MANEJEMEN STRATEGI
A. Pengertian/Teori Evolusi Manajemen Strategi
Sebelum melangkah lebih jauh
tentang seberapa jauh peran manajemen stratejik dalam pengembangan organisasi,
kita akan menyimak dulu pengertian dari manajemen stratejik itu sendiri, berikut
beberapa ahli yang memberikan gambaran atau teori tentang manajemen stratejik
itu sendiri.
Barney, 2007:27 Manajemen
strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan
penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya
yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.
Grant, 2008:10 Strategi juga
dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber
daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata
lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi
strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Michael A. Hitt & R. Duane
Ireland & Robert E. Hoslisson (2006,XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya.
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya.
David
2005:5 Seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan and
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai
obyektifnya. Hunger dan Wheelen 2006:4 Serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi
di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis terletak dalam memadukan
manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasi.Manajemen strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh
karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian
sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami.Komunikasi merupakan
kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat
dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
2. Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan
misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari
luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan
alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk
diadopsi.
3. Penerapan strategi meliputi penentuan
sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan rganisasi, memotovasi anggota
dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat
diimplementasikan.
4. Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup
usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan
strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan organisasi serta mengambil
langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
5. Manajemen Strategik memfokuskan pada
penyatuan/ penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan,
keuangan/ akuntansi, operasional/ produksi dari sebuah organisasi.
B. Peran Manajemen Strategi
Untuk meraih segala cita-cita
atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau perusahaan maka
penerapan manajemen stratejik justru sangat dibutuhkan guna apa yang diinginkan
bersama dapat kit capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen stratejik ketika
diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada
dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik
mungkin.Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap
organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntunga
yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang tepat
sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan
seefektif dan seefisen mungkin.
Persaingan yang memunculkan
daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar (standar dan
benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa)
yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing
organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang
dicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang
ting-gi dan pelayanan yang baik.
Esensi Manajemen Strategik
dalam pengembangan daya saing organisasi, baik bersifat nirlaba maupun
ber-orientasi laba dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :
1. Pertumbuhan dan Keberlanjutan
Hal ini dicirikan oleh adanya
kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya berdampak pada peningkatan
kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut di-dapatkan dari kerjasama antar
individu yang mampu mewujudkan sinergi perkembangan organisasi sesuai siklus
organisasi (pengenalan, pertumbuhan, kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi
penurunan, tetap dan naik kembali) ditinjau dari faktor internal maupun
eksternal yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan, baik fundamental,
incremental dan radikal dari nilai-nilai keinginan konsumen, serta persaingan
yang ketat dalam kondisi yang mengandung ketidak-pastian dan penuh risiko.
2. Berpikir Strategik
Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya
faktor waktu (lalu, kini dan esok), proses kontinu (siklus) dan iteratif
(sekuens pembelajaran) dalam mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke
depan yang berbasis pada pemetaan kemampuan (superior-tas) yang dimiliki
(sumber daya seperti SDA, SDM dan SDB) dengan secara komprehensif
memperhati-kan faktor-faktor makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan
sosial budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi dalam menuju daya saing
secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan
oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam mengelola perubahan menurut
peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan fase-fase berikut :
pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan
status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya didukung oleh konsep-konsep
stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup produk dan SWOT), modern (BCG/Shell,
A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif (PRECOM) yang dalam
implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an dimensinya (2-5) atau tema
tertentunya.
3. Manajemen Strategik
Manajemen Strategik dalam
implementasinya ditentukan oleh tahapan identifikasi lingkungan (internal dan
eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi, pemantauan dan evaluasi
strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan yang terdiri dari
analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya, kapabilitas
dan kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai
SWOT ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi) untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas maupun spesifik, seperti:
1. Masuknya pendatang baru (skala ekonomi,
diferensiasi produk, persyaratan modal, biaya peralih-an pemasok, akses
ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;
2. Ancaman produk peng-ganti (biaya/harga)
3. Kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas,
mutu dan ketersediaan)
4. kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi,
integrasi dan keunikan).
Dalam proses manajemen
strategik diperlukan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan penetapan visi
(jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan (target/standar) sebagai
jawaban terhadap pencanangan strategi yang telah disusun menurut tingkatannya
(korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan pada muatan, konsis-tensi dan
keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses pengambilan keputusan
organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal ini, struktur organisasi dengan
berbagai bentuknya (sederhana, fungsional, divisional, matriks, unit bisnis
strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan dari kebijakan yang dibuat.
C. Manfaat Manajemen
Strategi
Dengan menggunakan manajemen
strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap
masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan,
maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara
strategik.
Pemecahan masalah dengan
menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari
suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka
menerapkan manajemen strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan
dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada
perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif
suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi
kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi dalam
pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan
dikurang.
D. Langkah Dalam Pengembangan
Organisasi.
Langkah Pertama manajemen perlu
secara detail mengindentifikasi aktifitas yang perlu dikerjakan baik langsung
maupun tidak langsung sejak disusunnya proposal kegiatan (TOR), pengujian dan
penilaian, proses perencana-an program dan kegiatan, implementasi, pengendalian
dan pe-ngawasan.
Langkah Kedua yang perlu
dilakukan untuk menganalisis profil/postur organisasi adalah mencari
keterkaitan (lingkage) dari berbagai aktifitas rantai kegiatan tersebut, baik
antar aktifitas pokok (fungsi utama) dan aktifitas penunjang (fungsi
pelayanan).
Langkah Ketiga yaitu mencoba
mencari sinergi potensial yang mungkin dapat ditemukan diantara output yang
dihasilkan oleh setiap aktifitas yang dimiliki oleh organisasi.
E. Tahap-tahap Dalam
Manajemen Strategis.
Manajemen strategi merupakan
sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari
kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman
eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi
tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis
apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi,
apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau
membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan
pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada
produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu
tertentu.
Strategi menetapkan keunggulan
bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi, keputusan strategis
mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada
suatu organisasi. Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan
obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan.Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung
strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi
dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.Implementasi
strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis.Strategi
implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi
yang dirumuskan menjadi tindakan.Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam
manajemen strategis.Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu
tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh
informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena
faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2. Mengukur prestasi,
3. mengambil tindakan korektif. Aktivitas
perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki
dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan
fungsional.
F. Pentingnya manajemen strategi
bagi perusahaan.
Beberapa alasan utama tentang
pentingnya peranan strategi manajemen bagi perusahaan atau organisasi, yaitu:
1. Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu perusahaan atau organisasi
beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan atau organisasi
menjadi lebih aktif.
4. Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu
perusahaan atau organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
6. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama
dapat dikurangi.
7. Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi
akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
8. Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi
kemampuan perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencegah munculnya masalah
di masa mendatang.
Dengan manajemen strategi
diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola sehingga strategi dapat
diimplementasikan untuk mewarnai dan mengintegrasikan semua keputusan dan
tindakan dalam organisasi rincian. Tahapan kegiatan untuk menjalankan strategi
adalah sebagai berikut:
1. Perumusan strategi
Perumusan strategi adalah proses memilih
tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil
keputusan untuk menetapkan strategi seolah-olah merupakan konsekuensi mulai
dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya program.
2. Perencanaan tindakan.
Langkah pertama untuk
mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah pembuat perencanaan
strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana
membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan
anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi, misi, gool) dan strategi
yang telah ditetapkan organisasi.
3. Implementasi.
Untuk menjamin keberhasilan
strategi yang telah berhasil dirumuskan harus diwujudkan dalam tindakan
implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi yang lain harus
sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan struktur budaya organisasi,
kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia. Karena strategi
diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, maka implementasi
yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan.Sehingga jika
diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.
G. Manfaat dan Resiko Manajemen
Strategi
a. Manfaat
Dengan menggunakan manajemen
strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis
di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran
manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan
menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun
dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka
menerapkan manajemen strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan
dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada
perubahan-perubahan yang terjadi
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif
suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi
kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi dalam
pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi
8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama
dapat dikurangi
b. Resiko
Keterlibatan para manajer dalam
proses perencanaan strategik akan menimbulkan beberapa resiko yang perlu
diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen strategik, yaitu:
1. Waktu yang digunakan para manajer dalam proses
manajemen strategik mungkin mempunyai pengaruh negatif pada tanggung
jawab operasional.
2. Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan
secara langsung dalam penerapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab
pribadi untuk keputusan-keputusan yang diambil dalam proses perencanaan.
3. Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang
berpartisipasi dalam penerapan strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan
harapan mereka.
Proses manajemen strategis
dapat diuraikan sebagai pendekatan yang obyektif, logis, sistematis untuk
membuat keputusan besar dalam suatu organisasi. Proses ini berusaha untuk
mengorganisasikan informasi kualitatif dan kuantitatif dengan cara yang
memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi yang tidak menentu.
Berdasarkan pada pengalaman, penilaian, dan perasaan, intuisi penting untuk
membuat keputusan strategis yang baik.Intuisi terutama bermamfaat untuk membuat
keputusan dalam situasi yang amat tidak menentu atau sedikit preseden.
Proses manajemen strategis
didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya terus-menerus memonitor
peristiwa dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga melaukan perubahan
tepat waktu. Teknologi informasi dan globalisasi adalah perubahan eksternal
yang mengubah bisnis dan masyarakat dewasa ini. Arus informasi yang cepat
menghilangkan batas negara sehingga orang dari seluruh dunia dapat melihat
sendiri bagaimana cara hidup orang lain. Dunia menjadi tanpa perbatasan dengan
warga Negara global, pesaing global, pelanggan global, pemasok global, dan distributor
global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar