FUNGSI ANGGARAN
A. FUNGSI ANGGARAN
Anggaran hanya alat,
bagaimanapun baiknya suatu alat, bagaimanapun baiknya suatu anggaran, tidak
akan berfungsi dengan baik bila manusia yang menggunakan alat tersebut tidak
dapat menggunakannya dengan baik.
Anggaran memiliki fungsi yang
sama dengan manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan. Hal ini disebabkan anggaran mempunyai fungsi sebagai alat manajemen
dalam melaksanakan fungsinya. Proses dari fungsi manajemen dapat digambarkan
seperti Gambar 1.1
Gam bar 1.1
Proses Manajemen
Pada Gambar 1.1 tampak fungsi manajemen
dimulai dari fungsi perencanaan (planning),kemudian diadakan
pelaksanaan (actuating) dan perencanaan memberikan proses
umpan maju dalam pelaksanaan pekerjaan sehari -hari, setelah dilakukan pelaksanaan, barulah
diadakan pengawasan (controlling), dan pengawasan memberikan
proses umpan balik dalam
perencanaan, artinya pengawasan melakukan
evaluasi dengan cara membandingkan rencana dengan realisasi, apakah pekerjaan
sudah dilaksanakan sesuai rencana.
1. Perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memperhatikan
hubungan (kaitan) anggaran yang satu dengan anggaran yang lain, misalnya antara
anggaran beban distribusi barang yang dijual dengan anggaran barang yang
dijual, apakah peningkatan anggaran beban distribusi diikuti dengan peningkatan
anggaran barang yang dijual (anggaran jualan).
Aspek lain yang penting dari
perencanaan dengan menggunakan anggaran adalah perencanaan dana yang
tersedia seefisien mungkin. Semua belanja
memerlukan dana (uang), dan dana adalah sumber daya yang langka, sudah menjadi
kebiasaan bahwa seringkali keperluan dana melebihi dana yang tersedia. Oleh
karena itu, para penyusun anggaran harus memperhitungkan berbagai
kemungkinan belanja dana yang ada, dan menentukan kemungkinan mana yang paling
menguntungkan bagi perusahaan. Jadi, salah satu fungsi anggaran adalah
menentukan rencana belanja dan sumber dana yang ada seefisien mungkin.
Anggaran merupakan alat
perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan
gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.
Misalnya laba tahun 2016
direncanakan setinggi-tingginya. Rencana yang dirumuskan dengan kata
"setinggi-tingginya" tidak jelas maksudnya, karena laba setinggi
-tingginya bagi perusahaan yang satu tidak sama dengan perusahaan yang lain.
Dalam anggaran, rencana laba setinggi-tingginya dirumuskan secara teliti dan
nyata, yaitu dinyatakan secara kuantitatif. Misalnya laba tahun 2016 yang harus
dicapai Perusahaan Kecap Sehat direncanakan setinggi-tingginya Rp 2.835.872,00.
2. Pelaksanaan
Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat
persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan).
Pekerjaan disetujui,
dilaksanakan bila ada anggarannya, bila tidak menyimpang dari anggaran. Beli
kendaraan tidak akan disetujui bila tidak ada anggarannya, beli bahan lebih
mahal daripada anggaran juga tidak akan disetujui, sebab semua itu akan
mengganggu keuangan perusahaan bila disetujui. Anggaran merupakan pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras
dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan
(koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti : Bagian Pemasaran, Bagian Umum,
Bagian Produksi, dan Bagian Keuangan.
Contoh:
Untuk mencapai laba tahun 2016 sebesar
Rp2.835.872,00 misalnya Bagian Pemasaran harus menjual pada tahun 2016:
Kecap sedang 12.000 botol @
Rp533,33
= Rp 6.400.000,00
Kecap manis 24.000 botol @
Rp650,00
= Rp15.600.000,00
Kecap asin 18.000
botol @
Rp533,33
= Rp 9.600.000,00
Jumlah
54.000 botol
= Rp31.600.000,00
Bagian Produksi pada tahun 2016 harus
memproduksi;
Kecap sedang
sebanyak
12.020 botol
Kecap manis
sebanyak
23.985 botol
Kecap asin sebanyak
18.010
botol
Jumlah
54.015 botol
Bagian Keuangan harus menyediakan dana pada
tahun 2016, triwulan:
I
= Rp 4.287.991,00
II
= Rp 7.191.279,00
III
= Rp 7.011.271,00
IV = Rp
7.840.723,00
Jumlah
= Rp26.331.264,00
Bagian Umum pada tahun 2016 harus menyediakan
tenaga kerja yang diperlukan:
Tenaga produksi
20 orang
Tenaga pemasaran
100 orang
Tenaga lainnya
15 orang
Jumlah
135
orang
Bila salah satu bagian (departemen) saja tidak
dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan maka bagian lain juga
tidak dapat melaksanakan tugasnya sesuai rencana. Dengan demikian tiap bagian
harus melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah, terkoordinir sesuai dengan
yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.
3. Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan
berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:
a. memperbandingkan
realisasi dengan rencana ( anggaran)
b. melakukan
tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang
merugikan).
Misalnya jualan kecap manis yang dianggarkan
tahun 2016 sebanyak 24.000 botol Rp 650,00 = Rp 15.600.000,00, namun
dalam realisasinya hanya terjual 20.000 botol @ Rp
650,00 = Rp13.000.000,00. Sekalipun harga jual per botol sama dengan
anggaran yaitu Rp 650,00, namun karena unit yang terjual di bawah dari yang
dianggarkan yaitu hanya 20.000 botol sedangkan yang dianggarkan 24.000 botol
maka akibatnya jumlah jualan tahun 2016 yang dapat direalisasi hanya Rp
13.000.000,00, yaitu di bawah dari yang dianggarkan sebesar Rp15.600.000,00.
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut diadakan perbaikan. Bila tidak
tercapainya jualan tersebut disebabkan kurang aktifnya Bagian Penjualan, maka
usaha perbaikan yang dapat dilakukan adalah memotivasi (merangsang) Bagian
Penjualan, misalnya dengan cara memberi komisi atau bonus.
Komisi diberikan dalam
persentase tertentu dari barang. Yang dijual, misalkan seorang pegawai mampu
menjual Rp1.000.000,00 dan komisi 10% dari barang yang dijual, berarti komisi
yang diterima pegawai terse but 10% x Rp 1.000.000,00 = Rp
100.000,00.
Bonus diberikan kepada bagian
penjualan maupun bagian produksi sebagai hadiah karena mencapai target
tertentu. Bonus diberikan kepadabagian produksi, karena bagian produksi mampu
menyediakan barang yang diberikan untuk dijual pada tingkat tertentu.
Anggaran sebagai alat
pengawasan dipakai sebagai pegangan oleh manajer yang bertanggung jawab
menjalankan operasi untuk mengadakan penilaian dari hasil yang dicapainya.
Dapatan (revenues) sesungguhnya yang diperoleh maupun
beban (expenses) sesungguhnya yang dikorbankan dapat dinilai
baik atau jelek bila dihubungkan dengan data yang telah dianggarkan, dan juga
bila dihubungkan dengan perubahan kondisi sejak anggaran disusun.
B. MACAM-MACAM ANGGARAN
Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa
sudut pandangan berikut ini :
1. Dari
segi dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran
variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas
(aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu serf anggaran yang dapat
disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Misalnya anggaran
jualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1.000 unit. Anggaran variabel
disebut juga dengan anggaran fleksibel.
b. Anggaran
tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas
tertentu. Misalnya jualan direncanakan 1.000 unit, dengan demikian anggaran
lainnya-dibuat berdasarkan anggaran jualan 1.000 unit. Anggaran tetap disebut
juga dengan anggaran static.
2. Dari
segi cara penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran
periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada
umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran
b. Anggaran
kontinu, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang
pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan peruraikan sehingga anggaran yang dibuat
dalam setahun mengalami perubahan.
3. Dari
segi jangka waktunya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran
jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka
waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja
merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran
jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka
waktu lebih dari satu tahun Anggaran untuk keperluan investasi barang modal
merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget).
Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka
panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Dari
segi bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut "anggaran induk (master
budget)". Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana
keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar
tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran
triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
a. Anggaran
operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran rugi-laba. Anggaran
operasional antara lain terdiri dari: anggaran jualan, anggaran biaya pabrik,
anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung. anggaran biaya
overhead pabrik, anggaran beban usaha, dan anggaran rugi-laba.
b. Anggaran
keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan,
antara lain terdiri dari: anggaran kas, anggaran putang, anggaran sediaan,
anggaran utang, dan anggaran neraca.
Hubungan anggaran operasional
dengan anggaran keuangan dapat dijelaskan dengan Gambar 1.2
Keterangan:
Cetak miring = anggaran keuangan
Cetak tegak = anggaran operasional
Gambar 1.2
Hubungan Anggaran Operasional dengan Anggaran
Keuangan
Dari Gamhar 1.2 dapat dijelaskan proses hubungan anggaran operasional dengan anggaran keuangan sehagai berikut.
1. Anggaran
Jualan dibuat berdasarkan Ramalan Jualan.
2. Anggaran
Beban Usaha (Anggaran Beban Penjualan) dibuat
berdasarkan Anggaran Jualan.
3. Anggaran Piutang dibuat berdasarkan Anggaran Jualan.
4. Anggaran Produk dibuat berdasarkan Anggaran Jualan dan Anggaran Sediaan.
5. Anggaran Biaya Bahan Baku,
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung, Anggaran
6. Biaya Overhead Pabrik dibuat
berdasarkan Anggaran Produk.
7. Anggaran Rugi-Laba dibuat
berdasarkan Anggaran Jualan, Anggaran Beban
8. Usaha, Anggaran Biaya Bahan
Baku, Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Anggaran Biaya Overhead Pabrik.
9. Anggaran Cadangan Depresiasi
Aktiva Tetap dibuat berdasarkan Anggaran Beban Usaha, dan Anggaran Biaya
Overhead Pabrik.
10. Anggaran Utang dibuat
berdasarkan Anggaran Biaya Bahan Baku, Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan
Anggaran Biaya Overhead Pabrik.
11. Anggaran Modal Sendiri dibuat
berdasarkan Anggaran Rugi-Laba.
12. Anggaran Kas metode langsung
dibuat berdasarkan Anggaran Utang, Anggaran Piutang, Anggaran Jualan, Anggaran
Beban Usaha, Anggaran Biaya Bahan Baku, Anggaran Tenaga Kerja Langsung, dan
Anggaran Biaya Overhead Pabrik. Anggaran kas metode tidak langsung dibuat
berdasarkan anggaran rugi-laba dan neraca.
13. Anggaran Neraca dibuat
berdasarkan Anggaran Kas, Anggaran Piutang, Anggaran Sediaan, Anggaran Cadangan
Depresiasi Aktiva Tetap, dan Anggaran Modal Sendiri.
1. Dari segi kemampuan menyusun, anggaran
terdiri dari:
a. Anggaran
komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang
disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran
operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran
parsial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran
yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan
kemampuan maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.
2. Dari segi fungsinya, anggaran terdiri
dari:
a. Anggaran apropriasi
(appropriation budget), adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan
tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya hasil menjual
barang X sebesar Rp100.000,00 dianggarkan untuk melunasi utang usaha sebagai
akibat membeli barang X secara kredit sebesar Rp 1.00.000,00.
Dengan demikian hasil menjual barang X sebesar
Rp100.000,00 tidak boleh dianggarkan untuk membayar gaji atau keperluan
lainnya, selain untuk melunasi utang usaha tersebut.
b. Anggaran kinerja
(performance budget), adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan
yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya untuk menilai apakah
biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui
batas. Contoh: biaya bahan baku (BBB) dianggarkan bulan ini sebesar
Rp20.000,00, kemudian dalam pelaksanaannya apakah biaya bahan baku bulan ini
tidak melebihi Rp20.000,00, bila melebihi Rp20.000,00, sedangkan tingkat
produksi tidak berubah dan hal-hal lain juga tidak berubah. Berarti biaya bahan
baku tersebut tidak efisien.
3. Dari
segi metode penentuan harga pokok produk anggaran terdiri atas:
a. Anggaran
tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional(conventional
budget), terdiri atas anggaran berdasar fungsional (junctional
based budget) dan anggaran berdasar sifat (characteristic
based budget). Anggaran berdasar fungsional dibuat menggunakan metode
penentuan harga pokok penuh (full costing), sedangkan anggaran
berdasar sifat dibuat menggunakan metode penentuan harga pokok varia bel
(variable costing). Anggaran berdasar fungsional dapat digunakan untuk menyusun
anggaran induk atau anggaran tetap, tetapi tidak dapat digunakan untuk menyusun
anggaran variabel. Anggaran berdasar sifat biasanya digunakan untuk menyusun
anggaran variabel, tetapi bisa juga digunakan untuk menyusun anggaran induk.
b. Anggaran
berdasar kegiatan (activity based budget) dibuat menggunakan
metode penentuan harga pokok berdasar kegiatan (activity based
costing). Anggaran ini dapat digunakan untuk menyusun anggaran
variabel dart anggaran induk. Penganggaran tradisional (traditional
budgeting) dan penganggaran berdasar kegiatan (activity based
budgeting) dapat dijelaskan dengan Gambar 1.3
Gambar 1. 3
Penganggaran Tradisional dan Penganggaran
Berdasar Kegiatan
Penganggaran berdasar fungsional dan
penganggaran berdasar sifat keduanya termasuk penganggaran tradisional.
Ditinjau dari kepentingan manajemen (internal) tampak pada Gambar 1.3 arus
panah penganggaran berdasar sifat lebih maju dibandingkan
dengan penganggaran berdasar fungsional, dan lebih maju lagi penganggaran
berdasar kegiatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar