PENYUSUNAN ANGGARAN
BERBASIS AKTIVITAS
Manajemen Berbasis
Aktivitas
Manajemen berbasis
aktivitas (activity based manajemen) adalah sistem disiplin
yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas atau agar dapat dilakukan
perbaikan yang berkesinambungan, baik pada nilai yang diterima oleh pelanggan
maupun laba yang diperoleh dengan memberikan nilai tersebut. Manajemen berbasis
aktivitas terdiri atas analisis pemacu biaya, analisis aktivitas, analisis
kinerja. Manajemen berbasis aktivitas menggunakan penghargapokokan berbasis
aktivitas sebagai sumber utama untuk data dan informasi (Gary Cokins, Alan
Stratton, dan Jack Helbing, 1996;6)
Manajemen berbasis aktivitas merupakan pendekatan terpadu dan menyeluruh yang
membuat perhatian manajemen berpusat pada aktivitas yang dilakukan dengan
tujuan meningkatkan nilai pelanggan dan laba yang diperoleh karena memberikan
nilai tersebut. Manajemen berbasis aktivitas meliputi analisis penghargapokokan
produk dan analisis nilai proses. Jadi, model manajemen berbasis aktivitas
memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya/harga pokok dan dimensi proses.
Analisis Penghargapokokan
Produk
Gary Cokins, Alan
Stratton, dan Jack Helbing, (1996;6) mengemukakan bahwa metode penghargapokokan
berbasis aktivitas (activity based costing-ABC) adalah metode untuk
mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek
biaya, membebankan biaya aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya,
dan membebankan biaya pada objek biaya (seperti produk atau pelanggan)
berdasarkan besarnya pemakaian aktivitas, serta mengenali hubungan sebab akibat
(kausal) antara pemacu biaya dengan aktivitas.
Selanjutnya Gary Cokins dkk (1996:7) mengemukakan bahwa metode penghargapokokan
berbasis aktivitas memasukkan juga biaya yang biasanya tidak termasuk sebagai
bagian dari nilai sediaan, seperti biaya penjualan dan distribusi..
Ada tiga hal yang memungkinkan metode penghargapokokan berbasis aktivitas
digunakan:
1) Biaya berbasis non-unit
merupakan presentase signifikan dari biaya overhead pabrik.
2) Berbagai produk
menggunakan semua aktivitas dengan rasio konsumsi yang berbeda.
3) Perusahaan produknya
heterogen (spesifikasi produk beda) atau diversifikasi produk tinggi.
Sumber Daya
Sumber daya digolongkan
menjadi dua kelompok: (1) sumber
daya pekerja (employee resource) adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membayar jasa pekerja yang menghasilkan produk, seperti gaji
dan upah, bonus, insentif, dan tunjangan. (2) sumber daya beban (expense resource) adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menghasilkan produk selain sumber daya pekerja, seperti biaya
bahan baku, biaya asuransi, biaya depresiasi, dan lain-lain.
Pemacu Sumber Daya
Pemacu sumber daya (resource
driver) adalah
sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya konsumsi sumber daya oleh aktivitas.
Pemacu sumber daya merupakan dasar yang digunakan untuk membebankan sumber daya
aktivitas yang memanfaatkan sumber daya tersebut. Pemacu sumber daya contohnya
jam kerja, kwh, meter persegi. Semakin banyak sumber daya yang dikonsumsi maka
semakin besar biaya gaji dan upah. Biaya sumber daya terdiri atas tenaga kerja,
komputer, teknologi, peralatan, mesin, pasokan dan faktor produksi yang lain.
Peralatan mesin merupakan sumber daya kapasitas (capacity resource) yang diperoleh melalui investasi yang
digunakan beberapa tahun untuk menghasilkan produk dan dibebankan ke objek
biaya sepanjang umur ekonomis unvestasi tersebut. Sumber daya kapasitas
termasuk bagian dari sumber daya beban. Sumber daya kapasitas ini untuk
merencanakan pemanfaatannya melalui pembagian aktivitas (activity sharing). Dalam proses menyusun anggaran pemacu
sumber daya untuk memperkirakan konsumsi sumber daya oleh setiap
aktivitas yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran untuk menghasilkan objek
biaya.Sangat bermanfaat bagi karyawan dalam
merencanakan pengurangan biaya melalui manajemen berbasis aktivitas.
Penghargapokokan Target
Dalam penyusunan anggaran berbasis aktivitas (activity
based budgeting) sebelum
melakukan tahap analisis aktivitas (activity
analysis) terlebih
dahulu melakyukan penghargapokokan target. Penghargapokokan target menjadi alat
yang sangat berguna untuk menentukan tujuan pengurangan biaya.
Penghargapokokan target (target costing) adalah suatu metode penghargapokokan
produk yang didasarkan pada harga target. Harga target(target
price) adalah
harga yang ditaksir pelanggan bersedia untuk menerimanya atau harga jual yang
diperlukan untuk mendapatkan pangsa pasar yang telah ditentukan.
Dalam manajemen tradisoanal, produsen menentukan harga jual produknya dengan
rumus:
Harga Jual = Harga pokok + Laba memadai diinginkan
|
harga jual produk ditentukan oleh kesediaan
pelanggan untuk membayar, sedagkan produsen bertanggungjawab untuk membuat
produk dengan harga pokok yang mampu menghasilkan laba memadai.
Harga target = Harga pokok target + Laba memadai yang
diinginkan
|
Penggaran berbasis
aktivitas untuk menentukan harga jual perlu menerapkan penghargapokokan target
dengan rumus sebagai berikut:
Harga pokok target adalah
selisih antara harga target dengan laba memadaiper unit yang diinginkan.
Aktivitas
Kegiatan atau aktivitas (activity) adalah keseluruhan
tindakan dalam organisasi yang mengonsumsi sumber daya (tenaga kerja,
peralatan, dan lain-lain) yang berguna bagi manajer untuk tujuan perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan demi memenuhi kebutuhan pelanggan.
Identifikasi Aktivitas
Identifikasi aktivitas mencakup observasi dan mendaftar pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu organisasi pekerjaan atau tindakan yang diambil
menyangkut konsumsi sumber daya. Setelah identifikasi aktivitas kemudian
aktivitas tersebut dicatat dalam dokumen yang disebut sediaan aktivitas. Dalam sediaan aktivitas terdapat
bermacam aktivitas, seperti desain, dan pengembangan produk, pembuatan kartu
tanda, pengepakan produk, persiapan mesin, rancangan rekayasa, pembelian bahan,
pembayaran pemasok, penyediaan utilitas (pemanas listrik, dll) dan penyediaan
ruangan.
Penggolongan Tingkat
Aktivitas
(1) Aktivitas Tingkat
Unit (unit
level activity adalah
aktivitas yang dikonsumsikan oleh produk berdasarkan unit yang dihasilkan dari
aktivitas tersebut.
(2) Aktivitas berkaitan
dengan gugus (batch related activity) atauaktivitas
tingkat gugus (batch level activity) adalah aktivitas yang dikonsumsi oleh
produk berdasarkan jumlah gugus produk yang diproduksi. Gugus (batch) adalah sekelompok
produk yang diproduksi dalam satu kali proses.
(3) Aktivitas penunjang produk (produc sustaining activity) atauaktivitas tingkat produk (produc level activity) adalah aktivitas yang dikonsumsi oleh
produk berdasarkan jenis produk yang dihasilkan dari aktivitas tersebut.
(4) Aktivitas penunjang
fasilitas (facility
sustaining activities) atauaktivitas
tingkat fasilitas adalah aktivitas yang dikonsumsi oleh produk
berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk yang diproduksi.
Pemicu Aktivitas
Pemicu Aktivitas adalah sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya konsumsi
aktivitas oleh objek biaya. Pemacu aktivitas merupakan dasar yang digunakan
untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya yang memanfaatkan aktivitas
tersebut.
Pemacu aktivitas digolongkan
menjadi empat, yaitu:
(1) Pemacu aktivitas tingkat
unit (unit level
activity driver) adalah dasar pembebanan biaya aktivitas ke produk yang
menggunakan jumlah unit produk, jam mesin, dan jam tenaga kerja langsung.
(2) Pemacu aktivitas tingkat gugus (batch-level activity driver) adalah dasar
pembebanan biaya aktivitas ke produk dengan menggunakan jumlah gugus.
(3) Pemacu aktivitas tingkat produk (product-level activity) adalah dasar
pembebanan biaya aktivitas ke produk yang menggunakan konsumsi waktu untuk
mendesain dan mengembangkan produk tersebut.
(4) Pemacu aktivitas tingkat
fasilitas (facility-level activity driver) adalah dasar
pembebanan biaya aktivitas ke produk berdasarkan pemanfaatan fasilitas
Biaya aktivitas
Biaya aktivitas (activity cost) dimanfaatkan untuk
mengukur kinerja karyawan dalam melakukan perbaikan terhadap proses dan untuk
menaksir biaya secara cermat dalam penyusunan anggaran.
Biaya aktivitas
digolongkan menjadi empat, yaitu
(1) Biaya aktivitas tingkat
unit (unit-level activity costs) atau biaya yang
berkaitan dengan unit (unit related cost) adalah biaya yang
dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan, seperti
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energy mesin, biaya bahan
pembantu, biaya komisi penjualan, dan biaya usaha variable lainnya.
(2) Biaya aktivitas berkaitan
dengan gugus (batch-related activity costs)atau Biaya Aktivitas
tingkat gugus (batch-level activity cost) adalah biaya
persiapan (set up cost) untuk pesanan,
seperti biaya inpeksi dan biaya pesanan pembelian.
(3) Biaya aktivitas penunjang
produk (product-sustaining activity) atau biaya
aktivitas tingkat produk (product-level
activity cost) adalah
biaya yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu,
seperti biaya desain produk, biaya desain proses pengolahan produk, biaya
pengujian produk, dan biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dapat
dipasarkan (meliputi biaya iklan, biaya distribusi, dan biaya garansi produk).
(4) Biaya aktivitas penunjang
fasilitas (facility-sustaining activity costs)atau biaya aktivitas tingkat fasilitas (facility-level activity cost) adalah harga yang
berkaitan dengan aktivitas untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki
perusahaan, seperti biaya penyusutan, biaya asuransi dan biaya gaji karyawan
kunci.
Biaya aktivitas tingkat
gugus, biaya aktivitas tingkat produk, dan biaya aktivitas tingkat fasilitas
merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi
dalam setiap pesanan produksi, sehingga disebut biaya yang tidak berkaitan dengan unit (non-unit related cost).
Objek Biaya
Objek biaya (cost
object) adalah
tujuan dikeluarkannya suatu biaya yang diukur dan dibebankan ke setiap pos,
seperti proyek, produk, pelanggan, pelayanan unit organisasi (misalnya Bagian
Pabrik dan Bagian Penjualan) serta aktivitas lainnya.
Biaya langsung atau biaya
tidak langsung berkaitan dengan objek biaya.Biaya
langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan cermat
diletusuri sebagai objek biaya. Biaya
tidak langsung (nondirect cost)adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah
dan cermat dilacak sebagai objek biaya karena penyebab terjadinya biaya lebih
dari satu aktivitas.
Cara Pembebanan Biaya ke
Objek Biaya
Penelusuran Langsung
Penelusuran langsung (direct
tracing) adalah
proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan
secara fisik. Penelusuran Pemacu
Penelusuran pemacu (driver
tracing) adalah
penggunaan pemacu untuk membebankan biaya ke objek biaya. Penelusuran pemacu
menggunakan dua jenis pemacu dalam menelusuri biaya ke objek biaya, yaitu
pemacu sumber daya dan pemacu aktivitas.
Pemacu sumber daya mengukur permintaan sumber daya oleh aktivitas dan digunakan
untuk membebankan biaya sumber daya ke
aktivitas. Pemacu
aktivitas mengukur permintaan aktivitas oleh objek biaya dan digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
Alokasi
Alokasi (allocation) adalah pembebanan
biaya yang bersifat sembarang atau didasarkan pada kemudahan sehingga
menghasilkan pembebanan biaya yang tidak cermat. Contohnya adalah biaya
sumbangan.
Analisis Nilai Proses
Analisis nilai adalah inti dari manajmen berbasis aktivitas dan merupakan dasar
untuk perbaikan berkelanjutan. Dimensi biaya berfungsi sebagai masukan penting bagi
dimensi pengendalian yang disebut dimensi proses. Analisis nilai proses (proses
value analysis) merupakan
dimensi proses atau sisi proses yang memusatkan pada analisis pemacu biaya,
analisis aktivitas, dan analisis kinerja.
Analisis Pemacu Biaya
Analisis pemacu biaya (cost
driver analysis) adalah
usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang merupakan akar penyebab
utama biaya aktivitas.
Pemacu biaya (cost
driver) adalah
unsur yang menyebabkan aktivitas menggunakan sumber daya dalam rangka
melaksanakan pekerjaan, karena merupakan bagian integral dari penghargapokokan
produk. Ukuran pemacu biaya lebih berguna untuk mengukur kinerja karena lebih
menekankan pada unsur penyebab, sedangkan pemacu aktivitas, biasanya lebih
mudah diapakai untuk mengukur kinerja sebagai suatu keluaran.
Terdapat dua faktor yang
harus diperhatikan dalam memilih pemacu biaya, yaitu:
(1) Biaya pengukuran adalah biaya yang
berkaitan dengan pengukuran yang diperlukan dalam metode biaya yang digunakan.
Untuk meminimalkan biaya pengukuran dapat diperoleh dengan cara menggunakan
informasi yang siap sedia (bila ada), bila tidak diperoleh dengan cara membuat
kelompok biaya (cost pool) yang homogen.
(2) Tingkat korelas antara
pemacu biaya dengan konsumsi overhead pabrik sesungguhnya. Sejumlah pemacu
biaya yang potensial antara lain jumlah persiapan (set up), jumlah perpindahan bahan, jumlah unit yang
dikerjakan kembali, jumlah pesanan yang ditempatkan, jumlah pesanan yang
diterima, jumlah inpeksi. Jumlah perubahan jadwal. Jumlah tenaga kerja
langsung, jumlah pemasok, jumlah subperakitan, jumlah transaksi tenaga kerja,
jumlah unit sisa, jumlah komponen, dan jumlah jam mesin.
Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas (activity
analysis) adalah
proses identifikasi, penajabaran, dan evaluasi aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi. Menurut manfaatnya bagi pelanggan, aktivitas dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu: (1). Aktivitas bernilai tambah dan (2) aktivitas tidak bernilai tambah.
1.
Aktivitas Bernilai Tambah
Aktivitas
bernilai tambah (value-added activity) adalah aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan dan mempertahankan bisnis. Aktivitas bernilai tambah
contohnya aktivitas yang diperlukan(required activity) karena keharusan seperti memenuhi
persyaratan pelaporan kepada instansi pajak; aktivitas tersendiri (discretionary activity)adalah aktivitas bernilai
tambah bila secara bersamaan memenuhi tiga kondisi: (1) aktivitas yang
menghasilkan perubahan, (2) perubahan itu tidak dapat dicapai oleh aktivitas
sebelumnya, (3) aktivitas itu memungkinkan aktivitas lainnya dapat dilakukan.
Salah satu
contoh aktivitas tersendiri adalah produksi terali besi. Aktivitas memotong
batang besi meruapakan aktivitas bernilai tambah karena secara bersamaan
memnuhi tiga kondisi, yaitu: (1) menyebabkan perubahan batang besi yang belum
terpotong menjadi terpotong, (2) perubahan itu tidak dapat dicapai oleh aktivitas
sebelumnya, (3) aktivitas memotong batang besi memungkinkan aktivitas las dapat
dilakukan.
Untuk
mengurangi biaya, aktivitas bernilai tambah dikelola melalui:
1. Pemilihan aktivitas
(activity selection) adalah pemilihan diantara sejumlah aktivitas yang
disebabkan strategi persaingan.
2. Pembagian aktivitas
activity sharing peningkatan efisiensi aktivitas yang diperlukan dengan
menggunakan skala ekonomi.
Aktivitas Tidak Bernilai
Tambah
Aktivitas tidak bernilai
tambah (non value-added activity) adalah semua aktivitas
selain, yang secara mutlak penting untuk aktivitas lainnya dalam bisnis atau
biaya yang disebabkan oleh aktivitas tidak bernilai tambah atau kinerja yang
tidak efisien dari aktivitas bernilai tambah. Salah satu contoh aktivitas
pengerjaan ulang memotong batang besi. Untuk
mengurangi biaya, aktivitas tidak bermilai tambah dikelola melalui:
(1) Pengurangan aktivitas (activity reduction) adalah penurunan waktu dan sumber
daya yang diperlukan oleh suatu aktivitas
(2) Menghilangkan aktivitas (activity elimination) adalah penghilangan aktivitas yang tidak
bernilai tambah.
Analisis Kinerja
Menilai
seberapa baik aktivitas (kinerja) dilakukan merupakan hal mendasar bagi usaha
manajemen dalam meningkatkan profitabilitas (kemampulabaan). Ukuran kinerja
adalah kriteria penilaian untuk mennetukan efisiensi, efektivitas, dan manfaat,
Ukuran kinerja dapat dalam bentuk keuangan dan non keuangan (seperti efisiensi
daur manufaktur).
Efisiensi daur manufaktur - EDM (manufacturing gele efficiency – MCE) merupakan ukuran yang
menunjukkan aktivitas bermilai tambah yang terdapat dalam suatu aktivitas yang
digunakan perusahaan untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan Efisiensi daur
manufaktur disebut juga dengan ketepatan daur (cycle effectiveness).
EDM = WAKTU PEMROSESAN : WAKTU DAUR HIDUP
|
Waktu daur = Waktu
pemrosesan + waktu pemeriksaan + waktu pemindahan + Waktu
penungguan/penyimpanan
Waktu
pemrosesan adalah
waktu yang diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi sebagai
waktu yang menunjukkan adanya aktivitas bernilai tambah. Waktu pemeriksaan adalah waktu dan sumber daya yang
dikeluarkan untuk menjamin bahwa produk memenuhi spesifikasi yang
diinginkan. Waktu pemindahan adalah waktu dan
sumber daya untuk memindahkan bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi
dari satu departemen ke departemen lain. Waktu
penungguan adalah
aktivitas bahan baku atau produk dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya
untuk menunggu proses lebih lanjut. Waktu
penjadwalanadalah
waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan produk berbeda dapat diproses dan
berapa banyak yang akan diproduksi. Waktu
penyimpanan adalah
waktu dan sumber daya yang digunakan untuk menyimpan produk jadi dan bahan baku
dalam sediaan. Waktu pemeriksaan, waktu pemindahan, waktu penungguan, waktu
penyimpanan, waktu penjadwalan sebagai waktu yang menunjukkan adanya aktivitas tidak bernilai tambah dalam proses
layanan pelanggan.
EDM yang mendekati 100%
menunjukkan semakin efisiennya pemanfaatan sumber daya ke aktivitas bernilai
tambah dalam penyediaan nilai bagi pelanggan. EDM yang rendah menunjukkan
semakin besarnya sumber daya yang dikonsumsi untuk melaksanakan aktivitas tidak
bernilai tambah.
Dasar Penganggaran
Berbasis Aktivitas
Pengertian Pengungguran
Berhasis Aktivitas
Penganggaran
berbasis aktivitas (activity based budgeting) adalah proses
mengembangkan suatu anggaran dengan menggunakan informasi yang diporoleh dari
analisis penghargapokokan berbasis aktivitas. Penganggaran berbasis nol (zero bazed budgeting) adalah anggaran awal untuk setiap aktivitas
dalam suatu organisasi ditetapkan sama dengan nol. Proses anggaran berbasis nol
biasanya merupakan penambahan dan dimulai dengan anggaran pada periode
berjalan.
Pendekatan
tradisional pada penganggaran adalah pendekatan
inkremental.
Penganggaran inkremental dimulai dari anggaran tahun lalu dan menambahkan atau
mengurangi anggaran tenebut sehinggamenggambarkan
perubahan yang dianggarkan untuk tahun mendatang
Muatan
kerja (workload) adalah jumlah unit dari suatu aktivitas
yang dibutuhkan.
Penghargapokokan
Tradisional dan penghargapokokan Berbasis Aktivitas
Metode
penghargapokokan produk terdiri atas metode penghargapokokan berbasis
aktivitas ABC (activity based costing) metode penghargapokokan penuh (full costing-Fc) dan metode penghargapokokan variabel-pv (variabel costing-vc).
Beda Penganggaran
Tradisional dengan Penganggaran Berbasis Aktivitas
Penganggaran
berbasis fungsional (functional based budgeting) dan penganggaran berbasis
sifat (characteristic based budgeting) disebut dengan
penganggaran tradisonal/konvensional (Traditional/convensional
budgeting),
Penganggaran tradisonal menggunakan metode penghargapokokan penuh (full costing) dan metode penghargapokokan variabel, sedangkan
penganggaran berbasis aktivitas menggunakan metode penghargapokokan berbasis
aktivitas, Adapun beda penganggaran tradisional dengan penganggaran berbasis
aktivitas antara lain:
1. Dalam penganggaran
tradisional perusahaan memperlakukan aktivitas pemasok dan pelanggannya
berdasarkan kondisi yang telah ditentukan dalam anggaran (tidak secara formal
mempertimbangkan pemasok dan pelanggan dalam penganggaran). Penganggaran
berbasis aktivitas melakukan koordinasi dengan pemasok dan mempertimbangkan kebutuhan
pelanggan dalam proses penganggaran
2. Penganggaran tradisional
berfokus pada meminimalkan selisih dan memaksimalkan tanggung jawab kinerja
manajer. Penganggaran berbasis aktivitas berfokus pada mengoordinasikan dan
meyelaraskan aktivitas penasahaan secara keseluruhan untuk melayani pelanggan.
3. Penganggaran tradisional
(fungsional) bertujuan menjalankan bagian dari sistem yang ada dan menyediakan
tolak ukur untuk pengendalian pelaksanaan pekerjaan fungsi, Penganggaran
berbasis aktivitas bertujuan melakukan perbaikan terhadap sistem (bukan hanya
bagian dari sistem) dan meraih peluang bisnis, bukan sekedar penyelesaian
masalah bisnis yang dihadapi.
4. Penganggaran tradisional
bertujuan melalui alokasi sumber daya berdasarkan ramalan jualan (sales forecast) untuk memenuhi keperluan fungsi.
Penganggaran berbasis aktivitas pada pengerahan dan pengarahan seluruh
aktivitas ke penciptaan nilai untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Secara umum, aktivitas
perusahaan untuk menciptakan nilai pelanggan terbagi menjadi empat golongan,
yaitu:
1. Aktivitas hasil
pengolahan (result producing activiy) adalah aktivitas yang
secara langsung berkaitan dengan penyediaan produk dan jasa bagi pelanggan luar
(contohnya aktivitas fungsi penjualan).
2. Aktivitas hasil
pengkontribusian (result contributing activity) adalah aktivitas yang
memberikan dukungan secara langsung kepada aktivitas hasil pengolahan dalam
penyediaan produk dan jasa bagi pelanggan (contohnya aktivitas fungsi produksi)
3. Aktivitas sokongan (support activities) adalah aktivitas pusat jasa yang
menyediakan layanan bagi aktivitas hasil pengolahan dan aktivitas hasil
pengkontribusian (contohnya aktivitas fungsi keuangan dan akunting).
4. Aktivitas kebersihan dan kerumahtanggaan
(hygiene and housekeeping activity) adalah aktivitas pusat
jasa yang menyediakan layanan kebersihan dan kerumahtanggan bagi aktivitas
hasil pengolahan, aktivitas hasil pengontribusian, dan aktivitassokongan.
(contohnya aktivitas kebersihan dan konsumsi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar