Pertemuan 10 : Anggaran Piutang dan hutang

Anggaran Piutang dan hutang

ANGGARAN PIUTANG
Pengertian Anggaran Piutang
-) Pengertian Anggaran Piutang,yaitu anggaran untuk merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah piutang perusahaan beserta perubahan-perubahan nya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang
-) langkah-langkah menyusun anggaran piutang :
– menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam waktu satu bulan /triwulan
– menentukan besarnya BOP debt yang harus dicadangkan
– mengetahui atau mengidentifikasi term of credit
-) Manfaat anggaran piutang bagi perusahaan :
– salah satu upaya untuk meningkatkan omzet penjualan ,sehingga keuntungan meningkat
– dapat memperkuat hubungan dagang antara perusahaan dengan relasinya
– pada usaha tertentu kredit jangka panjang dapat menciptakan keuntungan tambahan
Pada umumnya perusahaan menjual hasil produknya secara kredit, kemudian melahirkan piutang dagang; penagihan piutang melahirkan kas. Hubungan antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut:

Kas               Persediaan Barang Jadi               Piutang                     Kas
Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh : (1) volume penjualan kredit, (2) syarat pembayaran kredit, makin longgar atau makin lunak syarat kredit makin besar piutang dagang, (3) kemampuan mengumpulkan atau menagih piutang, (4) karakter penghutang atau debitur.
Pertimbangan pemberian krdit didasarkan pada : (1) character yaitu karakter para manajemen perusahaan penghutang (2) capacity yaitu kemampuannya atau kesanggupan membayar perusahaan penghutang, (3) capital yaitu kondisi posisi keuangan perusahaan penghutang, (4) collacteral yaitu harta perusahaan penghutang yang dijadikan jaminan, (5) condition yaitu kondisi ekonomi, sosial, ekonomi , politik dan bisnis. Tetapi sebenarnya pemberian kredit dalam dunia bisnis adalah kepercayaan. Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari partner bisnisnya, maka ia kehilangan kesempatan bisnis.

9.1              PERPUTARAN PIUTANG (RECEIVABLE TURNOVER)
Piutang adalah unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Perputaran piutang dapat disajikan dengan perhitungan: penjualan bersih secara kredit dibagi rata-rata piutang. Kemudian 360 hari dibagi perputaran piutang menghasilkan hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period of accounts receivable). Pernyataan itu dapat di sajikan dalam bentuk rumus sebagai berikut:
Perputaran Piutang   =
Misalnya PT ABC memiliki informasi mengenai penjualan tahun 2000 sebesar Rp 200 dan tahun 2001 sebesar Rp 180; piutang awal tahun 2001 Rp 40 dan akhir tahun Rp 60, sedangkan piutang awal tahun 2001 Rp 50 dan akhir tahun Rp 30. Perputaran Piutang dan rata-rata pengumpulan pitang dapat disajikan dalam tabel
9.1
Tabel 9.1
Perputaran Piutang dan Rata-Rata Pengumpulan Piutang
Keterangan
Tahun 2000
Tahun 2001
Penjualan bersih
Rp 200
Rp 180
Piutang awal tahun
Rp 40
Rp 50
Piutang akhir tahun
Rp 60
Rp 30
Rata-rata piutang
(Rp 40 + Rp 60)/2
(Rp 50 + Rp 30)/2
Rp 50
Rp 40
Perputaran piutang
(Rp 200/Rp50)
(Rp 180/Rp49)
4 kali
6 kali
Rata-Rata Pengumpulan Piutang
(Rp 200/4)
(Rp 180/6)
50 hari
30 hari


Hari rata-rata pengumpulan piutang adalah sangat penting, makin lama semakin buruk bagi kas perusahaan, dan sebaliknya. Perputaran piutang yang tinggi sangat baik bagi perusahaan, karena investasi dalam piutang rendah, dan sebaliknya.
Cara lain untuk menentukan perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang dapat disajikan dengan ilustrasi berikut ini. PT ABC memiliki nilai penjualan Rp 180, seluruhnya dijuan secara kredit 30 hari, dengan ketentuan, jika pembayaran dilakukan dalam waktu sejak 10 hari sejak tanggal penjualan, diberikan potongan tunai 2%, model lazim ini disebut 2/10, net 30. Dari jumlah tersebut. 60% dibayar dlam waktu 10 hari, dan sisanya dalam waktu 30 hari. Berdasarkan informasi tersebut dapat dihitung.
1.       Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Outstanding atau DSO)ATAU Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period atau ACP) adalah : 0,60(10) + 0,40(30)=18 hari.
2.       Penjualan Harian Rata-Rata (Average Daily Sales atau ADS), dengan asumsi satu tahun 360 hari kerja: (Rp 180/360) = Rp 0.50
3.       Piutang PT ABC sepanjang tahun setiap saat sebesar: (Jangka waktu penagihan x Penjualan Harian Rata-Rata) = (18 hari x Rp 0,50) = Rp 9.
4.       Perputaran Piutang = (Penjualan/Piutang)= (Rp 180/Rp 9)= 20 X
5.       Periode Penagihan Rata-Rata = (360 hari/Perputaran Piutang)= (360 hari/20) = 18 hari.
6.       Periode Penagihan Rata-Rata atau Jangka Waktu Penagihan dapat dihitung dengan rumus.
Manajer keuangan harus mengetahui penjualan per hari secara kredit dan jumlah rata-rata piutang sepanjang tahun di setiap saat. Dengan mengatahui kedua unsur tersebut, ia dapat mengatur arus kas masuk dan tagihan keluar.
9.2.PENGENDALIAN PIUTANG
Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur piutang (aging schedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut dapat diketahui, jumlah piutang yang segera dapat ditagih dan yang lambat, dan dapat diketahui penghutang atau debitur yang baik dan yang buruk.
Menglolah arus kas masuk dan keluar adalah salah satu tugas pokok bagian keuangan karena semua transaski bisnis bermuara kedalam kas. Manajer keungan pada umumnya mengharapkan penjualan dapat dilakukan dengan tunai , atau kredti dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, agar arus kas masuk cepat. Untuk mengelola keuangan perusahaan yang baik, manajer keungan harus menyusun anggaran pengumpulan piutang yang akan digunakan untuk mengendalikan piutang. Makin panjang umur pitangnya, makin buruk kondisi perusahaan karena makin lama piutang tersebut menjadi kas.
Contoh skedul umur piutang dapat disajikan dalam tabel 9.2, yang terdiri PT ABC dan PT ABK. Syarat kredit perusahaan tersebut adalah 2/10/net 30.
Tebel 9.2
Skedul Umur Piutang (Aging Schedule pf Receivable)
Umur Piutang
PT ABC
PT ABK
Nilai
Piutang
% dari Total Piutang
Nilai
Piutang
% dari Total Piutang
0-10
640
80%
400
50%
11-30
160
20%
160
20%
31-45
0
120
15%
46-60
0
80
10%
Di atas 60
0
40
5%
Total
800
100%
800
100%

PT ABC lebih baik dari PT ABK, karena semua pelanggan membayar tepat waktu 80% pada hari ke 10, dan sisanya 20% membayar pada hari ke 30. Sedangkan PT ABK pelanggannya tidak tepat membayar sesuai dengan perjanjian kredit, 30% yaitu (15% + 10% + 5%) pelanggannya membayar lewat 30 hari dari jatuh tempo. Perusahaan yang lebih baik seyogyanya mengikuti manajemen piutang PT ABC seperti irustrasi di atas.
Manajer keuangan harus kontrol ketat jangka waktu penagihan dan skedul umur piutang. Kedua unsur itu harus dihubungkan dengan syarat kredit dan kedua unsur itu untuk mengatahui efektivitas bagian penagihan menjalankan tugasnya. Jika jangka waktu penagihan makin panjang dna rasio umur piutang yang melewati jatuh tempo makin besar , maka harus diadakan peninjauan kembali kebijakan penjualan kredit.
9.3.      ANGGARAN PENGUMPULAN PIUTANG
Pada umumnya perusahaan besar mempunyai banyak pelanggan dengan kredit. Kondis yang demikian mempengaruhi arus kas perusahaan. Misal PT. ABC mempunyai penjualan bulan Januari Rp 100, Februari Rp 200, dan Maret Rp 300. Syarat pembayaran ditetapkan 3/20/net 30, 70% pelanggan membayar 20 hari setelah bulan penjualan, 20% pelanggan membayar 10 hari terakhir bulan kesatu sesudah bulan penjualan, dan 10% pelanggan membayar bulan kedua setelah bulan penjualan. Berdasarkan informasi tersebut anggaran pengumpulan piutang dapat disajikan pada Tabel 9.3. rincian perhitungan piutang bukan Februari, Maret, April adalah sebagai berikut:
Bulan Februari:
1)      Pengumpulan piutang bulan Februari 70% x Rp 100 = Rp 70 dikurang potongan tunai 3% x Rp 70 = Rp 2,10 = Rp 67,90.
2)      20% terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 100 = Rp 20.
3)      Jadi dalam bulan Februari, piutang terkumpul = Rp 67,90 + Rp 20 = Rp 87,90
Bulan Maret:
1)      Piutang atas penjualan bulan Januari 10% x Rp 100 = Rp 10
2)      Piutang atas penjualan bulan Februari 70% x Rp 200 = Rp 140, dikurang 3% x Rp 140 = Rp 4,20 = Rp 135,80
3)      Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 200 = Rp 40
4)      Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp 10 + Rp 135,80 + Rp 40 = Rp 185,80
Bulan April:
1)      Piutang atas penjualan bulan Februari 10% x Rp 200 = Rp 20
2)      Piutang atas penjualan bulan Februari 70% x Rp 300 = Rp 210, dikurang 3% x Rp 210 = Rp 6,30 = Rp 203,70
3)      Terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir, 20% x Rp 300 = Rp 60
4)      Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul = Rp 20 + Rp 203,70 + Rp 60 = Rp 283,70
Tabel 9.3
Anggaran Pengumpulan Piutang
Waktu
Penjualan
Nilani Penjualan
(Rp)
Februari
(Rp)
Maret
(Rp)
April
(Rp)
Januari
Februari
Maret
Jumlah
100
200
300
87,90


87,90
10,00
175,80

185,80

20,00
263,70
283,70

Dengan skedul anggaran pengumpulan piutang itu, manajer keuangan dapat merencanakan arus kas keluar perusahaan berdasar arus kas masuk. Jika arus kas keluar yang direncanakan lebih besar dari pada rencana arus kas masuk, maka manajer keuangan harus menjadi kredit jangka pendek dari bank.
9.4  KEBIJAKAN KREDIT (CREDIT POLICY)
Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh banyak faktor antara lain kualitas produk, harga yang kompetitif, distribusi yang cepat, promosi, pelayanan purna jual, kebijakan kredit,, dan lain-lain. Berikut ini disajiakan contoh kasus.
Kasus PT Lesmana
Kebijakan lama:potongan tunai 3% untuk pembayaran sampai dengan 7 hari (3/7). Rata-rata pengumpulan piutang 30 hari, pembeli yang memanfaatkan potongan tunai 15%, piutang tak tertagih (bad dept) 2% dari penjualan kredit (credit sales). Penjulan selama satu tahun 1.500 unit @ Rp 5, VC Rp 2,3 biaya yang diperhitungkan 22% per tahun.
Kebijakan baru: Perjanjian kredit penjualan (term of sales) adalah 4/15, potongan 4% bagi yang melakukan pembayaran sampai dengan 15 hari. Rata-rata pengumpulan piutang 40 hari. Yang memanfaatkan potongan tunai bertambah menjadi 25% dan penjualan meningkat 20%, tambahan tenaga penjual 3 orang dengan gaji per bulan Rp 1,7 per bulan per orang, piutang tak tertagih (bad dept) 3%. Apakah perusahaan memperthankan kebijakan lama atau baru?
Solusi kasus PT Lesmana tersebut dapat disajikan dalam Tabel 9.4. Keterangan Tabel 9.4:
·         *Marjin kontribusi = [1-(2,3/5)] = 54%
·         Perhitungan laba (rugi) atas kebijakan baru:
·         Tambahan marjin kontribusi
(Rp 4.860 – Rp 4.050)                        = Rp 810,00
·         Tambahan biaya modal
(Rp 75,9 – Rp 53,7625)                      = Rp 22,14
·         Tambahan pitang tak tertagih =
(202,5 –Rp 127,5)                               = (Rp 75,00)
·         Tambahan potongan tunai =
(Rp 90 – Rp 33,75)                             = (Rp 56,25)
·         Gaji tenaga penjual                             = (Rp 61,20)
·         Tambahan laba                                    = (Rp 595,41)
Kesimpulan Kebijakan baru adalah layak dijalankan karena ada tambahan laba sebesar Rp 595,41.
TABEL 9.4
Solusi Kasus PT Lesmana
Keterangan
Kebijakan Lama
Kebijakan Baru
Penjualan
Rp 7.500
(1+20%)(7.500)=Rp 9.000
Piutang
85% x 7.500 = Rp 6.375
75% x 9.000 = Rp 6.750
Tunai
Rp 1.125
Rp 2.250
Perputaran (turnover)
360/30= 12 X
360/4 = 9X
Rata-rata piutang
Rp 6.375/12= Rp 531,25
Rp 6.750/9 = Rp 750
Investasi pada piutang
46%xRp 531,25 =Rp 244,375
46% x Rp 750 = Rp 345
Biaya modal
22% x Rp 244,375 = Rp 53,7625
22% x Rp 345 = Rp 75,9
Piutang tak tertagih
2%xRp 6.375 = Rp 127,5
3% x Rp 6.750 = Rp 202,5
Potongan tunai
3% x Rp 1.125 = Rp 33,75
4% x Rp 2.250 = Rp 90
Marjin kontrobusi*
54% x Rp 7.500
54% x Rp 9.000 = Rp 4.860
Gaji tanpa penjual
3x 12 x Rp 1,7 = Rp 61,2


 Pengertian Anggaran Utang
Dimaksudkan dengan anggaran utang (payable anggaran) ialah Anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah utang beserta perubahannya dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran utang selain menunjukan jumlah utang perusahaan pada suatu saat tertentu, juga menunjukan perubahanya (mutasinya), baik berupa tambahan utang baru, maupun pengurangan utang sebagai akibat adanya pelunasan oleh perusahaan (sebagai pihak debitur). (Munandar 1985)
Anggaran Utang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar utang. Utang kebalikan dari piutang. Utang adalah kewajiban debitor (peminjam) untuk melaksanakan sesuatu kepada kreditor (pemberi pinjaman) selama jangka waktu tertentu. ( M.Nafarin, 2007 )
Pada umumnya utang perusahaan timbul dari terjadinya transaksi pembelian bahan mentah dan bahan pembantu secara kredit untuk keperluan proses produksi. Pembelian–pembelian secara kredit ini dilakukan karena dapat mengurangi kebutuhan modal kerja perusahaan. Biasanya pembelian kredit semacam ini dilakukan dengan para pedagang pemasok (suplier) yang memang sudah menjadi langganan tempat membeli.

2.5              Kegunaan Anggaran Utang
Menurut Munandar, kegunaan pokok anggaran utang secara umum adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai pedoman kerja
Anggaran utang memberikan arah dalam menentukan berapa jumlah utang dan perubahannya (mutasinya), baik berupa tambahan utang baru, maupun pengurangan utang sebagai akibat adanya pelunasan oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
b.      Sebagai alat manajemen untuk koordinasi kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen untuk mengkoordinasikan kerja seluruh bagian dalam perusahaan berkaitan dengan perencanaan jumlah utang sehingga dapat mengurangi kebutuhan modal kerja perusahaan demi kelancaran jalannya perusahaan menjadi lebih terjamin.
c.       Sebagai alat menajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi jumlah utang perusahaan nanti. Dengan demikian perusahaan dapat membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran, dengan apa yang telah dicapai sehingga dapatlah dinilai. Dari analisis perbandingan tersebut akan dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya.
Seringkali kegunaan umum semacam ini disebut sebagai kegunaan manjerial, karena berkaitan erat dengan fungsi manajemen, terutama di bidang perencanaan (planning), pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling). Sedangkan secara khusus, anggaran utang berguna sebagai dasar untuk menyusun Anggaran Kas, karena pelunasan utang tersebut akan merupakan pembayaran atau pengeluaran yang mengurangi kas.

2.6              Manfaat anggaran utang
Anggaran utang sangat berguna untuk kemajuan perusahaan bila utang tersebut dikelola dengan baik. Cara mengelola utang yang baik antara lain dengan cara membuat anggaran utang. Dengan anggaran utang dapat diketahui saat utang tersebut diterima dan saat utang dibayar.
Menambah utang jangka pendek maupun jangka panjang dimaksudkan untuk ekspansi, yaitu memperluas kegiatan perusahaan, memperluas kegiatan produksi, memperluas kegiatan pemasaran dengan tujuan memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
Utang jangka pendek digunakan sebagai modal kerja, yaitu untuk membiayai kegiatan rutin sehari-hari seperti membeli bahan baku serta membayar gaji dan upah. Dengan bertambahnya utang jangka pendek berarti bertambah pula bahan baku yang dibeli atau barang dagangan yang dibeli.
Utang jangka panjang digunakan untuk membiayai asset tidak lancar seperti memperoleh bangunan, mesin dan peralatan lainnya. Utang jangka panjang diperlukan sebagai akibat bertambahnya kebutuhan utang jangka pendek untuk modal kerja. Bahan baku bertambah berarti kegiatan produksi meningkat dan harus diimbangi dengan menambah bangunan dan peralatan yang diperlukan dalam proses produksi dimana ekspansi ini pembiayaannya bersumber dari utang jangka panjang. Bila keperluan investasi seperti menambah bangunan adan alat produksi dibelanjai dari utang jangka pendek, hal ini dapat mengganggu likuiditas dan mengganggu kelancaran membayar kewajiban yang segera harus dibayar.
Dengan peningkatan kegiatan produksi dan pemasaran sebagai akibat peningkatan pembelanjaan dengan utang dapat memperbesar laba. Dari segi pemasaran hal ini dapat merebut peluang pasar, sedangkan dari segi produksi dapat menurunkan harga pokok produk sehingga harga jual menjadi lebihrendah. Semakin tinggi tingkat produksi maka semakin rendah biaya tetap per unit. Artinya semakin tinggi tingkat produksi maka semakin banyak bahan baku yang dibeli dan semakin banyak bahan baku yang dibeli maka semakin banyak kesmpatan untuk mendapatkan harga bahan baku per unit yang lebih murah. Oleh karena itu, dapat menurunkan biaya variable per unit, karena bahan baku sadalah salah satu unsure biaya variable yang pokok. Hal tersebut akan memperbesar volume barang yang dijual dan dapat memperbesar laba, yang pada akhirnya dapat meningkatkan rentabilitas ekonomis.

2.7              Faktor yang mempengaruhi anggaran utang
Factor yang mempengaruhi anggaran utang adalah :
a.       Ekspansi
b.      Struktur Modal
A.Ekspansi
Setiap perusahaan yang ingin menerapkan going concern atau tetap berjalan dan sukses maka haruslah berusaha untuk dapat selalu berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan selalu menyangkut masalah pembelanjaan. Perusahaan yang mengadakan ekspansi selalu membutuhkan tambahan modal. Kebutuhan modal untuk keperluan ekspansi semakin lama semakin besar karena sifat ekspansi perusahaan yang dilakukan scara berangsur-angsur.
Pada umumnya ekspansi hanya membutuhkan tambahan modal kerja karena perusahaan bekerja pada kapasitas produksi yang sudah ada. Namun apabila kemudian perusahaan harus menambah alat produksi atau membangun pabrik baru maka kebutuhan modalnya akan bertambah. Pada ekspansi ini selain dibutuhkan tambahan modal kerja juga dibutuhkan tambahan modal tetap. Dengan demikin pengertian ekspansi itu dimaksudkan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja saja maupun modal kerja dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus menerus di dalam perusahaan. Perluasan modal ini dapat memperbesar utang.
Apabila ekspansi perusahaan berdasarkan atas pertimbangan untuk memperbesar atau menstabilisasi laba yang diperoleh, maka ekspansi tersebut Karena motif ekonomi. Hal ini terjadi misalnya karena semakin besarnya permintaan terhadap barang atau jasa yang dibuat oleh suatu perusahaan. Makin luas pasar bagi produknya mendorong perusahaan tersebut untuk memperbanyak produksinya guna mengimbangi tambahan permintaan atau tambahan luas pasar. Makin besar jumlah produk yang dijual berarti makin besar kemungkinan perusahaan untuk mendaat laba, sehingga setiap pemimpin perusahaan mempunyai harapan untuk dapat selalu mengembangkan dan memperluas perusahaannya.
Disamping motif ekonomi atau motif rasional yang diuraikan diatas, terdapat motif lainnya yaitu motif fsikologis. Motif psikologis adalah motif yang berdasarkan atas ambisi personal dari pemilik atau pemimpin perusahaan untuk memperoleh prestise dan kekuasaan yang lebih besar.
Masalah yang penting dalam ekspansi ialah masalah penentuanbesarnya optimal perusahaan. Besarnya optimal perusahaan berbeda disetiap perusahaan bahkan dalam satu perusahaanpun efisien maksimal dari tenaga kerja, modal dan manajemen dapat berubah pada tingkat pertumbuhan yang berbeda. Besarnya optimal perusahaan mungkin tercapai sebelum tercapainya efisiensi maksimal dari tenaga kerja, tetapi sesudah tenaga kerja itu mencapai imbangan yang optimal dengan modal. Imbangan yang paling baik antara pekerja ahli dengan pekerja kasar mungkin terdapat pada luas produksi yang berbeda – beda. Besarnya optimal perusahaan selalu berubah dan hal ini dipengaruhi oleh banyak factor, misalnya besarya dari watak persaingan, berubahnya selera konsumen, serta kemajuan teknologi atau konjungtur.

B. Struktur Modal
Dalam hubungan dengan struktur keuangan dan struktur kekayaan, dikenal dengan adanya pedoman atau aturan struktur keuangan yang konservatif, baik vertical maupun horizontal.  Aturan struktur financial (struktur keuangan ) konservatif yang vertical member batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahan mengenai besarnya modal asing (utang) dengan modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelajaan yang sehat itu pertama – tama itu harus dibangun atas dasar atas dasar modal sendiri, modal yang tahan resiko, maka aturan financial tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing (utang) dalam keadaan bagaimanpun juga tidak melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal dengan modal sendiri tidak melebihi 1:1. Setiap perluasan basis modal  akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang akan dibelanjainya. Pandangan ini terutama didasarkan pada “prinsip keamanan”, hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditor maupun terhadap perusahaan sendiri.
Aturan struktur financial konservatif yang horizontal memberikan batas imbangan antara besarnya modal sendiri di satu pihak dengan besarnya aset tetapplus sediaan dilain pihak.aturan tersebut menyatakan bahwa secara keseluruhan “aset tetap”dan “sediaan” harus sepenuhnya ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri, yaitu modal yang tetap tertanam di  dalam prusahaan. Dengan kata lain, besarnya modal sendiri tidak boleh kurang atau lebih kecil dari jumlah aset tetap plus sediaan. Dengan demikian, keadaan yang dianggap normal oleh aturan tersebut ialah keadaan besarnya modal sendiri sama besarnya dengan jumlah aset tetap plus sediaan.
Apabila jumlah modal sendiri lebih kecil atau kurang dari besarnya aset tetap plus sediaan, berarti aset tetap tersebut “kurang tertutup” oleh modal sendiri, sehingga besarnya modal sendiri tidak cukup untuk menjamin atau menutup aset tetap tersebut. Aset tetap dan sediaan merupakan aset yang akan tetap terikat dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama sehingga untuk mempelajari aset tersebut juga diperlukan modal yang akan tetap tertanam dalam perusahaan, yaitu dalam bentuk modal sendiri. Apabila besarnya modal sendiri lebih kecil dari aset tetap plus sediaan, berarti bahwa sebagian dari aset tersebut dibelanjai dengan modal asing. Apabila jangka waktu modal asing tersebut lebih pendek dari jangka waktu terikatnya dana dalam aset tersebut, hal ini akan menganggu likuiditas perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila jumlah modal sendiri lebih besar dari jumlah aset tetap tersebut, sehingga kelebihannya itu dapat digunakan untuk menutup sebgian aset lancar.
Jadi, modal sendiri kecil maka besarnya utang (modal asing) juga kecil,sebaliknya bila modal sendiri besar maka utang (modal asing) juga dapat besar, tetapi tidak melebihi besarnya modal sendiri.
Sebagai contoh, perusahaan X mempunyai modal sendiri Rp. 100.000, aset lancar Rp. 20.000 dan aset tak lancar Rp.80.000; sementara perusahaan Y mempunyai modal sendiri Rp.60.000, aset lancar Rp. 10.000, aset tak lancar Rp. 50.000. Perusahaan X dapat menambah utang maksimal Rp. 100.000, sedangkan perusahaan Y dapat menambah utang maksimal Rp. 60.000
Selain itu ada factor lain yang mempengaruhin besar kecilnya anggaran utang akan tergantung pada :
a.          Anggaran Pembelian Material
                    Semakin besar kebutuhan material pada satu periode berarti memerlukan pembelian material yang semakin besar sehingga kemungkinan untuk tidak membayar dengan tunai akan semakin besar, karena kondisi keuangan yang terbatas.

b.         Syarat Pembayaran
                    Syarat pembayaran yang semakin lunak biasanya akan menjadikan nilai utangyang akan diambil semakin besar. Syarat pembayaran akan meliputi tingkat bunga, jangka waktu dan denda serta jatuh tempo pembayaran pada setiap bulan.
c.          Tersedianya modal kerja dan kebijakan perusahaan dalam pembayaran utang
                    Bila modal kerja yang tersedia relatif besar maka sebagian besar pembelianmaterial dan keperluan yang lain dilakukan secara tunai, sehingga akan meminimkanutang yang akan diambil.
d.         Kepercayaan Suplier dan Bank 
Bila perusahaan cukup mendapatkan kepercayaan dari para suplier dan pihak  pemberi kredit karena selama ini reputasinya cukup baik, maka akan lebih mudahuntuk mendapatkan fasilitas kredit baik dari para suplier dan pihak bank untuk masa-masa yang akan datang

2.8              Data Dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Utang
Adapun Data Dan Informasi yang diperlukan untuk menyusun budget utang antara lain:
1.      Rencana pembelian bahan mentah atau bahan pembantu yang tertuang dalam budget pembelian bahan mentah.
2.      Keadaan persaingan para pemasok bahan di pasar.
3.      Posisi perusahaan terhadap pihak pemasok bahan.
4.      Syarat pembayaran yang ditawarkan oleh pihak penjual.
5.      Tersedianya modal kerja perusahaan.

2.9           Ilustrasi Penyusunan Anggaran Utang
Penyusunan anggaran utang merupakan tanggung jawab departemen keuangan. Langkah pertama, departemen keuangan bekerja sama dengan departemen pembelian rutin untuk mengumpulkan data belian dan syaratnya. Langkah kedua, menghitung anggaran utang usaha pada periode tertentu. Langkah ketiga, menyusun anggaran utang usaha.
Untuk menyusun anggaran utang jangka panjang untuk keperluan investasi, departemen keuangan bekerja dengan departemen produksi untuk mengumulkan data alat produksi yang dibeli sebagai langkah pertama. Langkh kedua mengumpulkan data jangka waktu kredit dan bunga serta pembayarannya, langkah ketiga, menghitung dan menentukan besarnya anggaran utang.
Dalam hal penyusunan anggaran utang dibuat ilustrasi penyusunan anggaran utang jangka pendek dan utang jangka panjang untuk kredit investasi.
A.                Bentuk Anggran Utang
Sebagaimana halnya dengan anggaran-anggaran yang lain untuk anggaran utang juga tidak mempunyai suatu bentuk standar yang harus dipergunakan ini berarti masing-masing perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing.
Berdasarkan syarat pembayaran yang ditawarkan oleh supplier bahan mentar untuk tahun 2003, yaitu : 5/10. n/30,  PT Mayura menetapkan kebijaksanaan pembelian bahan mentah sebagai berikut :
1.      Sebesar 40% dari transaksi pembelian dilakukan secara tunai sehingga menerima potongan pembelian
2.      Sebesar 20% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit dengan pelunasan yang dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi pembelian tersebut, dan sebelum batas waktu 10 hari, sehingga akan menerima potongan pembelian
3.      Sebesar 30% dari transaksi pembelian, dilakukan secara krodit dengan pelunasan yang dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi pembelian tersebut, tetapi sudah batas waktu 10 hari, sehingga tidak akan menerima potongan pembelian.
Dengan demikian, misalnya anggaran pembelian bahan mentah tahun 2003 sebagai berikut :
PT Mayura
Anggaran Pembelian Bahan Mentah
Tahun 2003
Bulan
Jenis Bahan Mentah
Jumlah
A
B
C
Januari
7800000
9120000
2250000
19170000
Februari
8600000
10500000
2550000
21650000
Maret
9400000
11400000
2850000
23650000
April
10200000
12330000
2775000
25305000
Mei
12625000
14525000
3800000
30950000
Juni
12375000
13825000
3900000
30100000
Juli
12750000
14175000
4000000
30925000
Agustus
12750000
14350000
4200000
31300000
September
15450000
16800000
5125000
37375000
Oktober
15360000
16600000
4500000
36460000
Nopember
15660000
15680000
4375000
35715000
Desember
15120000
16640000
5200000
36960000

Skedul Pembayaran utang
Bulan transaksi
Pembayaran Utang
Utang Netto
Januari
Februari
Maret
April
Desember
1800000
1800000
Januari
9393300
1917000
11310300
Februari
10608500
2165000
12773500
Maret
11588500
2365000
13953500
April
12399450
14929950
Jumlah
11193300
12525500
13753500
14764450
Bulan transaksi
Pembayaran Utang
Utang Netto
Mei
Juni
Juli
Agustus
April
2530500
14929950
Mei
15165500
3095000
18260500
Juni
14749000
3010000
17759000
Juli
15153250
3092500
18245750
Agustus
15337000
18467000
Jumlah
17696000
17844000
18163250
18429500
Bulan transaksi
Pembayaran Utang
Utang Netto
September
Oktober
Nopember
Desember
Agustus
3130000
18467000
September
18313750
3737500
22051250
Oktober
17865400
3646000
21511400
Nopember
17500350
3571500
21071850
Desember
18110400
21806400
Jumlah
21443750
21602900
21146350
21681900


PT Mayura
Anggaran Utang
Tahun 2013
(Rupiah)
Bulan
Utang Awal
Tambahan Utang
Jumlah Utang
Pembayaran Utang
Utang akhir
Januari
1800000
11310300
13110300
11193300
1917000
Februari
1917000
12773500
14690500
12525500
2165000
Maret
2165000
13953500
16113500
13753500
2360000
April
2365000
14929950
17294950
14764450
2530500
Mei
2530500
18260500
20791000
17696000
3095000
Juni
3095000
17759000
20854000
17844000
3010000
Juli
3010000
18245750
21255750
18163250
3092500
Agustus
3092500
18467000
21559500
18429500
3130000
September
3130000
22051250
25181250
21443750
3737500
Oktober
3737500
21511400
25248900
21602900
3646000
Nopember
3646000
21071850
24717850
21146350
3571500
Desember
3571500
21806400
25377900
21681900
3


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Business

Popular

Arsip Blog

Recent Posts