Anggaran Piutang dan
hutang
ANGGARAN PIUTANG
Pengertian Anggaran Piutang
-) Pengertian Anggaran Piutang,yaitu anggaran untuk merencanakan
secara lebih terperinci tentang jumlah piutang perusahaan beserta
perubahan-perubahan nya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang
-) langkah-langkah menyusun anggaran piutang :
-) langkah-langkah menyusun anggaran piutang :
– menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan
kredit yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam waktu satu bulan /triwulan
– menentukan besarnya BOP debt yang harus dicadangkan
– menentukan besarnya BOP debt yang harus dicadangkan
– mengetahui atau mengidentifikasi term of credit
-) Manfaat anggaran piutang bagi perusahaan :
– salah satu upaya untuk meningkatkan omzet penjualan ,sehingga
keuntungan meningkat
– dapat memperkuat hubungan dagang antara perusahaan dengan relasinya
– pada usaha tertentu kredit jangka panjang dapat menciptakan keuntungan tambahan
– dapat memperkuat hubungan dagang antara perusahaan dengan relasinya
– pada usaha tertentu kredit jangka panjang dapat menciptakan keuntungan tambahan
Pada umumnya perusahaan menjual hasil produknya secara kredit,
kemudian melahirkan piutang dagang; penagihan piutang melahirkan kas. Hubungan
antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut:
Kas
Persediaan Barang
Jadi
Piutang
Kas
Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh : (1) volume
penjualan kredit, (2) syarat pembayaran kredit, makin longgar atau makin lunak
syarat kredit makin besar piutang dagang, (3) kemampuan mengumpulkan atau
menagih piutang, (4) karakter penghutang atau debitur.
Pertimbangan pemberian krdit didasarkan pada : (1) character yaitu karakter para manajemen
perusahaan penghutang (2) capacity yaitu kemampuannya atau
kesanggupan membayar perusahaan penghutang, (3) capital yaitu kondisi posisi keuangan
perusahaan penghutang, (4) collacteral yaitu harta perusahaan
penghutang yang dijadikan jaminan, (5) condition yaitu kondisi ekonomi,
sosial, ekonomi , politik dan bisnis. Tetapi sebenarnya pemberian kredit dalam
dunia bisnis adalah kepercayaan. Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari
partner bisnisnya, maka ia kehilangan kesempatan bisnis.
9.1 PERPUTARAN
PIUTANG (RECEIVABLE TURNOVER)
Piutang adalah unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu
dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat
perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Perputaran piutang
dapat disajikan dengan perhitungan: penjualan bersih secara kredit dibagi
rata-rata piutang. Kemudian 360 hari dibagi perputaran piutang menghasilkan
hari rata-rata pengumpulan piutang (average
collection period of accounts receivable). Pernyataan itu dapat di sajikan dalam
bentuk rumus sebagai berikut:
Perputaran Piutang =
Misalnya PT ABC memiliki informasi mengenai penjualan tahun 2000
sebesar Rp 200 dan tahun 2001 sebesar Rp 180; piutang awal tahun 2001 Rp 40 dan
akhir tahun Rp 60, sedangkan piutang awal tahun 2001 Rp 50 dan akhir tahun Rp
30. Perputaran Piutang dan rata-rata pengumpulan pitang dapat disajikan dalam
tabel
9.1
Tabel 9.1
Perputaran Piutang dan
Rata-Rata Pengumpulan Piutang
Keterangan
|
Tahun
2000
|
Tahun
2001
|
Penjualan
bersih
|
Rp
200
|
Rp
180
|
Piutang
awal tahun
|
Rp
40
|
Rp
50
|
Piutang
akhir tahun
|
Rp
60
|
Rp
30
|
Rata-rata
piutang
(Rp
40 + Rp 60)/2
(Rp
50 + Rp 30)/2
|
Rp
50
|
Rp
40
|
Perputaran
piutang
(Rp
200/Rp50)
(Rp
180/Rp49)
|
4
kali
|
6
kali
|
Rata-Rata
Pengumpulan Piutang
(Rp
200/4)
(Rp
180/6)
|
50
hari
|
30
hari
|
Hari rata-rata pengumpulan piutang adalah sangat penting, makin
lama semakin buruk bagi kas perusahaan, dan sebaliknya. Perputaran piutang yang
tinggi sangat baik bagi perusahaan, karena investasi dalam piutang rendah, dan
sebaliknya.
Cara lain untuk menentukan perputaran piutang dan rata-rata
pengumpulan piutang dapat disajikan dengan ilustrasi berikut ini. PT ABC
memiliki nilai penjualan Rp 180, seluruhnya dijuan secara kredit 30 hari,
dengan ketentuan, jika pembayaran dilakukan dalam waktu sejak 10 hari sejak tanggal
penjualan, diberikan potongan tunai 2%, model lazim ini disebut 2/10, net 30.
Dari jumlah tersebut. 60% dibayar dlam waktu 10 hari, dan sisanya dalam waktu
30 hari. Berdasarkan informasi tersebut dapat dihitung.
1. Jangka Waktu Penagihan (Day
Sales Outstanding atau DSO)ATAU Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection
Period atau ACP) adalah : 0,60(10) + 0,40(30)=18 hari.
2. Penjualan Harian Rata-Rata
(Average Daily Sales atau ADS), dengan asumsi satu tahun 360 hari kerja: (Rp
180/360) = Rp 0.50
3. Piutang PT ABC sepanjang tahun
setiap saat sebesar: (Jangka waktu penagihan x Penjualan Harian Rata-Rata) =
(18 hari x Rp 0,50) = Rp 9.
4. Perputaran Piutang =
(Penjualan/Piutang)= (Rp 180/Rp 9)= 20 X
5. Periode Penagihan Rata-Rata =
(360 hari/Perputaran Piutang)= (360 hari/20) = 18 hari.
6. Periode Penagihan Rata-Rata
atau Jangka Waktu Penagihan dapat dihitung dengan rumus.
Manajer keuangan harus mengetahui penjualan per hari secara kredit
dan jumlah rata-rata piutang sepanjang tahun di setiap saat. Dengan mengatahui
kedua unsur tersebut, ia dapat mengatur arus kas masuk dan tagihan keluar.
9.2.PENGENDALIAN PIUTANG
Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur
piutang (aging schedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut dapat
diketahui, jumlah piutang yang segera dapat ditagih dan yang lambat, dan dapat
diketahui penghutang atau debitur yang baik dan yang buruk.
Menglolah arus kas masuk dan keluar adalah salah satu tugas pokok
bagian keuangan karena semua transaski bisnis bermuara kedalam kas. Manajer
keungan pada umumnya mengharapkan penjualan dapat dilakukan dengan tunai , atau
kredti dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, agar arus kas masuk cepat. Untuk
mengelola keuangan perusahaan yang baik, manajer keungan harus menyusun
anggaran pengumpulan piutang yang akan digunakan untuk mengendalikan piutang.
Makin panjang umur pitangnya, makin buruk kondisi perusahaan karena makin lama
piutang tersebut menjadi kas.
Contoh skedul umur piutang dapat disajikan dalam tabel 9.2, yang
terdiri PT ABC dan PT ABK. Syarat kredit perusahaan tersebut adalah 2/10/net
30.
Tebel 9.2
Skedul Umur Piutang (Aging
Schedule pf Receivable)
Umur
Piutang
|
PT
ABC
|
PT
ABK
|
||
Nilai
Piutang
|
%
dari Total Piutang
|
Nilai
Piutang
|
%
dari Total Piutang
|
|
0-10
|
640
|
80%
|
400
|
50%
|
11-30
|
160
|
20%
|
160
|
20%
|
31-45
|
0
|
120
|
15%
|
|
46-60
|
0
|
80
|
10%
|
|
Di
atas 60
|
0
|
40
|
5%
|
|
Total
|
800
|
100%
|
800
|
100%
|
PT ABC lebih baik dari PT ABK, karena semua pelanggan membayar
tepat waktu 80% pada hari ke 10, dan sisanya 20% membayar pada hari ke 30.
Sedangkan PT ABK pelanggannya tidak tepat membayar sesuai dengan perjanjian
kredit, 30% yaitu (15% + 10% + 5%) pelanggannya membayar lewat 30 hari dari
jatuh tempo. Perusahaan yang lebih baik seyogyanya mengikuti manajemen piutang
PT ABC seperti irustrasi di atas.
Manajer keuangan harus kontrol ketat jangka waktu penagihan dan
skedul umur piutang. Kedua unsur itu harus dihubungkan dengan syarat kredit dan
kedua unsur itu untuk mengatahui efektivitas bagian penagihan menjalankan
tugasnya. Jika jangka waktu penagihan makin panjang dna rasio umur piutang yang
melewati jatuh tempo makin besar , maka harus diadakan peninjauan kembali
kebijakan penjualan kredit.
9.3. ANGGARAN PENGUMPULAN PIUTANG
Pada umumnya perusahaan besar mempunyai banyak pelanggan dengan
kredit. Kondis yang demikian mempengaruhi arus kas perusahaan. Misal PT. ABC
mempunyai penjualan bulan Januari Rp 100, Februari Rp 200, dan Maret Rp 300.
Syarat pembayaran ditetapkan 3/20/net 30, 70% pelanggan membayar 20 hari
setelah bulan penjualan, 20% pelanggan membayar 10 hari terakhir bulan kesatu
sesudah bulan penjualan, dan 10% pelanggan membayar bulan kedua setelah bulan
penjualan. Berdasarkan informasi tersebut anggaran pengumpulan piutang dapat
disajikan pada Tabel 9.3. rincian perhitungan piutang bukan Februari, Maret,
April adalah sebagai berikut:
Bulan Februari:
1) Pengumpulan piutang bulan
Februari 70% x Rp 100 = Rp 70 dikurang potongan tunai 3% x Rp 70 = Rp 2,10 = Rp
67,90.
2) 20% terkumpul dalam waktu 10 hari
terakhir, 20% x Rp 100 = Rp 20.
3) Jadi dalam bulan Februari,
piutang terkumpul = Rp 67,90 + Rp 20 = Rp 87,90
Bulan Maret:
1) Piutang atas penjualan bulan
Januari 10% x Rp 100 = Rp 10
2) Piutang atas penjualan bulan
Februari 70% x Rp 200 = Rp 140, dikurang 3% x Rp 140 = Rp 4,20 = Rp 135,80
3) Terkumpul dalam waktu 10 hari
terakhir, 20% x Rp 200 = Rp 40
4) Jadi dalam bulan Maret, piutang
terkumpul = Rp 10 + Rp 135,80 + Rp 40 = Rp 185,80
Bulan April:
1) Piutang atas penjualan bulan
Februari 10% x Rp 200 = Rp 20
2) Piutang atas penjualan bulan
Februari 70% x Rp 300 = Rp 210, dikurang 3% x Rp 210 = Rp 6,30 = Rp 203,70
3) Terkumpul dalam waktu 10 hari
terakhir, 20% x Rp 300 = Rp 60
4) Jadi dalam bulan Maret, piutang
terkumpul = Rp 20 + Rp 203,70 + Rp 60 = Rp 283,70
Tabel 9.3
Anggaran Pengumpulan Piutang
Waktu
Penjualan
|
Nilani
Penjualan
(Rp)
|
Februari
(Rp)
|
Maret
(Rp)
|
April
(Rp)
|
Januari
Februari
Maret
Jumlah
|
100
200
300
|
87,90
87,90
|
10,00
175,80
185,80
|
20,00
263,70
283,70
|
Dengan skedul anggaran pengumpulan piutang itu, manajer keuangan
dapat merencanakan arus kas keluar perusahaan berdasar arus kas masuk. Jika
arus kas keluar yang direncanakan lebih besar dari pada rencana arus kas masuk,
maka manajer keuangan harus menjadi kredit jangka pendek dari bank.
9.4 KEBIJAKAN KREDIT (CREDIT
POLICY)
Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh banyak faktor antara lain
kualitas produk, harga yang kompetitif, distribusi yang cepat, promosi,
pelayanan purna jual, kebijakan kredit,, dan lain-lain. Berikut ini disajiakan
contoh kasus.
Kasus PT Lesmana
Kebijakan lama:potongan tunai 3% untuk pembayaran sampai dengan 7
hari (3/7). Rata-rata pengumpulan piutang 30 hari, pembeli yang memanfaatkan
potongan tunai 15%, piutang tak tertagih (bad
dept) 2% dari penjualan kredit
(credit sales). Penjulan selama satu tahun 1.500 unit @ Rp 5, VC Rp 2,3 biaya
yang diperhitungkan 22% per tahun.
Kebijakan baru: Perjanjian kredit penjualan (term
of sales) adalah 4/15, potongan 4% bagi
yang melakukan pembayaran sampai dengan 15 hari. Rata-rata pengumpulan piutang
40 hari. Yang memanfaatkan potongan tunai bertambah menjadi 25% dan penjualan
meningkat 20%, tambahan tenaga penjual 3 orang dengan gaji per bulan Rp 1,7 per
bulan per orang, piutang tak tertagih (bad
dept) 3%. Apakah perusahaan
memperthankan kebijakan lama atau baru?
Solusi kasus PT Lesmana tersebut dapat disajikan dalam Tabel 9.4.
Keterangan Tabel 9.4:
·
*Marjin kontribusi = [1-(2,3/5)] = 54%
·
Perhitungan laba (rugi) atas kebijakan baru:
·
Tambahan marjin kontribusi
(Rp 4.860 – Rp
4.050)
= Rp 810,00
·
Tambahan biaya modal
(Rp 75,9 – Rp
53,7625)
= Rp 22,14
·
Tambahan pitang tak tertagih =
(202,5 –Rp
127,5)
= (Rp 75,00)
·
Tambahan potongan tunai =
(Rp 90 – Rp
33,75)
= (Rp 56,25)
·
Gaji tenaga
penjual
= (Rp 61,20)
·
Tambahan
laba
= (Rp 595,41)
Kesimpulan Kebijakan baru adalah layak dijalankan karena ada
tambahan laba sebesar Rp 595,41.
TABEL 9.4
Solusi Kasus PT Lesmana
Keterangan
|
Kebijakan
Lama
|
Kebijakan
Baru
|
Penjualan
|
Rp
7.500
|
(1+20%)(7.500)=Rp
9.000
|
Piutang
|
85%
x 7.500 = Rp 6.375
|
75%
x 9.000 = Rp 6.750
|
Tunai
|
Rp
1.125
|
Rp
2.250
|
Perputaran
(turnover)
|
360/30=
12 X
|
360/4
= 9X
|
Rata-rata
piutang
|
Rp
6.375/12= Rp 531,25
|
Rp
6.750/9 = Rp 750
|
Investasi
pada piutang
|
46%xRp
531,25 =Rp 244,375
|
46%
x Rp 750 = Rp 345
|
Biaya
modal
|
22%
x Rp 244,375 = Rp 53,7625
|
22%
x Rp 345 = Rp 75,9
|
Piutang
tak tertagih
|
2%xRp
6.375 = Rp 127,5
|
3%
x Rp 6.750 = Rp 202,5
|
Potongan
tunai
|
3%
x Rp 1.125 = Rp 33,75
|
4%
x Rp 2.250 = Rp 90
|
Marjin
kontrobusi*
|
54%
x Rp 7.500
|
54%
x Rp 9.000 = Rp 4.860
|
Gaji
tanpa penjual
|
3x
12 x Rp 1,7 = Rp 61,2
|
Pengertian Anggaran Utang
Dimaksudkan dengan anggaran utang
(payable anggaran) ialah Anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih
terperinci tentang jumlah utang beserta perubahannya dari waktu ke waktu (bulan
ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang. Dari pengertian tersebut
dapatlah diketahui bahwa anggaran utang selain menunjukan jumlah utang perusahaan
pada suatu saat tertentu, juga menunjukan perubahanya (mutasinya), baik berupa
tambahan utang baru, maupun pengurangan utang sebagai akibat adanya pelunasan
oleh perusahaan (sebagai pihak debitur). (Munandar 1985)
Anggaran Utang adalah anggaran untuk
memperoleh dan membayar utang. Utang kebalikan dari piutang. Utang adalah
kewajiban debitor (peminjam) untuk melaksanakan sesuatu kepada kreditor
(pemberi pinjaman) selama jangka waktu tertentu. ( M.Nafarin, 2007 )
Pada umumnya utang perusahaan timbul
dari terjadinya transaksi pembelian bahan mentah dan bahan pembantu secara
kredit untuk keperluan proses produksi. Pembelian–pembelian secara kredit ini
dilakukan karena dapat mengurangi kebutuhan modal kerja perusahaan. Biasanya
pembelian kredit semacam ini dilakukan dengan para pedagang pemasok (suplier)
yang memang sudah menjadi langganan tempat membeli.
2.5 Kegunaan Anggaran Utang
Menurut Munandar, kegunaan pokok
anggaran utang secara umum adalah sebagai berikut:
a. Sebagai
pedoman kerja
Anggaran utang memberikan arah dalam
menentukan berapa jumlah utang dan perubahannya (mutasinya), baik berupa
tambahan utang baru, maupun pengurangan utang sebagai akibat adanya pelunasan
oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
b. Sebagai
alat manajemen untuk koordinasi kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat
manajemen untuk mengkoordinasikan kerja seluruh bagian dalam perusahaan
berkaitan dengan perencanaan jumlah utang sehingga dapat mengurangi kebutuhan
modal kerja perusahaan demi kelancaran jalannya perusahaan menjadi lebih
terjamin.
c. Sebagai
alat menajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
Anggaran berfungsi sebagai tolok
ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi jumlah utang perusahaan
nanti. Dengan demikian perusahaan dapat membandingkan antara apa yang tertuang
dalam anggaran, dengan apa yang telah dicapai sehingga dapatlah dinilai. Dari
analisis perbandingan tersebut akan dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan
antara anggaran dengan realisasinya.
Seringkali kegunaan umum semacam ini
disebut sebagai kegunaan manjerial, karena berkaitan erat dengan fungsi
manajemen, terutama di bidang perencanaan (planning), pengkoordinasian
(coordinating), dan pengawasan (controlling). Sedangkan secara khusus, anggaran
utang berguna sebagai dasar untuk menyusun Anggaran Kas, karena pelunasan utang
tersebut akan merupakan pembayaran atau pengeluaran yang mengurangi kas.
2.6 Manfaat anggaran utang
Anggaran utang sangat berguna untuk
kemajuan perusahaan bila utang tersebut dikelola dengan baik. Cara mengelola
utang yang baik antara lain dengan cara membuat anggaran utang. Dengan anggaran
utang dapat diketahui saat utang tersebut diterima dan saat utang dibayar.
Menambah utang jangka pendek maupun
jangka panjang dimaksudkan untuk ekspansi, yaitu memperluas kegiatan
perusahaan, memperluas kegiatan produksi, memperluas kegiatan pemasaran dengan
tujuan memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
Utang jangka pendek digunakan sebagai
modal kerja, yaitu untuk membiayai kegiatan rutin sehari-hari seperti membeli
bahan baku serta membayar gaji dan upah. Dengan bertambahnya utang jangka
pendek berarti bertambah pula bahan baku yang dibeli atau barang dagangan yang
dibeli.
Utang jangka panjang digunakan untuk
membiayai asset tidak lancar seperti memperoleh bangunan, mesin dan peralatan
lainnya. Utang jangka panjang diperlukan sebagai akibat bertambahnya kebutuhan
utang jangka pendek untuk modal kerja. Bahan baku bertambah berarti kegiatan
produksi meningkat dan harus diimbangi dengan menambah bangunan dan peralatan
yang diperlukan dalam proses produksi dimana ekspansi ini pembiayaannya
bersumber dari utang jangka panjang. Bila keperluan investasi seperti menambah
bangunan adan alat produksi dibelanjai dari utang jangka pendek, hal ini dapat
mengganggu likuiditas dan mengganggu kelancaran membayar kewajiban yang segera
harus dibayar.
Dengan peningkatan kegiatan produksi
dan pemasaran sebagai akibat peningkatan pembelanjaan dengan utang dapat
memperbesar laba. Dari segi pemasaran hal ini dapat merebut peluang pasar,
sedangkan dari segi produksi dapat menurunkan harga pokok produk sehingga harga
jual menjadi lebihrendah. Semakin tinggi tingkat produksi maka semakin rendah
biaya tetap per unit. Artinya semakin tinggi tingkat produksi maka semakin
banyak bahan baku yang dibeli dan semakin banyak bahan baku yang dibeli maka
semakin banyak kesmpatan untuk mendapatkan harga bahan baku per unit yang lebih
murah. Oleh karena itu, dapat menurunkan biaya variable per unit, karena bahan
baku sadalah salah satu unsure biaya variable yang pokok. Hal tersebut akan
memperbesar volume barang yang dijual dan dapat memperbesar laba, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan rentabilitas ekonomis.
2.7 Faktor yang mempengaruhi anggaran utang
Factor yang mempengaruhi anggaran
utang adalah :
a. Ekspansi
b. Struktur
Modal
A.Ekspansi
Setiap perusahaan yang ingin
menerapkan going concern atau tetap berjalan dan sukses maka haruslah berusaha
untuk dapat selalu berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan selalu menyangkut
masalah pembelanjaan. Perusahaan yang mengadakan ekspansi selalu membutuhkan
tambahan modal. Kebutuhan modal untuk keperluan ekspansi semakin lama semakin
besar karena sifat ekspansi perusahaan yang dilakukan scara berangsur-angsur.
Pada umumnya ekspansi hanya
membutuhkan tambahan modal kerja karena perusahaan bekerja pada kapasitas
produksi yang sudah ada. Namun apabila kemudian perusahaan harus menambah alat
produksi atau membangun pabrik baru maka kebutuhan modalnya akan bertambah.
Pada ekspansi ini selain dibutuhkan tambahan modal kerja juga dibutuhkan
tambahan modal tetap. Dengan demikin pengertian ekspansi itu dimaksudkan
sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja saja maupun modal kerja dan
modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus menerus di dalam perusahaan.
Perluasan modal ini dapat memperbesar utang.
Apabila ekspansi perusahaan
berdasarkan atas pertimbangan untuk memperbesar atau menstabilisasi laba yang
diperoleh, maka ekspansi tersebut Karena motif ekonomi. Hal ini terjadi
misalnya karena semakin besarnya permintaan terhadap barang atau jasa yang
dibuat oleh suatu perusahaan. Makin luas pasar bagi produknya mendorong
perusahaan tersebut untuk memperbanyak produksinya guna mengimbangi tambahan
permintaan atau tambahan luas pasar. Makin besar jumlah produk yang dijual
berarti makin besar kemungkinan perusahaan untuk mendaat laba, sehingga setiap
pemimpin perusahaan mempunyai harapan untuk dapat selalu mengembangkan dan memperluas
perusahaannya.
Disamping motif ekonomi atau motif
rasional yang diuraikan diatas, terdapat motif lainnya yaitu motif fsikologis.
Motif psikologis adalah motif yang berdasarkan atas ambisi personal dari
pemilik atau pemimpin perusahaan untuk memperoleh prestise dan kekuasaan yang
lebih besar.
Masalah yang penting dalam ekspansi
ialah masalah penentuanbesarnya optimal perusahaan. Besarnya optimal perusahaan
berbeda disetiap perusahaan bahkan dalam satu perusahaanpun efisien maksimal
dari tenaga kerja, modal dan manajemen dapat berubah pada tingkat pertumbuhan
yang berbeda. Besarnya optimal perusahaan mungkin tercapai sebelum tercapainya
efisiensi maksimal dari tenaga kerja, tetapi sesudah tenaga kerja itu mencapai
imbangan yang optimal dengan modal. Imbangan yang paling baik antara pekerja
ahli dengan pekerja kasar mungkin terdapat pada luas produksi yang berbeda –
beda. Besarnya optimal perusahaan selalu berubah dan hal ini dipengaruhi oleh
banyak factor, misalnya besarya dari watak persaingan, berubahnya selera
konsumen, serta kemajuan teknologi atau konjungtur.
B. Struktur Modal
Dalam hubungan dengan struktur
keuangan dan struktur kekayaan, dikenal dengan adanya pedoman atau aturan
struktur keuangan yang konservatif, baik vertical maupun horizontal.
Aturan struktur financial (struktur keuangan ) konservatif yang vertical member
batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahan mengenai besarnya
modal asing (utang) dengan modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa
pembelajaan yang sehat itu pertama – tama itu harus dibangun atas dasar atas
dasar modal sendiri, modal yang tahan resiko, maka aturan financial tersebut
menetapkan bahwa besarnya modal asing (utang) dalam keadaan bagaimanpun juga
tidak melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka
perbandingan antara jumlah modal dengan modal sendiri tidak melebihi 1:1.
Setiap perluasan basis modal akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam
menanggung risiko yang akan dibelanjainya. Pandangan ini terutama didasarkan
pada “prinsip keamanan”, hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap
kreditor maupun terhadap perusahaan sendiri.
Aturan struktur financial konservatif
yang horizontal memberikan batas imbangan antara besarnya modal sendiri di satu
pihak dengan besarnya aset tetapplus sediaan dilain pihak.aturan tersebut
menyatakan bahwa secara keseluruhan “aset tetap”dan “sediaan” harus sepenuhnya
ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri, yaitu modal yang tetap tertanam
di dalam prusahaan. Dengan kata lain, besarnya modal sendiri tidak boleh
kurang atau lebih kecil dari jumlah aset tetap plus sediaan. Dengan demikian,
keadaan yang dianggap normal oleh aturan tersebut ialah keadaan besarnya modal
sendiri sama besarnya dengan jumlah aset tetap plus sediaan.
Apabila jumlah modal sendiri lebih
kecil atau kurang dari besarnya aset tetap plus sediaan, berarti aset tetap
tersebut “kurang tertutup” oleh modal sendiri, sehingga besarnya modal sendiri
tidak cukup untuk menjamin atau menutup aset tetap tersebut. Aset tetap dan
sediaan merupakan aset yang akan tetap terikat dalam perusahaan untuk jangka
waktu yang lama sehingga untuk mempelajari aset tersebut juga diperlukan modal
yang akan tetap tertanam dalam perusahaan, yaitu dalam bentuk modal sendiri.
Apabila besarnya modal sendiri lebih kecil dari aset tetap plus sediaan,
berarti bahwa sebagian dari aset tersebut dibelanjai dengan modal asing.
Apabila jangka waktu modal asing tersebut lebih pendek dari jangka waktu
terikatnya dana dalam aset tersebut, hal ini akan menganggu likuiditas
perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila jumlah modal sendiri lebih
besar dari jumlah aset tetap tersebut, sehingga kelebihannya itu dapat
digunakan untuk menutup sebgian aset lancar.
Jadi, modal sendiri kecil maka
besarnya utang (modal asing) juga kecil,sebaliknya bila modal sendiri besar
maka utang (modal asing) juga dapat besar, tetapi tidak melebihi besarnya modal
sendiri.
Sebagai contoh, perusahaan X
mempunyai modal sendiri Rp. 100.000, aset lancar Rp. 20.000 dan aset tak lancar
Rp.80.000; sementara perusahaan Y mempunyai modal sendiri Rp.60.000, aset
lancar Rp. 10.000, aset tak lancar Rp. 50.000. Perusahaan X dapat menambah
utang maksimal Rp. 100.000, sedangkan perusahaan Y dapat menambah utang
maksimal Rp. 60.000
Selain itu ada factor lain yang
mempengaruhin besar kecilnya anggaran utang akan tergantung pada :
a. Anggaran
Pembelian Material
Semakin besar kebutuhan material pada satu periode berarti
memerlukan pembelian material yang semakin besar sehingga kemungkinan
untuk tidak membayar dengan tunai akan semakin besar, karena kondisi
keuangan yang terbatas.
b. Syarat
Pembayaran
Syarat pembayaran yang semakin lunak biasanya akan menjadikan nilai utangyang
akan diambil semakin besar. Syarat pembayaran akan meliputi tingkat
bunga, jangka waktu dan denda serta jatuh tempo pembayaran pada setiap
bulan.
c. Tersedianya
modal kerja dan kebijakan perusahaan dalam pembayaran utang
Bila modal kerja yang tersedia relatif besar maka sebagian besar
pembelianmaterial dan keperluan yang lain dilakukan secara tunai, sehingga akan
meminimkanutang yang akan diambil.
d. Kepercayaan
Suplier dan Bank
Bila perusahaan cukup mendapatkan
kepercayaan dari para suplier dan pihak pemberi kredit karena selama
ini reputasinya cukup baik, maka akan lebih mudahuntuk mendapatkan fasilitas
kredit baik dari para suplier dan pihak bank untuk masa-masa yang akan datang
2.8 Data Dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Utang
Adapun Data Dan Informasi yang
diperlukan untuk menyusun budget utang antara lain:
1. Rencana
pembelian bahan mentah atau bahan pembantu yang tertuang dalam budget pembelian
bahan mentah.
2. Keadaan
persaingan para pemasok bahan di pasar.
3. Posisi
perusahaan terhadap pihak pemasok bahan.
4. Syarat
pembayaran yang ditawarkan oleh pihak penjual.
5. Tersedianya
modal kerja perusahaan.
2.9 Ilustrasi Penyusunan Anggaran Utang
Penyusunan anggaran utang merupakan
tanggung jawab departemen keuangan. Langkah pertama, departemen keuangan
bekerja sama dengan departemen pembelian rutin untuk mengumpulkan data belian
dan syaratnya. Langkah kedua, menghitung anggaran utang usaha pada periode
tertentu. Langkah ketiga, menyusun anggaran utang usaha.
Untuk menyusun anggaran utang jangka
panjang untuk keperluan investasi, departemen keuangan bekerja dengan
departemen produksi untuk mengumulkan data alat produksi yang dibeli sebagai
langkah pertama. Langkh kedua mengumpulkan data jangka waktu kredit dan bunga
serta pembayarannya, langkah ketiga, menghitung dan menentukan besarnya
anggaran utang.
Dalam hal penyusunan anggaran utang
dibuat ilustrasi penyusunan anggaran utang jangka pendek dan utang jangka
panjang untuk kredit investasi.
A. Bentuk
Anggran Utang
Sebagaimana halnya dengan
anggaran-anggaran yang lain untuk anggaran utang juga tidak mempunyai suatu
bentuk standar yang harus dipergunakan ini berarti masing-masing perusahaan
mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya sesuai dengan
keadaan perusahaan masing-masing.
Berdasarkan syarat pembayaran yang
ditawarkan oleh supplier bahan mentar untuk tahun 2003, yaitu : 5/10.
n/30, PT Mayura menetapkan kebijaksanaan pembelian bahan mentah sebagai
berikut :
1. Sebesar
40% dari transaksi pembelian dilakukan secara tunai sehingga menerima potongan
pembelian
2. Sebesar
20% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit dengan pelunasan yang
dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi pembelian
tersebut, dan sebelum batas waktu 10 hari, sehingga akan menerima potongan
pembelian
3. Sebesar
30% dari transaksi pembelian, dilakukan secara krodit dengan pelunasan yang
dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi pembelian
tersebut, tetapi sudah batas waktu 10 hari, sehingga tidak akan menerima
potongan pembelian.
Dengan demikian, misalnya anggaran pembelian bahan mentah tahun
2003 sebagai berikut :
PT Mayura
|
||||
Anggaran Pembelian Bahan Mentah
|
||||
Tahun 2003
|
||||
Bulan
|
Jenis Bahan Mentah
|
Jumlah
|
||
A
|
B
|
C
|
||
Januari
|
7800000
|
9120000
|
2250000
|
19170000
|
Februari
|
8600000
|
10500000
|
2550000
|
21650000
|
Maret
|
9400000
|
11400000
|
2850000
|
23650000
|
April
|
10200000
|
12330000
|
2775000
|
25305000
|
Mei
|
12625000
|
14525000
|
3800000
|
30950000
|
Juni
|
12375000
|
13825000
|
3900000
|
30100000
|
Juli
|
12750000
|
14175000
|
4000000
|
30925000
|
Agustus
|
12750000
|
14350000
|
4200000
|
31300000
|
September
|
15450000
|
16800000
|
5125000
|
37375000
|
Oktober
|
15360000
|
16600000
|
4500000
|
36460000
|
Nopember
|
15660000
|
15680000
|
4375000
|
35715000
|
Desember
|
15120000
|
16640000
|
5200000
|
36960000
|
Skedul Pembayaran utang
|
|||||
Bulan transaksi
|
Pembayaran Utang
|
Utang Netto
|
|||
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
||
Desember
|
1800000
|
1800000
|
|||
Januari
|
9393300
|
1917000
|
11310300
|
||
Februari
|
10608500
|
2165000
|
12773500
|
||
Maret
|
11588500
|
2365000
|
13953500
|
||
April
|
12399450
|
14929950
|
|||
Jumlah
|
11193300
|
12525500
|
13753500
|
14764450
|
|
Bulan transaksi
|
Pembayaran Utang
|
Utang Netto
|
|||
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
||
April
|
2530500
|
14929950
|
|||
Mei
|
15165500
|
3095000
|
18260500
|
||
Juni
|
14749000
|
3010000
|
17759000
|
||
Juli
|
15153250
|
3092500
|
18245750
|
||
Agustus
|
15337000
|
18467000
|
|||
Jumlah
|
17696000
|
17844000
|
18163250
|
18429500
|
|
Bulan transaksi
|
Pembayaran Utang
|
Utang Netto
|
|||
September
|
Oktober
|
Nopember
|
Desember
|
||
Agustus
|
3130000
|
18467000
|
|||
September
|
18313750
|
3737500
|
22051250
|
||
Oktober
|
17865400
|
3646000
|
21511400
|
||
Nopember
|
17500350
|
3571500
|
21071850
|
||
Desember
|
18110400
|
21806400
|
|||
Jumlah
|
21443750
|
21602900
|
21146350
|
21681900
|
PT Mayura
|
|||||
Anggaran Utang
|
|||||
Tahun 2013
|
|||||
(Rupiah)
|
|||||
Bulan
|
Utang Awal
|
Tambahan Utang
|
Jumlah Utang
|
Pembayaran Utang
|
Utang akhir
|
Januari
|
1800000
|
11310300
|
13110300
|
11193300
|
1917000
|
Februari
|
1917000
|
12773500
|
14690500
|
12525500
|
2165000
|
Maret
|
2165000
|
13953500
|
16113500
|
13753500
|
2360000
|
April
|
2365000
|
14929950
|
17294950
|
14764450
|
2530500
|
Mei
|
2530500
|
18260500
|
20791000
|
17696000
|
3095000
|
Juni
|
3095000
|
17759000
|
20854000
|
17844000
|
3010000
|
Juli
|
3010000
|
18245750
|
21255750
|
18163250
|
3092500
|
Agustus
|
3092500
|
18467000
|
21559500
|
18429500
|
3130000
|
September
|
3130000
|
22051250
|
25181250
|
21443750
|
3737500
|
Oktober
|
3737500
|
21511400
|
25248900
|
21602900
|
3646000
|
Nopember
|
3646000
|
21071850
|
24717850
|
21146350
|
3571500
|
Desember
|
3571500
|
21806400
|
25377900
|
21681900
|
3
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar