BAB 10 PENGERTIAN, PENILAIAN, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI

PENGERTIAN, PENILAIAN, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI
Bagian A
Pengertian dan Definisi dari Obligasi
Salah satu jenis surat berharga yang dapat memberikan keuntungan bagi mereka para pemegangnya adalah obligasi. Umumnya obligasi diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tambahan modal dari pihak  eksternal  atau pihak luar perusahaan.
Bila kita artikan secara lengakap, maka pengertian obligasi adalah merupakan surat tanda bukti hutang yang dikeluarkan oleh lembaga atau perusahaan yang kekurangan modal. Kemudian surta ini nantinya akan diberikan kepada orang-orang pemberi hutang sebagai sebuah tanda bukti pemberian hutang sekaligus sebagai media untuk mengklaim balas jasa pemberian hutang yang diberikanorang tersebut terhadap perusahaan penerbit obligasi.  Dalam hal ini biasanya penerbit obligasi akan memberikan balas jasa kepada mereka pemegang obligasi dengan sistem bunga yang sudah ditetapkan saat pernerbitan.
Macam-macam Jenis Obligasi yang Ada di Pasar Modal
1.     Obligasi Terdaftar dan Obligasi Atas Unjuk
Pengertian obligasi terdaftar ialah obligasi yang diterbiktan dengan mencantumkan nama pemilik atau nama pemegang obligasi tersebut.
Sedangkan obligasi atas unjuk adalah obligasi yang nama pemiliknya tidak tertulis atau dicantumkan. Sehingganya obligasi ini dapat diperjual belikan kepada orang lain tanpa harus memerlukan kegiatan peresmian atau dokumentasi apapun sebelumnya.
2.     Obligasi Berjangka, Obligasi Serial dan Obligasi Dapat Ditebus
Obligasi berjangka adalah obligasi yang memiliki jangka waktu berlaku, dan ditetapkan dalam satu waktu tertentu.
Obligasi serial adalah obligasi yang jatuh temponya ditetapkan denga cara serial atau berangsur.
Obligasi dapat ditebus adalah obligasi yang dapat ditebus oleh sang penerbit kapanpun penerbit obligasi tersebut ingin menebusnya biasanya hal ini dilakukan selama waktunya belum masuk jatuh tempo.
3.     Obligasi Dijamin dan Obligasi Tak Dijamin
Yang  dimaksud dengan obligasi dijamin adalah obligasi yang diberi jaminan berupa asset perusahaan. Adanya jaminan ini dimaksudkan untuk menjamin pengembalain uang pemegang obligasi apabila perusahan penerbit obligasi sewaktu-waktu mengalami colaps atau bangkrut. Contoh dari obligasi ini adalah obligasi trust, yakni surat obligasi yang dijamin atau memiliki jaminan saham milik perusahaan lain.
Sedangkan obligasi tak dijamin adalah obligasi yang tidak memiliki jaminan sama sekali. Jika dibandingkan dengan model obligasi dijamin, obligasi ini memiliki resiko yang lebih besar atau jauh lebih beresiko bagi para pemegangnya. Namun dalam hal lain obligasi tak dijamin ini biasanya memiliki tingkat pengambilan dan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi dijamin.


4.     Obligasi Konvertibel
Obligasi konvertubel merupakan obligasi yang dapat diganti atau dikonversikan dengan jenis surat berharga lainya setelah surat obligasi tersebut diterbitkan. Kebanyakan dalam prakteknya surat obligasi konveribel diganti atau dikonversikan menjadi saham oleh para pemegang obligasi.
Bagian B

NILAI OBLIGASI
Nilai obligasi dapat berupa nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
1.      Nilai maturiti Obligasi
Jogiyanto (2014, 189) menjelaskan bahwa nilai maturiti (maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo Nilai maturiti ini juga mewakili nilai nominal atau nilai par (par value) atau nilai tampang (face value) dari obligasi. Nilai jatuh tempo biasanya sudah tertentu perusahaan lembarnya, misalnya US $1,000 atau misalnya Rp I juta.
2.      Nilai Pasar Obligasi
Nilai pasar obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar di pasar modal pada saat tertentu. Mi­salnya adalah kutipan nilai-nilai, pasar beberapa obligasi yang tercatat di New York Stock Exchange di surat kabar The Wall Street Journal.
Tabel 1.3 Kutipan Nilai-nilai Pasar Obligasi
Obligasi
Hasil Sekarang
Volume
Nilai Tutup
Perubahan Bersih
ATT 8.80s05
ATT 85/8s07
ATT 85/826
Amoco 9.2s04
9.5
9.6
9.8
9.4
260
284
207
11
923/4
901/4
875/8
971/7
-1/2
-3/4
-7/8
-1/2
Sumber: Jogiyanto,2004:189 (surat kabar The Wall Street Journal)
Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut ini.
a.       Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tam­pak di tabel di atas. Obligasi ini diterbitkan oleh perusa­haan American Telephone & Telegraph (AT&T) dengan membayarkan kupon sebesar 8,80% setahunnya dan dibayar setengah tahunan (diberi kode “s” yang  berarti (semiannually) dan jatuh tempo pada tahun 2005.
b.      Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%. Hasil sekarang(current yield) adalah nilai kupon sekarang dibagi dengan harga pasarnya, yaitu sebesar $88.00/$927.50 atau sebesar 9.5%.
c.       Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak 260 volume obligasi.
d.      Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah sebesar $927.50.
e.       Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau -1/2 poin dari nilai penutupan hari sebelumnya.

3.      Niali Intrinsik Obligasi
Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value) atau nilai sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan nilai sebenarnya dari suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak mungkin dihitung dengan tepat, hanya dapat diperkirakan. Menurut Jogiyanto (2014, 190) nilai intrinsik suatu obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus sebagai berikut ini.



Notasi :
NO*               =  nilai intrinsik dari obligasi.
i                      =  suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
Kt                   =  nilai kupon ke-tdari t=1sampai dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan ilai par obligasi.
NTJTn            =  nilai jatuh tempo obligasi.

Untuk nilai kupon yang konstan, yaitu K1 = K2 = … =Kn =K, maka rumus diatas dapat dituliskan sebagai berikut :



Notasi :
NO*               =  nilai intrinsik dari obligasi.
t                      =  periode waktu ke-tdari t=1sampai dengan n.
i                      =  suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
K                    =  nilai kupon tetap yaitu tingkat suku bunga kupon dilakikan dengan nilai par obligasi.
NTJTn            =  nilai jatuh tempo obligasi.
Obligasi dapat berupa coupon bond (obligasi kupon) dan pure-discount bond (obligasi dengan diskon-murni). Coupon bond (obligasi kupon) adalah obligasi yang membayar kupon. Kupon adalah bunga yang dibayarkan oleh obligasi untuk se­tiap periode tertentu, umumnya tiap setengah tahun atau ta­hunan.
NO* =
Pure-discount bond (obligasi dengan diskon-murni) merupakan obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga obligasi dijual dengan harga diskon. Jika obligasi tidak membayar kupon, maka nilai intrinsik dari obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus :


Notasi :
NO*               =  nilai intrinsik dari obligasi.
i                      =  suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
NTJTn            =  nilai jatuh tempo obligasi. (Jogiyanto, 2014:191)


Bagian C
STRATEGI PENGELOLAAN OBLIGASI
            Menurut Eduardus tendelin (2010;176) Dalam pengelolaan portofolio obligasi ada tiga pendekatan, yaitu pasif, aktif dan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut atau strategi imunisasi. Pemilihan strategi yang akan digunakan sangat tegantung kepada preferensi risiko, pengetahuan tentang pasar obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin dicapai oleh investor.

2.2.1  Strategi Pengelolaan pasif
            Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode yang termasuk kategori pasif berdasar pada asumsi bahwa pasar obligasi berbentuk efisiensi semi kuat – jadi harga obligasi sekarang, dipandang merefleksikan semua informasi yang tersedia untuk publik secara kuat. Jadi obligasi dirasakan memiliki nilai yang layak di pasar, memberikan return (hasil) yang setaraf dengan risiko yang terlibat. Sebagai tambahan kepercayaan bahwa obligasi individu tidak salah dihargai (mispriced), investor pasif juga percaya bahwa usaha untuk meramalkan tingkat bunga , secara umum tidak berguna.
            Menurut Eduardus tendelin (2010;176-177) Strategi pasif didasari pemikiran bahwa pasar dalam kondisi yang efisien, sehingga harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai instrinsiknya. Investor yang menganut strategi pasif, tidak secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa menghasilkan return abnormal. Oleh karena strategi pasif didasari oleh asumsi bahwa harga obligasi sudah ditentukan secara fair maka strategi pasif menggunkan informasi-informasi yang ada sekarang, bukan informasi-informasi yang bersifat estimasi.
            Strategi yang termasuk pendekatan pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi adalah strategi beli dan simpan dan strategi mengikuti indeks (indexing) pasar.
1.      Beli dan simpan. Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan, berarti ia berniat untuk tidak aktif melakukan perdagangan. Investor tersebut secara hati-hati memilih obligasi yang akan dibentuk dalam portofolionya dan investor tidak berusaha memperdagangkan obligasi tersebut untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sehingga factor penting dalam strategi beli dan simpan adalah pemilihan obligasi yang sesuai dengan kebutuhan investor.
2.      Mengikuti indeks pasar. Investor tidak akan mampu memperoleh keuntungan abnormal karena harga obligasi sudah mencerminkan semua informasi yang ada. Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada satupun investor mampu mendapatkan return yang lebih besar dari return pasar, sehingga investor akan membentuk porofolio yang sesuai dengan kinerja pasar.
2.2.2  Strategi Imunisasi
            Menurut Eduardus tendelin (2010;177-178) Strategi imunisasi adalah strategi yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang berasal dari hubungan yang terbalik antara harga obligasi dengan tingkat bunga. Artinya semakin rendah tingkat bunga maka harga obligasi akan semakin tinggi. Sedangkan risiko riinvestasi merupakan risiko yang berasal dari ketidakpastian mengenai tingkat investasi terhadap kupon yang akan diterima dimasa yang akan datang.
            Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi. Horizon investasi adalah lamanya waktu yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan investasi obligasinya.
            Ada beberapa variasi strategi imunisasi antara lain strategi durasi dan strategi manuritas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu manuritasnya. Strategi manuritas akan berusaha menyamakan waktu manuritas dengan horizon investasi. Sedangkan strategi durasi tidak memperhatikan waktu manuritas tetapi hanya akan berusaha menyamakan durasi dengan horizon investasi. Kedua strategi tersebut  sering disebut dengan strategi penyesuaian horizon.
Menurut william F.Sharpe (1997 ; 12) Imunisasi dilakukan dengan menghitung durasi arus keluar yang dijanjikan dan kemudian menginvestasikan portofolio  obligasi yang memiliki durasi yang sama. Dalam melakukan hal tersebut, teknik ini memanfaatkan pengamatan bahwa durasi portofolio obligasi sama dengan rata-rata tertimbang durasi  obligasi individu  di portofolio.
 Masalah dengan imunisasi yaitu :
1.      Risiko default dan call yaitu imunisasi didasarkan pada asumsi bahwa obligasi tidak akan default dan di call sebelum jatuh tempo jadi obligasi diasumsikan bebas risiko call dan default. Konsekuensinya, jika obligasi portofolio menjadi default stau di call, portofolio tidak akan kebal.
2.      Pergeseran tidak paralel berganda di kurva yield yang tidak horizontal yaitu imunisasi (dan durasi) juga didasarkan pada asumsi bahwa kurva yield horzontal dan tiap pergeserannya adalah paralel dan akan terjadi sebelum pembayaran diterima dari obligasi yang di beli.
3.      Penyeimbangan ulang yaitu merujuk pada penjualan sebagian sekuritas yang dimiliki dan menggantinya dengan sekuritas lain sehingga durasi portofolio sesuai dengan durasi arus kas keluar yang dijanjikan.
2.2.3  Strategi aktif
            Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode aktif manajemen portofolio obligasi didasarkan pada asumsi bahwa pasar obligasi sangat tidak efisien , oleh karena itu memberi investor peluang untuk memperoleh return di atas rata-rata.  Jadi manajemen aktif didasarkan pada kemampuan manajer portofolio untuk mengidentifikasi obligasi yang salah dihargai atau menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual di pasar obligasi dengan meramalkan tingkat bunga secara akurat.
            Menurut Eduardus tendelin (2010;178-179) Perbedaan antara strategi pasif dan aktif dapat dilihat dari data yang diperlukan. Jika pada strategi pasif, data yang diperlukan sudah diketahui pada saat melakukan analisis (tingkat bunga, maturitas, kualitas, dan YTM) tetapi pada strategi aktif data diperlukan belum diketahui dengan pasti karena sifatnya masih estimasi.
1.      Mengestimasi perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi harga obligasi denga arah terbalik , artinya jika tingkat bunga mengalami kenaikan maka harga obligasi akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi penurunan tingkat bunga maka harga obligasi akan naik.
2.      Mengidentifikasi adanya kesalahan harga pada suatu obligasi. Manajer portofolio obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi dengan melaksanakan apa yang disebut dengan bond swaps, yaitu suatu strategi pengelolaan aktif yang berusaha untuk meningkat tingkat return portofolio obligasi dengan cara mengidentifikasi adanya kesalahan penetapan harga pada suatu obligasi di pasar.
Oleh karena perkembangan pasar modal yang sedemikian pesat maka banyak teknik-teknik pengelolaan portfolio obligasi aktif baru juga bermunculan seperti misalnya interest rate swaps, yaitu sebuah kontrak antara dua pihak untuk saling menukarkan aliran kas berdasarkan sekuritas yang bebeda.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Business

Popular

Arsip Blog

Recent Posts