BAB 8 Desentralisasi Dan Pertanggungjawaban

KONTEN 8
2.1 Desentralisasi Dan Pertanggungjawaban
Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis- garis pertangjawaban. System akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah system yang mengukur berbagai hasil yng dicapai manajer untuk mengoprasikan pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibituhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.
Perusahaan yang memiliki berbagai pusat pertanngungjawaban biasanya memilih salah satu dari 2 pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan beragam yaitu tersentralisasi dan terdesentralisasi.
2.1.1 Alasan- Alasan Untuk Melakukan Desentralisasi
Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai alas an, diantaranya kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi local, memufokuskan manajemen ppusat, melatih dan memotivasi para manajer segmen, meningkatkan daya saing serta membuka segmen-segmen ke berbagai kekuatan pasar.
2.1.2 Divisi-Divisi Perusahaan Yang Terdesentralisasi
Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi. Sebagai contoh, divisi– divisi PepsiCo mencakup frito lay, gatrode, Quaqer dan Tropicana, serta divisi minuman lainnya.
Divisi-divisi juga dapat diciptakan menurut garis geografis. Sebagai contoh , UAL, Inc (induk perusahaan united airlanes) memiliki sejumlah divisi regional : Asia/Pasifik, Karibia, Eropa, Amerika Latin, Dan Amerka Utara. Cara ketiga untuk membedakan divisi adalah berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberika kepada manajer divisi. Pusat pertanggungjawaban (responsibility center) merupakan suatu segmen bisnis yang nanajernya bertanggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu. Hasil-hasil dari setiap pusat pertanggungjawaban bias diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Berikut jenis utama pusat pertanggungjawaban :
1.      Pusat biaya (cost center)           : Manajemen bertanggung jawab hanya terhadap biaya
2.      Pusat pendapatan (revenue center) : Manajernya bertanggungjawab hanya terhadap penjualanya
3.      Pusat laba ( Profit Center ) : Manajernya bertanngung jawab terhadap penjualan dan biaya
4.      Pusat investasi (investment center) : Manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan, biaya, investasi modal.           
2.2  Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan Laporan Laba Rugi Variabel dan Absorpsi
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Akan tetapi, laporan laba rugi perusahaan secara keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab itu, mengembangkan laporan laba-rugi segmen untuk setiap pusat laba adalah suatu hal yang penting. Dua metode perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu berdasarkan perhitungan biaya variable dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi.
Perhitungan biaya variable (variable costing), yang juga disebut perhitungan biaya langsung (direct costing), hanya membebankan biaya manufaktur variable ke produk; biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variable. Overhead tetap diperlukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk.
Perhitungan biaya absorpsi  (absorption costing) membebanka semua biaya manufaktur pada produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menetukan biaya produk. Menurut metode ini, overhead dibebankan pada produk melalui penggunaan tarif overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu dan tidak dibebnakan sampai produk terjual.
2.2.1 Hubungan Antara Produksi, Penjualan Dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya varibael dan laba menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diperoduksi, maka laba menurut perhitungan biaya variable akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan absorpsi
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan pada laba yang dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya absorpsi seperti juga perhitungan biaya variable akan mengakui total overhead tetap periode tersebut sebagai beban.
2.2.2 Perlakuan Biaya Tetap Pada Perhitungan Biaya Absorpsi
Perbedaan antara perhitungan biaya absorsi dan variabel terletak pada pengakuan beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi.

2.2.3 Mengevaluasi Manajer Pusat Laba
Secara umum jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal hal berikut ini :
1.      Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya, sementara faktor faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.
2.      Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya, sementara faktor faktor lainnya tetap maka laba akan menurun.
3.      Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu period eke periode berikutnya, sementara faktor faktor lainnya tetap maka laba akan tidak berubah.

2.2.4 Laba Rugi Segmen Dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel
Perhitungan biaya variabel berguna dalam menyiapkan laporan laba rugi segmen karena perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variabel dan tetap. Sebuah segmenadalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan kinerja. Segmen bisa berupa divisi, departemen, lini produk, kelompok pelanggan, dan lain lain. Akan tetapi dalam laporan laba rugi segmen, beban tetap dibagi menjadi dua kategori : beban tetap langsung dan beban tetap umum. Pembagian tambahan ini menggaris bawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tak dapat dikendalikan dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Beban tetap langsung : adalah beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri ke semua segmen. Beban ini terkadang disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari atau beban tetap yang dapat ditelusuri. Beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus.

Beban tetap umum : disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara bersamaan. Beban beban ini tetap muncul, bahkan ketika salah satu segmen dihapus .

Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya variabel memiliki satu keistimewaan disamping laporan laba rugi perhitungan biaya variabel yang telah disajikan sebelumnya. Pembagian seluruh beban tetap dalam dua kategori : beban tetap langsung dan beban tetap umum, memberikan informasi tambahan bagi manajer. Pembagian tambahan ini menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

2.3 Pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan ROI

2.3.1 Pengembalian Atas Investasi
Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan menghitung pengembalian atas investasi (return of investment – ROI)  yaitu laba yang diperoleh untuk setiap dollar investasi. ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi. ROI dapat didefinisikan sebagai berikut :


Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung dan peralatan. Gambaran aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai berikut :





2.3.2  Margin Dan Perputaran
Cara kedua menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya dalam margin dan perputaran.



Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Perputaran adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktivasi operasi rata rata.

2.3.3 Keunggulan ROI
Sedikitnya ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI :
a.       ROI mendorong manajer untuk focus pada hubungan antara penjualan, beban dan investasi sebagaimana nyang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
b.      Mendorong manajer untuk focus pada efisiensi biaya.
c.       Mendorong manajer untuk focus pada efisiensi aktiva operasi.

2.3.4 Kelemahan pengukuran ROI
Berikut dua aspek negative ROI yang sering disebutkan :
a.       Mengakibatkan focus sempit pada profitabilitas keseluruhan perusahaan
b.      Mendorong para manajer untuk focus pada kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.

2.4 Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan laba Residu dan Nilai Tambah Ekonomi
2.4.1 Laba Residu
Adalah perbedaan antara laba operasi dan pengambilan dollar minimum yang diisyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.

Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate yang disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari nol. Divisi memperoleh lebih bnayak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle). Jika laba residu kurang dari nol, divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang diminta. Akhirnya, laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi memperoleh tepat sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
2.4.2 Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added)
Cara khusus menghitung laba residu adalah nilai tambah ekonomi. Nilai tambah ekonomi adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan. Pada dasarnya EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama dengan biaya modal aktual dari perusahaan (sebagai ganti dari suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan perusahaan karena alasan lainnya. Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu bentuk satuan dolar, bukan suatu tingkat persentase pengembalian.

2.4.3 Menghitung EVA
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal dikali dengan biaya total modal yang dipakai. Persamaan EVA dinyatakan sebagai berikut.

EVA= laba operasi stlh pajak – ( Persentase biaya modal actual x Total modal yang dipakai)

2.4.4 Aspek Prilaku EVA
Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis prilaku yang sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan penekanan semata – mata pada pendapatan operasi tidaklah mencukupi. Alasan yang mendasarinya adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.

2.4.5 Penetapan Harga Transfer
Pada banyak organisasi yang terdesentralisasi, keluar dari salah satu divisi digunakan sebagai masukan pada divisi lainnya. Hal ini menimbulkan suatu persoalan akuntansi. Nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi yang membeli. Nilai ini atau harga internal disebut harga transfer (transfer price).

2.4.6 Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara Keseluruhan
Ketika satu divisi dari suatu perusahan menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut dan perusahaan secara keseluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang digunakan untuk barang yang ditransfer mempengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual. Artinya , laba kedua divisi tersebut, sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi para manajer mereka, dipengaruhi oleh harga trasnsfer. Karena berpengaruhn terhadap ukuran kinerja berdasarkan laba dari kedua divisi, penetapan harga transfer sering menjadi masalah yang ditanggapi secara sangat emosional.
Meskipun harga transfer actual tidak mempengaruhi perusahaan sebagai satu kesatuan, penetapan harga transfer ternyata mampu mempengaruhi tingkat laba yang dihasilkan perusahan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hokum lainnya yang ditetapkan Negara tempat berbagai divisi beroperasi.
2.4.7 Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada situasi demikian berbagai tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara simultan. Lagi pula, tidak ada divisi yang memperoleh manfaat di atas beban divisi lain. Bila demikian, manajemen pusat tidak akan tertarik untuk melakukan campur tangan.

Jika tersedia, harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer. Karena divisi penjual mampu menjual produknya pada harga pasar, transfer internal pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut merugi. Divisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar mungkin juga tidak akan bersedia membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk barang yang diransfer secara internal.
Apakah kedua divisi akan mentransfer sesuai harga pasar ?  Hal itu tidak akan menjadi masalah karena divisi dan perusahaan akan tetap berjalan dengan baik secara keseluruhan meskipun transfer terjadi secara internal atau tidak. Akan tetapi , jika transfer terjadi , harganya akan sesuai dengan harga pasar.
2.4.8 Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal tersebut bisa terjadi karena produk yang akan ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk. Dalam hal ini, perusahaan bisa menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya.

2.4.9 Harga Transfer yang Dinegosiasikan
Akhirnya, manajer tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjula untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi didalam perusahaan untuk menghindari biaya penjulaan dan distribusi. Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi diantara dua divisi.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Business

Popular

Arsip Blog

Recent Posts