengan
sebutan milyuner.
Jika kita melakukan
investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipahami dan
dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai kita tertipu oleh angka-angka yang
fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian
yang kita dapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta
rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return
sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah
angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun
berikutnya belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10
juta saat ini.
-
Metode-metode Nilai Waktu Uang
1. Metode average rate of return
Metode ini mengukur
berapa tingkat keuntungan yang diperoleh suatu investasi atau LABA / INVESTASI
Jika average rate of
return lebih tinggi dari laba yang diharapkan → layak
Kelemahan metode ARR :
Mengabaikan nilai waktu uang
2. Metode payback period
Mengukur seberapa cepat
investasi itu kembali
Kriteria penilaian
investasi : Semakin cepat semakin baik
Kelemahan Metode
payback period : Mengabaikan nilai waktu uang, Mengabaikan CF setelah investasi
kembali
3. Metode net present value (NPV)
Metode ini menghitung
selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas
bersih Jika NPV + → layak
4. Metode profitability index (PI)
Metode ini menghitung
perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan
datang dengan nilai sekarang investasi Jika PI lebih dari 1 → layak
5. Metode internal rate of return (IRR)
Tingkat discount faktor
yang menyamakan nilai sekarang investasi dan nilai sekarang penerimaan kas
bersih dimasa yang akan datang Jika IRR > tk bunga atau laba yang
disyaratkan → layak .
-
Konsep Anuitas
Anuitas adalah
merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya. Beberapa contoh
dari perhitungan anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan
kredit mobil atau rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas
ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun
arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi.
Nilai masa depan
anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang dilakukan secara
tetap baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu. Misalkan Anda
memutuskan untuk menyisihkan atau menabung sebesar Rp 5 juta setiap akhir tahun
selama 30 tahun untuk persiapan dana di saat Anda pensiun. Dengan asumsi bunga
yang bisa didapat adalah sebesar 12 persen per-tahun, berapa jumlah dana yang
terkumpul setelah 30 tahun? Perhitungan ini dapat dilakukan dengan Rumus dari
nilai masa depan Anuitas:
FVA={Ax[(1+i)n-1]}/i
Menghitung dengan rumus
diatas maka kita mendapatkan jumlah dana setelah 30 tahun sebesar Rp
1,206,663,422. Perhatikan, bahwa dana yang Anda investasikan selama 30 tahun
hanya sejumlah Rp 150 juta (Rp 10 juta x 30 tahun). Selisih nilai sebesar Rp
1,056,663,422 merupakan bunga yang didapat dari hasil perhitungan bunga
berbunga selama 30 tahun. Bukan main bukan dampak waktu terhadap uang yang Anda
miliki.
Nah kembali ke contoh
diatas, dimana Anda membutuhkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk kebutuhan masa
pensiun dan Anda masih memiliki waktu selama 30 tahun, berapa besar tabungan
yang harus disisihkan setiap tahunnya selama 30 tahun? Asumsi bunga adalah 12
%.
Mari berhitung. Disini
tujuan yang ingin kita capai adalah Rp 1 miliar. Nilai ini adalah FVA — nilai
masa datang yang ingin dicapai. Kemudian tingkat suku bunganya adalah 12% (i).
dan jangka waktu (n) adalah 30 tahun, jadi berapa besar yang harus ditabung ?
Anda bisa menggunakan rumus seperti diatas, FVA = {A x [(1+i)n-1]}/i, dimana :
FVA = nilai masa depan yang ingin dicapai
A = tabungan yang harus dialokasikan
i = bunga yang dipakai sebagai perhitungan
n = jangka waktu investasi atau tabungan.
Dari hasil perhitungan
tersebut didapat nilai sebesar Rp 4,143,658 yang harus ditabung selama 30 tahun
untuk mencapai target nilai investasi sebesar Rp 1 miliar. Sebenarnya Anda
hanya perlu menabung sebesar kurang lebih Rp 345,304 setiap bulannya atau Rp
11,510 perharinya. Tentunya Anda sanggup menabung sebesar Rp 12,000 perharinya
dimana nilainya sebanding dengan membeli cappuccino di sebuah kafe terkenal di
Jakarta.
Bagaimana apakah Anda
masih tidak percaya? Inilah konsep nilai waktu uang yang harus Anda perhatikan.
Semakin panjang waktu yang dimiliki semakin kecil besar tabungan yang harus
disisihkan bila hal lain dianggap tetap.
Bila target nilai yang
ingin dituju adalah Rp 1 miliar untuk kebutuhan masa pensiun nanti maka
menabunglah sebasar Rp 4,143,658 setiap tahun selama 30 tahun dengan bunga 12
persen per tahunnya.
Sementara itu, nilai
tunai (nilai saat ini) dari sejumlah anuitas (PVA) merupakan kebalikan dari
FVA, dimana :
PVA={Ax(1-[1/(1+i)n])}/i.
Dimana i adalah tingkat
suku bunga dan n adalah jangka waktu pembayaran. Jika diperhitungkan dari
contoh diatas, maka PVA= {Rp 4,143,658 x (1-[1/(1,12)30])}/ 0,12 = Rp
33,377,924. Logikanya seperti ini, dengan jumlah dana sebesar Rp 33,377,924
yang Anda tempatkan saat ini selama 30 tahun kedepan dengan bunga 12 peren per
tahun maka nilai investasi ini akan berjumlah Rp 1 miliar (sama dengan
perhitungan bila Anda menyisihkan Rp 4,143,658 per tahun selama 30 tahun dengan
bunga 12 persen pertahun).
Konsep bunga berbunga
atau bunga majemuk dengan penekanan pada anuitas sangatlah penting untuk
dipahami oleh semua individu karena memberikan suatu alternatif perhitungan
investasi guna mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Annuity adalah suatu
rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode
waktu tertentu. Anuitas nilai sekarang adalah sebagai nilai anuitas majemuk
saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan sebagai jangka waktu
anuitas.
PVAn = A1 [(S (1+i)n] =
A1 [ 1 – {1/ (1+ i)n/i } ]
Anuitas nilai masa
datang adalah sebagai nilai anuaitas majemuk masa depan dengan pembayaran atau
penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas.
FVAn = A1 [(S (1+i)n– 1
] / i
Dimana : A1 : Pembayaran atau penerimaan setiap
periode
-
Konsep Nilai Waktu Dari Uang
1. FUTURE VALUE
Nilai yang akan datang
(future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah uang saat
ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang
berlaku. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
§ Rate, tingkat suku bunga pada periode
tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
§ Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
§ Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai
akan datangnya.
§ Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan
diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Rumus yang digunakan:
Formula Future Value
sbb:
(1) Manual : Fv = Po
(1+r)^n
Fv = nilai pada tahun ke- n
Po = nilai pada tahun ke- 0
r =
tingkat bunga
n =
periode
(2) Tabel : Fn = Po ( DF r,n )
DF = discount Factor – melihat tabel
a. Nilai masa mendatang untuk aliran kas
tunggal
Jika kita memperoleh
uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian menginvestasikan pada tabungan dengan
tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang ?.
Hal ini dapat bisa di
hitung dengan rumus :
FV = PO + PO ( r )
= PO + ( 1 + r )
FV = Nilai Masa
Mendatang
PO = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
Jadi FV1 = 1.000 ( 1 +
0,1 )
= 1.100
Jika periode investasi
tidak hanya 1 tahun tapi beberapa tahun maka rumusnya :
FVn = PVo ( 1 + 0,1 )
FVn = Nilai Masa
Mendatang
PVo = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
n = Jangka Waktu
Jadi nilai mata uang
yang tadinya 1.000 5 tahun mendatang
FV5 = 1000 (1 + 0,1 )5
= 1.610,51
Sedangkan proses
menanamkan uang ke bank dengan tingkat bunga tertentu selama periode tertentu
disebut proses pergandaan. Contoh : kita menabung awal tahun Rp 1.000 dengan
tawaran bunga 10% per tahun, dan di gandakan setiap 6 bulan,bisa di hitung
dengan rumus
FVn = PVo (1 + n/k )kn
K = frekuensi penggandaan
FV1 = 1.000 (1 + 0,1 /
2)2 .1 = 1.102,5
FV2 = 1.000 ( 1 + 0,1 /
2 ) = 1.215,51
Sedangkan bila kita
secara kontinu
FVn = PVo x e r . t
E 2,71828
Jadi misal Rp 1.000
kita gandakan secara kontinu, selama 1 dan 2 tahun maka, nilai pada akhir tahun
pertama dan kedua.
FV1 = 1.000 x
(2,71828)0,1 .1 = 1.105,7
FV2 = 1.000
(2,71828)0,1x2 = 1.221,4
b. Future Value Annuity (nilai masa mendatang
untuk seni pembayaran)
Misal kita memperoleh
Rp 1.000 pertahun selama 4x, uang yang diterima pada akhir tahun, berapa nilai
masa mendatang jika tingkat bunga 10% ?
FVn = X [(1 + r)n - 1]
/r
X = Jumlah pembayaran
kas untuk setiap periode
r = Tingkat bunga
n = Jumlah periode
Jadi uang kita pada
akhir tahun
FV4 = 1.000 [ ( 1 + 0,1
)4 – 1 ] / 0,1 = 4.641
Aliran kas juga bisa di
bayarkan setiap awal tahun. Contoh : Rp 1.000 yang akan kita terima selama 4x
di bayarkan setiap 4 tahun dengan tingkat bunga 10%. Berepa nilai masa
mendatang ?
FVna = X [{( 1 + r )n –
1 }/r ] (1 + r)
FVna = Future Value
Annuity Due
n = Jumlah Periode
z = Jumlah pembayaran
kas untuk setiap periode
FV4 = 1.000 [{(1 +
0,1)4 - 1}/r ] (1 + 0,1 ) = 5.105
2. PRESENT VALUE (Nilai Sekarang)
Nilai sekarang (Present
Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau satu seri pembayaran yang akan datang, yang
dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Suatu investasi dapat diterima
hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil
investasi di pasar yaitu lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat
hasil tanpa resiko).
Keterangan :
PV = Present Value /
Nilai Sekarang
Kn = Arus kas pada
tahun ke-n
R = Rate / Tingkat bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat
n).
Contoh :
Jika di masa yang akan
datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu
tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV = 1.100.000 / (1 +
0,1) ^1
PV = 1.000.000 rupiah
a. Nilai sekarang untuk aliran kas tunggal.
Nilai sekarang
merupakan kebalikan nilai kemudian. Apabila dalam nilai masa mendatang kita
melakukan pergandaan, dalam present value kita melakukan proses pendiskontoan.
FVn = PVo ( 1 + r )n
FVn = nilai kemudian
PVo = nilai sekarang
Jadi PVo = FVn / [( 1 +
r )n ]
Misalkan kita mempunyai
kas Rp 1.000 satu tahun mendatang Rp 1.121 dua tahun mendatang dan 1.610,51
lima tahun mendatang. Berapa nilai sekarang dari masing-masing kas tersebut
jika tingkat diskonto 10% ?
PV1 = = 1.000
PV2 = = 1.000
PV5 = = 1.000
Misalkan proses
pendiskontoan dilakukan 1 tahun 2x dengan tingkat diskonto 10% per tahun berapa
nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.100 yang akan kita terima 1 tahun
mendatang ? berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.610,5 yang akan kita
terima 5 tahun mendatang?
PVo = FVn [1 + (r/k)]n
. k
PV1 = 1.100 / [1 + (0,1
/ 2)1 . 2 = 997,73
PV5 = 1.610,5 / [1 +
(0,1 / 2)5x2 = 988,71
Dan jika pergandaanya
secara kontinu
PVo = (FVn /er x T )
e = 2,71818
PV1 = 1.100 /
(2,71828)0,1 x 1 = 904,84
PV5 = 1.1610,5 /
(2,71828)0,1 x 5
b. Nilai sekarang untuk seni pembayaran kas
(Annuity)
§ Nilai sekarang untuk periode terbatas.
Contoh : kita akan
menerima pembayaran sebesar Rp 1.000 per tahun mulai akhir tahun ini (tahun ke
I ) selama 4x. berapa nilai sekarang dan aliran kas tersebut jika tingkat
diskonto 10% ?
PV = [ C – C / (1 +
r)n]r
C = aliran kas per
periode
r = tingkat diskonto
n = jumlah periode
PV = PV aliran kas
mendatang
PV = [1.000 – 1.000 /
(1 + 0,1)4] / 0,1
= 1.000 – 683,0135 /
0,1
= 3.169,9
Ketika kas dibayar awal
periode dengan perhitungan akan menerima Rp 1.000 per tahun selama 4 tahun maka
present value aliran kas tersebut.
PV = [{C – (C / (1 +
r)n )} / r ] (1 + r)
PV = [{1.000 –1.000 (1
+ 0,1)4 )} / 0,1 ] (1 + 0,1)
= 3.486,9
Jadi nilai kas 3.486,9,
yang dibayar pada awal periode.
§ Nilai sekarang untuk kas yang tidak sama
besarnya.
Dalam beberapa situasi
kita akan menerima kas yang besarnya tidak sama untuk setiap periode. Misalkan
kita akan menerima kas selama 4 tahun besarnya Rp 1.000, Rp 1.500, Rp 2.000 dan
Rp 3.000 untuk tahun 1,2,3 dan 4. Pembayaran kas Dilakukan pada akhir periode
berapa nilai kas tersebut saat ini ?
PV = + + +
= 5.700,4
§ Nilai sekarang untuk periode tidak terbatas.
PV = C / r
C = Aliran Kas
r = Tingkat Diskonto
§ Nilai sekarang yang tidak terbatas, aliran
kas tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tertentu.
Contoh : suatu saham
membagikan deviden pada awal tahun sebesar Rp 1.000. perusahaan tersebut akan
meningkatkan deviden sebesar 5% per tahun untuk periode tidak terhingga dengan
tingkat diskonto 5%. Berapa PV ?
PV = dengan asumsi r
> 9
PV =
= 21.000
3. ANNUITY ( Nilai masa datang dan masa sekarang
)
ANNUITY : Suatu
rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode
waktu tertentu
FV = Ko
Keteragan :
FV = Future Value / Nilai Mendatang
Ko = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung
pangkat n).
Nilai Majemuk Anuitas
adalah Nilai anuitas yang akan diterima di waktu yang akan datang untuk periode
tertentu.
Rumus:
Sn = a [
( 1 + i )n-1 + … + ( 1 + i )1 + ( 1 + i )0 ]
Keterangan :
a = Jumlah modal (uang) pada awal
periode
Sn = Jumlah yang diterima pada akhir
periode
Nilai Tunai Anuitas
adalah Nilai saat ini dari anuitas yang akan diterima di waktu yang akan datang
selama periode tertentu.
Rumus :
NT An = Amortisasi
Pinjaman adalah Pembayaran tahunan untuk mengakumulasikan sejumlah dana (uang) di waktu yang akan datang.
Keterangan :
CVIF =
Compound value interest factor atau Jumlah majemuk dari suku bunga
selama periode ke n
4. BUNGA SEDERHANA (Dibayar 1 kali dalam
setahun)
NILAI MAJEMUK dengan Bunga dibayar 1 kali dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0 (I + i )n
Keterangan :
Vn = Future value tahun ke-n
Po = Pinjaman atau tabungan pokok
i = Tingkat suku bunga/ keuntungan
disyaratkan
n = Jangka waktu
Bunga yang dibayarkan
hanya pada pinjaman atau tabungan atau investasi pokoknya saja.
FVn = Po [ 1 + (i) (n)
]
5. BUNGA MAJEMUK (Dibayar lebih dari 1 kali dalam setahun)
NILAI MAJEMUK dengan Bunga dibayarkan lebih dari 1 kali
dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0
Keterangan :
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam /
dipinjamkan pada periode waktu
Bunga yang dibayarkan
(dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok
secara berkala.
FVn = Po ( 1 + i )n
Dimana:
FVn = future value
tahun ke-n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar