KONTEN 12
Lean manufacturing adalah
pendekatan yang didesain untuk meniadakan buangan dan memaksimalkan nilai bagi
pelanggan. Pendekatan ini memiliki cirri pengiriman produk yang benar (tanpa
cacat), pada waktu yang tepat dengan kebutuhan pelanggan, serta dengan biaya
serendah mungkin.
Sistem lean manufacturing menungkinkan para manajer untuk meniadakan
buangan, mengurangi biaya dan menjadi lebih efisien. Perusahaan yang
mengimplementasikan lean manufacturing mengejar strategi pengurangan biaya dengan cara
mendefinisikan ulang berbagai aktivitas yang dilaksanakan perusahaan.
Pengurangan biaya secara langsung berkaitan dengan kepemimpinan biaya. Lean manufacturing menambah nilai
melalui pengurangan buangan. Implementasi lean
manufacturing yang baik akan memberi
berbagai perbaikan besar, seperti kualitas yang lebih baik, peningkatan
produktivitas, pengurangan waktu tunggu, pengurangan persediaan dalam jumlah
besar, pengurangan waktu penyetelan, penurunan biaya produksi dan peningkatan
tingkat produksi.
Nilai
Berdasarkan Produk
Nilai ditentukan oleh
pelanggan-minimal, nilai merupakan suatu bagian atau fitur yang membuat
pelanggan bersedia membayar untuk mendapatkan nilai tersebut. Nilai bagi
pelanggan adalah perbedaan antara nilai yang direalisasi dengan pengorbanan.
Realisasi adalah hal yang diterima pelanggan pengorbanan ini hal yang dilepas
oleh pelanggan, termasuk uang yang bersedia mereka keluarkan untuk fitur dasar
dan khusus produk, kualitas merk, dan reputasi. Jadi, nilai berkaitan dengan
produk tertentu dan fitur produk tertentu, menambah nilai dan fungsi yang tidak
diinginkan pelanggan adalah penyia-nyiaan waktu dan sumber daya. Menilai nilai
adalah proses yang berorientasi eksternal dan tidak dapat dilakukan secara
internal. Hanya fitur yang bernilai tambah yang seharusnya dihasilkan sehingga
aktivitas yang tidak bernilai tambah harus ditiadakan.
Arus
Nilai
Arus nilai terdiri atas semua
aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah yang dibutuhkan untuk
membawa sekelompok produk atau jasa dari titik awalnya (contohnya; pesanan
pelanggan atas suatu produk baru) ketahap produk jadi ditangan pelanggan. Ada
beberapa arus nilai, pertama arus nilai yang paling umum adalah arus nilai pemenuhan pesanan. Arus nilai
pemenuhan pesanan berfokus pada pemberian produk yang ada ketangan pelanggan
yang ada. Jenis arus nilai yang kedua adalah arus nilai mencerminkan semua hal
yang dilakukan, baik yang buruk maupun yang bagus yang dibawa kepelanggan.
Jadi, menganalisis arus nilai akan memungkinkan pihak manajemen untuk
mengidentifikasi buangan.
Aktivitas
didalam arus nilai adalah arus bernilai tambah atau tidak bernilai tambah.
Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah sumber buangan. Aktivitas ini
terdiri atas dua jenis:
1. Aktivitas
yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek
2. Aktivitas
yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena teknologi atau metode
produksi saat ini.
Aktivitas yang termasuk dalam jenis pertama
adalah aktivitas yang dapat ditiadakan dengan sangat cepat, sedangkan jenis
kedua membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha.
Pull
Value
Sebagian besar perusahaan
berproduksi untuk persediaan, kemudian mencoba menjual barang yang telah mereka
produksi. Berbagai usaha dilakukan untuk menciptakan permintaan atas barang
yang berlebih, tetapi barang tersebut yang mungkin tidak diinginkan oleh
pelanggan. Lean manufacturing menggunakan
system demand-pull. Tujuan lean
manufacturing adalah meniadakan buangan dengan menghasilkan produk hanya
jika dibutuhkan melalui proses produksi. Tiap operasi hanya menghasilkan apa
yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dari operasi sebelumnya. Tidak ada
produksi yang dilakukan sampai ada tanda dari proses sebelumnya yang
menunjukkan kebutuhan untuk memproduksi.
Permintaan
pelanggan bermula dari rantai nilai dan mempengaruhi cara produsen berhubungan
dengan pemasok juga merupakan hal yang vital dalam lean manufacturing. Pembelian JIT mengharuskan pemasok untuk
mengirim berbagai suku cadang dan bahan baku secara tepat waktu untuk digunakan
dalam produksi.
Mengejar
Kesempurnaan
Waktu
penyetelan nol, tingkat kecacatan nol, persediaan nol, tingkat buangan,
produksi berdasar permintaan, peningkatan tariff produksi sel, meminimalisasi
biaya dan memaksimalkan nilai pelanggan adalah berbagai hasil ideal yang dicari
dari lean manufacturing. Sejalan
dengan mulai jelasnya lean dan
mencapainya perbaikan, kemungkinan mencapai kesempurnaan menjadi lebih
memungkinkan. Sejalan dengan peningkatan arus dan perbaikan berbagai proses,
buangan cenderung tampak lebih banyak. Tujuannya adalah menghasilkan produk
berkualitas tinggi dan berbiaya rendah dengan jumlah waktu paling minimum.
Untuk mencapai tujuan ini, produsen lean
harus mengidentifikasi dan meniadakan berbagai bentuk buangan.
Buangan
menghabiskan berbagai sumber daya tanpa menambah nilai. Buangan adalah segala
sesuatu yang tidak memiliki nilai bagi pelanggan. Peniadaan buangan
mengharuskan identifikasi berbagai bentuk dan sumebrnya. Berikut delapan sumber
yang umumnya dianggap sebagai bentuk dari sumber buanga.
·
Produk cacat
·
Produk berlebih barang yang
tidak dibutuhkan
·
Persediaan barang yang
menunggu diproses atau digunakan
·
Pemrosesan yang tidak
dibutuhkan
·
Perpindahan karyawan yang
tidak perlu
·
Transportasi barang yang
tidak perlu
·
Waktu tunggu
·
Desain barang dan jasa yang
tidak memenuhi kebutuhan pelanggan
Produksi lean membutuhkan banyak penekanan pada kualitas manajemen. Suku
cadang yang cacat akan menghentikan produksi. Produksi lean tidak dapat
diimplemantasikan tanpa komitmen atas pengendalian kualitas total (Total Quality Control-TQC). TQC adalah usaha tidak berkesudahan
untuk menyempurnakan kualitas; keinginan keras untuk mencapai proses desai dan
produksi produk bebas cacat.
Akuntansi
Lean
System manajemen biaya
tradisional juga tidak bekerja dengan baik dalam lingkungan lean. Bahkan, pendekatan perhitungan
biaya tradisional dan pengendalian operasional mungkin tidak akan benar-benar
berjalan dalam lingkungan lean.
Variansi perhitungan biaya standard dan variansi anggaran departemen cenderung
mendorong produksi berlebih dan tidak sesuai dengan system permintaan pull yang dibutuhkan dalam lean manufacturing.
Studi perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas menjelaskan bahwa penggunaan tariff overhead kelseluruhan
pabrik dalam pabrik yang memiliki multiple produk dapat menghasilkan biaya
produk yang menyesatkan jika dibandingkan dengan pembebanan produksi terfokus
atau pembebanan berdasarkan aktivitas. Biaya produk yang menyesatkan dapat
menandakan kegagalan dalam lean
manufacturing walaupun ada perbaikan yang signifikan.
Arus nilai
Terfokus dan Dapat Tidaknya Ditelesurinya Biaya Overhead
System perhitungan biaya
menggunakan tiga metode untuk membebankan berbagai biaya ke tiap produk:
pene;usuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode
tersebut yang paling akurat adalah penelusuran langsung. Di lingkungan lean manufacturing, biaya overhead yang
dulu dibebankan oada berbagai produk dengan menggunakan penelusuran penggerak
atau alokasi, menggunakan penelusuran langsung ke produk saat ini.
Biaya
Arus Nilai
|
|
|
|
Manajemen
Biaya Siklus-Hidup
Manajemen biaya siklus-hidup
menekankan penurunan biaya, bukan pengendalian biaya. Jadi, penghitungan biaya
target menjadi suatu alat khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan
biaya. Biaya target adalah perbedaan antara harga penjualan yang dibutuhkan
untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan. Harga
penjualan mencerminkan spesifikasi produk atau fungsi yang dinilai oleh
pelanggan (dihubungkan sebagai fungsi produk).
Balanced Scorecard: Konsep Dasar
Balanced scorecard adalah
system manajemen yang mendefinisikan system akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan
misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam
empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur).
Perspektif keuangan menjelaskan
konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil dalam tiga perspektif lain. Perspektif pelanggan mendefinisikan
segmen pasar dan pelanggan dimana unit bisnis akan bersaing. perspektif bisnis internal menjelaskan
proses internal yang diperlikan untuk memberikan nilai kepada pelanggan dan
pemilik. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan (infrastruktur) mendefinisikan kemampuan yang diperlukan
organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan.
Perspektif terakhir mengacu pada tiga faktor
utama yang memungkinkannya, yaitu kemampuan pegawai, kemampuan system
informasi, dan perilaku pegawai (motivasi, pemberdayaan, dan penyejajaran).
Peranan Ukuran Kinerja
Ukuran kinerja diturunkan
visi misi strategis dan tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran ini harus
diseimbangkan antara lag dan lead, objektif dan subjektif, keuangan dan non keuangan, serta ukuran
eksternal dan internal. Ukuran
lag adalah ukuran output, ukuran hasil dari usaha di masa lalu (contoh:
profitabilitas pelanggan). Ukuran lead (penggerak kinerja)
adalah faktor-faktor yang menggerakkan kinerja masa depan (contoh: jumlah jam
pelatihan karyawan). Ukuran objektif adalah ukuran yang
bisa langsung dihitung dan diversifikasi
(contoh: pangsa pasar), sedangkan ukuran subjektif lebih sulit
dihitung dan lebih bersifat praduga (contoh: kemampuan karyawan). Ukuran
keuangan adalah ukuran yang dinyataan dalam istilah moneter, sedangkan ukuran
nonkeuangan menggunakan unit-unit nonmoneter (contoh: biaya per unit
dan jumlah pelanggan yang tidak puas). Ukuran eksternal berkaitan dengan
pelanggan dan pemegang saham (contoh: kepuasan pelanggan dan pengembalian atas
investasi). Ukuran internal adalah ukuran yang berkaitan dengan proses dan
kemampuan yang menciptakan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham (contoh:
efisiensi proses dan kepuasan karyawan).
Empat
Perspektif dan Ukuran Kinerja
1. Perspektif
Keuangan; menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
Perspektif keuangan, mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga
perspektif lainnya.
·
Pertumbuhan pendapatan
Faktor-faktor
yang menyebabkan antara lain: meningkatkan jumlah produk baru, menciptakan
aplikasi baru bagi produk yang sudah ada, mengembangkan pelanggan dan pasar
yang baru, serta pengadopsian strategi penentuan harga baru.
·
Penurunan biaya
Penurunan
biaya per unit produk, per pelanggan, atau per jalur distribusi adalah contoh
tujuan penurunan biaya.
·
Penggunaan aset
Perbaikan pemanfaatan aset
adalah tujuan utama.
2. Perspektif
Pelanggan; adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan. Perspektif
ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dans segmen pasar dimana perusahaan
memutuskan untuk bersaing.
·
Tujuan dan ukuran utama
Adalah
sesuatu yang umum di semua organisasi. Tujuan nya adalah peningkatan pangsa
pasar, peningkatan retensi pelanggan, peningkatan pelanggan baru, peningkatan
kepuasan pelanggan , dan peningkatan profitabilitas pelanggan.
·
Nilai pelanggan
Selain
ukuran dan tujuan utama, ukuran-ukuran juga diperlukan untuk menggerakkan
penciptaan nilai pelanggan guna
menggerakkan hasil utama.
Keandalan
berartioutput dikirim tepat waktu.
3. Perspektif
Proses; proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham.
Jadi, perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang
diperlukan perspektif ini, rantai nilai
proses didefinisikan. Rantai nilai proses terdiri atas tiga proses: proses inovasi, proses operasional, proses
pascapenjualan.
- Proses
inovasi: Tujuan dan ukuran
Tujuannya
meliputu peningkatan jumlah produk baru, peningkatan persentase pendapatan dari
produk baru, peningkatan persentase pendapatandari produk yang dimiliki, dan
penurunan waktu untuk mengembangkan produk baru.
- Waktu
Siklus dan Velositas
Waktu
untuk merespon suatu pesanan pelanggan disebut responsiveness. Waktu siklus dan velositas adalah dua ukuran
operasional untuk responsiveness.
- Efisiensi
Siklus Manufaktur (Manufacturing Cycle Efficiency-MCE), ukuran operasional
berdasarkan waktu
- Laporan
takt time dan hari berdasar jam
Salah
satu tujuan laporan tersebut adalah menjaga agar para pekerja berfokus pada
kegiatan memproduksi produk yang dibutuhkan pelanggan ketika pelanggan
menginginkannya.
·
Proses pelayanan
pasacapenjualan: Tujuan dan ukuran.
Peningkatan
efisiensi, dan penurunan waktu pemrosesan juga merupakan tujuan yang dibutuhkan
pada proses pelayanan pasca penjualan.
4. Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan; adalah sumber kemampuan yang memungkinkan
penyelesaian atau pencapaian tujuan 3berikut.
·
Kemampuan karyawan
Tiga
pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan adalah tingkat kepuasan
karyawan, persentase pergantian karyawan, dan produktivitas karyawan.
·
Motivasi, pemberdayaan, dan
pelibatan karyawan
Karyawan
seharusnya tida hanya memiliki keterampilan yang diperlukan, tetapi juga
memiliki kebebasan motivasi, dan inisiatif untuk menggunakan keahlian nya
tersebut secara efektif.
·
Kemampuan Sistem Informasi
Peningkatan
kemampuan system informasi berarti memberikan informasi yang lebih akurat dan
tepat waktu pada karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan
melaksanakan produk baru secara efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar