BAB 7 BIAYA STANDAR

KONTEN 7
A. PENGERTIAN BIAYA STANDAR
Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tetentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan fktor-faktor lain tertentu.
Pengertian biaya standar menurut para ahli :
 Milton F. Usry dan Lawren H. Hammer dalam bukunya “Cost Accounting : planning & Control” yang diterjemahkan Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo mengemukakan pengertian biaya standar sebagai berikut :
“Biaya standar (standar cost) biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu dimasa datang.”
(2001 : 11)
 Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Biaya” mendefinisikan biayastandar sebagai berikut :
“Biaya satandar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi dan faktor-faktor lain tertentu.”
(2000 : 415)

B. MANFAAT SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA
Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang penting dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditetentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaanya secara efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem biaya standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan” (Excception principle). Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan yang meyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen dilengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. Mulyadi (2009:388)
Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi. Biaya standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk :
1. Menetapkan anggaran
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi.
3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan keuangan.
4. Membebankan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
Biaya standar memiliki kelemahan. Seringkali standar cenderung manjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan maslah persediaan. Contohnya perubahan dalam harga bahan baku memerlukan penyesuaian terhadap persediaan, tidak saja persediaan bahan baku tetapi juga persediaan produk dalam proses dan produk jadi yang berisi bahan baku tersebut. Jika standar sering diperbaiki, akan meyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang beerarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis. (Mulyadi:2009:387)

C.  PROSEDUR PENETAPAN BIAYA STANDAR
Dalam bukunya yang berjudul akuntansi biaya, Mulyadi (2009:390) mengemukakan penentuan untuk biaya standar dibagi kedalam tiga bagian : Biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar dan biaya overhead standar. Untuk prosedur penetapan biaya standar adalah sebagai berikut :
a. Biaya bahan baku standar terdiri dari :
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sebuah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan kuantitas standar.

2. Harga persatuan fisik tersebut, atau disebut juga harga standar.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, warna, bentuk, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya. Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan :
1. Penyelidikan Teknis
2. Analisis dalam bentuk :
a. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
b. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaa oekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
c. Menghitung rata-rata bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.
b. Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
1. Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun.
2. Harga yangh berlaku pada saat penyusunan standar.
3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
c. Harga standar bahan baku digunakan untuk :
1. Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian.
2. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan. Tersebut.
Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan penggunaan biaya standar. Fluktuasi standar cenderung untuk berulang kali terjadi dan tidak dapat dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik., maka harga normal yang tepat untuk situasi seperti ini. Jika arah perubahan harga dimasa yang akan datang dapat diperkirakan dengan baik, maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di mana biaya standar yang akan dipakai.
Menurut Bastian Bustani dan Nurlela (2009:272), dalam penetapan biaya bahan baku ada dua jenis standar yang digunakan, yaitu :
1. Standar Harga Bahan Baku
Penetapan standar harga bahan baku memungkunkan untuk memantau kinerja bagian pembelian dan mendeteksi pengaruhnya terhadap biaya bahan baku dna mengukur dampak dari kenaikan dan penurunan harga bahan baku terhadap laba.

2. Standar Kuantitas bahan baku
Penetapan standar kuantitas bahan baku umumnya dikembangkan berdasarkan spesifikasi hasil penelitian yang dilakukan bagian rekayasa produk. Untuk standar pemakaian bahan baku ini perlu diperhatikan fluktuasi pemakaian dan antisipasi persediaan.

D. KONSEP PENGENDALIAN
Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Menurut Rony (1990), pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien. Menurut Kuswadi (2005), penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang maksimum dengan biaya serendah-rendahnya.

E. STANDAR UNIT
Dua keputusan yang harus dibuat dalam penentuan biaya standart yaitu:
(1) jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output (keputusan kuantitas)
(2) jumlah yang seharusnya dibayar untuk kuantitasinput yang digunakan (keputusan harga).
Standar harga adalah tanggung jawab gabungan dari operasional, pembelian, personalia, dan akuntansi. Pertimbangan diskon, biaya pengiriman, dan kualitas; personalia, di lain pihak, harus mempertimbangkan pembayaran pajak pendapatan, fasilitas tambahan, dan kualifikas merupakan hal-hal yang terkait dalam pembuatan standart harga dan pembelian.
Standar umumnya diklasifikasikan dalam dua bagian:
1.      Standar ideal (ideal standards) yaitu membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat tercapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya sementara) yang dapat ditoleransi.
2.      Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards), bisa dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya. Standar-standar ini sangat menantang tetapi dapat dicapai.
Sistem Biaya Standar Diterapkan untuk:
a. Perencanaan danPengendalian Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan dan pengendalian serta memperbaiki pengukuran kinerja.
b. Perhitungan Biaya Produk. Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan pada produk dengan menggunakan standar kuantitas dan harga

F. BIAYA PRODUK STANDAR
Dalam perusahaan manufaktur, biaya standar dikembangkan untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Lembar biaya standar memberikan rincian yang menggarisbawahi biaya standar per unit. Lembar biaya standar juga menyatakan kuantitas tiap input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output. Seorang manajer seharusnya dapat menghitung kuantitas standar bahan baku diizinkan (standard quantity of material allowed-SQ) dan jam standar yang diizinkan (standard hoursallowed-SH) untuk output aktual. Perhitungan ini harus dilakukan untuk tiap kelas bahan baku langsung dan tiap kelas tenaga kerja langsung.
Rumus perhitungannya :
 SQ = Standar kuantitas unit x Output aktual
 SH = Standar tenaga kerja unit x Output aktual

G. ANALISIS VARIANSI : DESKRIPSI UMUM
Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk mengidentifikasi biaya yang seharusnya muncul pada tingkat aktivitas aktual tertentu. biaya input yang direncanakan atau dianggarkan adalah SP x SQ dengan SP adalah  standar harga perunit suatu input dan SQ adalah kuantitas standar input yang diizinkan untuk output aktual . biaya input aktual adalah AP x AQ dengan AP adalah harga actual per unit input dan AQ adalah Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan


a) Variansi Harga dan Efisiensi
Variansi total anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan.
Rumus : Variansi total = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Dengan SP: standar harga per unit suatu input
               SQ: kuantitas standar input yang diizinkan untuk output aktual,
                        AP: harga actual per unit input
AQ:kuantitas input aktual yang digunakan
Dalam suatu system perhitungan biaya standar, variansi total dipecah menjadi dua variansi Yaitu:(1)Variansi harga (tarif) yaitu perbedaan antara harga aktual dan harga standar per unit dikalikan dengan jumlah input yang digunakan : (AP – SP) AQ. (2) Variansi penggunaan (efisiensi) adalah perbedaan antara kuantitas input aktual dan input standar dikalikan dengan standar harga per unit input : (AQ – SQ) SP. Total variansi adalah jumlah variansi harga dan penggunaan.
Total variansi = Variansi harga + Variansi penggunaan
                        = (AP – SP) AQ + (AQ – SQ) SP
                        = {(AP x AQ ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP x AQ) – (SP x SQ)}
                        = (AP x AQ ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP  x SQ)
                        = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Variansi yang tidak menguntungkan (unvaforable (U) variance) terjadi ketika harga aktual atau penggunaan input lebih banyak dari pada standar harga atau penggunaan. Ketika hal berlawanan yang muncul, variansi yang ditoleransi (Favorable (F) variance) diperoleh. Variansi yang ditoleransi dan tidak ditoleransi tidak sama dengan variansi yang baik dan buruk.

H. ANALISIS VARIANSI : BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA
Variansi total mengukur perbedaan antara biaya actual bahan baku dan tenaga kerja serta biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual.
1. Variansi Bahan Baku Langsung
Harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar.
Rumus untuk perhitungan varian bahan baku langsung adalah :

MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ)
Atau secara faktor, kita memiliki :
MPV = (AP – SP) AQ
dimana : AP = Harga aktual per unit
             SP = Harga standar per unit
            AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan apakah variansi signifikan atau tidak. Jika dinilai tidak signifikan, tidak ada langkah lebih jauh diperlukan. Variansi harga bahan baku dapat dihitung salah satu pada satu dari dua poin : (1) ketika bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi, atau (2) ketika mereka dibeli. Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu diredefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli, dari pada bahan baku yang digunakan secara aktual. Oleh karena bahan baku yang dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan variansi anggaran bahan baku tidak mesti jumlah variansi harga bahan baku dan variansi bahan baku yang digunakan.

a) Perhitungan Variansi Penggunaan Bahan Baku
Variansi penggunaan bahan baku (materials usage variance-MUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung secara actual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual.
Rumus untuk menghitung variansi ini adalah :
MUV = (SP x AQ) – (SP x SQ) atau MUV = (AQ – SQ) SP
Dimana : AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
    SQ = Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual
                   SP = Harga standar per unit

b) Tanggung Jawab Atas Variansi Penggunaa Bahan Baku
secara umum, manajer produksi bertanggung jawab pada penggunaan bahan  baku. Meminimalkan sisa, pembuangan dan pengerjaan kembali adalah cara-cara manajer untuk memastikan standar akan terpenuhi.


c) Analisis Variansi Penggunaan Bahan Baku
dalam hal ini variansi yang menguntungkan dapat dibebankan pada pembelian. Karena variansi penggunaan bahan baku menguntungkan – tetapi tidak lebih kecil dari pada variansi harga yang tidak menguntungkan – hasil keseluruhan perubahan dalam bagian pembelian tidak menguntungkan dimasa depan.

2. Variansi Tenaga Kerja Langsung
Variansi tarif (harga) dan efisiensi (penggunaan) untuk tenaga kerja dapat dihitung baik dengan menggunakan pendekatan kolom atau pendekatan rumus. Variansi Tarif Tenaga Kerja (labor rate variance-LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar:
LRV = (AR x AH) – (SR x AH) atau LVR = (AR – SR) AH
Dimana : AR = Tarif upah aktual per jam
               SR = Tarif upah standar per jam
               AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan
 Varians Efisiensi Tenga Kerja : Pendekatan Rumus
Variansi Efisiensi Tenaga Kerja (labor efficiency variance-LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan :
LEV = (AH x SR) – (SH x SR) Atau LEV = (AH – SH) SR
Dimana :  AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
                 SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
               SR = Tarif upah standar per jam   

I. ANALISIS VARIANSI : BIAYA OVERHEAD
Variansi overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang actual, juga dibagi menjadi berbagai variansi komponen. Berapa banyak variansi komponen yang dihitung, tergantung pada metode analisis variansi yang digunakan. Variansi total overhead variabel dibagi menjadi dua komponen yaitu :variansi pengeluaran overhead variable dan variansi efisiensi overhead variable.

a) Variansi Overhead Variabel
Variansi total overhead variabel adalah perbedaan antara overhead variabel yang aktual dengan yang dibebankan. Mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel (standard variable rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual dibagi dengan jam actual.
Rumus menghitung variansi pengeluaran overhead variabel adalah :
Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR x AH) – (SVOR x AH)
                                                       = (AVOR – SVOR) AH
Variansi pengeluaran overhead variabel serupa akan tetapi tidak sama dengan variansi harga bahan dan tenaga kerja; terdapat beberapa perbedaan konseptual. Variansi pengeluaran overhead variabel dapat muncul karena harga-harga pada tiap bagian overhead variabel telah meningkat atau menurun. Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan volume produksi. Jadi, overhead variabel berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung yang digunakan.
Variansi efisiensi dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Variansi efisiensi overhead variabel = (AH – SH) SVO

b) Variansi Overhead Tetap
Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual. Jadi overhead tetap yang dibebankan adalah :
Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar overhead tetap x Jam standar
Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan..
Overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah seperti gaji, penyusutan, pajak dan asuransi. Oleh karena banyak biaya overhead tetap terutama dipengaruhi oleh keputusan jangka panjang dan bukan oleh perusahaan dalam tingkat produksi, variansi anggaran biasanya kecil. Oleh karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini per lini dari biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual, memberikan informasi lebih banyak tentang penyebab variansi pengeluaran. Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun, untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.
Dengan mengansumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat bahwa tanggung jawab umum atas variansi ini seharusnya dibebankan pada departemen produksi. Tetapi kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan dapat mengungkapkan penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi.

1. Total Variansi Overhead Tetap
Dimana merupakan perbedaan antara overhead tetap actual dan overhead tetap yang dibebankan
Overhead tetap yang dibebankan = tariff standar overhead tetap X jam standar

2. Variansi Volume Overhead Tetap
Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output sesungguhnya dari output yang digunakan di awal tahun, untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.
Variansi volume = Overhead tetap yang dianggarkan – overhead tetap yang dibebankan
Oleh karena itu, variansi volume dapat diartikan sebagai pengukur penggunaan kapasitas.

3. Tanggung Jawab pada Variansi Volume Overhead Tetap
Dengan mengasumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat bahwa tanggung jawab umum atas variasi ini seharusnya dibebankan pada departemen produksi. Tetapi, kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan dapat mengungkapkan penyebabnya adalah faktor di luar kendali  produksi


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Business

Popular

Arsip Blog

Recent Posts