ANALISIS EKONOMI DAN ANALISIS
INDUSTRI
Bagian A
Analisis Ekonomi
Pada artikel sebelumnya kita
sudah sama-sama membaca tentang 10 prinsip ekonomi. Nah, seperti yang kita ketahui juga bahwa
suatu pengamatan atau studi tentang masyarakat dan individu dalam menentukan
pilihan, apakah itu dengan uang atau pun tidak, atau juga dengan menggunakan
sumber daya yang ada yang terwujud dalam berbagai teknik dengan tujuan untuk
menghasilkan berbagai barang dan jasa lalu mendistribusikannya dalam rangka
pemenuhan kebutuhan kondisi adalah definisi dari ilmu ekonomi itu sendiri.
Sehingga dalam penerapan ilmu ekonomi tersebut maka diperlukanlah suatu sistemanalisis ekonomi untuk mengelola data dan statistik yang berkaitan proses berjalannya ekonomi itu di masyarakat. Maka muncullah 3 model analisis ekonomi yang sudah umum kita ketahui yaitu ekonomi deskiptif, teori ekonomi, dan ekonomi terapan. Dan berikut ini adalah penjelasannya.
Sehingga dalam penerapan ilmu ekonomi tersebut maka diperlukanlah suatu sistemanalisis ekonomi untuk mengelola data dan statistik yang berkaitan proses berjalannya ekonomi itu di masyarakat. Maka muncullah 3 model analisis ekonomi yang sudah umum kita ketahui yaitu ekonomi deskiptif, teori ekonomi, dan ekonomi terapan. Dan berikut ini adalah penjelasannya.
Analisis Ekonomi Model 1 – Ekonomi Deskriptif
Yaitu suatu analisis ekonomi
yang menggambarkan tentang kondisi yang sebenarnya terjadi dalam suatu perekonomian. Dengan cara inilah fakta-fakta yang terjadi dalam perekonomian
yang sudah berjalan akan dianalisa. Memang terkadang hal ini masih cukup sulit
untuk dilakukan karena terkadang sifat yang sebenarnya dari suatu keadaan
dengan fakta yang terwujud dari situasi itu sendiri.
Penyebab lainnya adalah dikarenakan terwujudnya situasi atau kondisi dalam perekonomian itu berhubungan dengan individu-individu dalam suatu masyarakat. Sebagai contoh apabila kita ingin menganalisa mengenai seberapa besar pengaruh kenaikan harga pangan. Hal ini cukup sulit diketahui karena produksi pangan juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antar lain adalah faktor harga barang lain, faktor keadaan ekonomi, faktor iklim, dan faktor-faktor lainnya.
Penyebab lainnya adalah dikarenakan terwujudnya situasi atau kondisi dalam perekonomian itu berhubungan dengan individu-individu dalam suatu masyarakat. Sebagai contoh apabila kita ingin menganalisa mengenai seberapa besar pengaruh kenaikan harga pangan. Hal ini cukup sulit diketahui karena produksi pangan juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antar lain adalah faktor harga barang lain, faktor keadaan ekonomi, faktor iklim, dan faktor-faktor lainnya.
Analisis Ekonomi Model 2 – Teori Ekonomi
Yaitu suatu pandangan yang
menggambarkan tentang hubungan prediksi dari kondisi ekonomi yang akan terjadi dengan sifat-sifat
ekonomi yang telah terwujud dalam kegiatan ekonomi sebelumnya, serta
pengaruh-pengaruh yang mempengaruhi perubahan tersebut. Sekaligus teori ekonomi
ini juga memberikan informasi tentang sifat utama dari sistem ekonomi dan apa
yang menjadikan berfungsinya ekonomi itu.
Dengan mendapatkan data berupa fakta-fakta ekonomi saja itu belum cukup untuk mempelajari ilmu ekonomi. Tetapi ada hal yang lebih penting dari pada itu, yaitu membuat sususan secara sistematik dari fakta-fakta tersebut, sehingga gambaran umum tentang perekonomian yang sedang terjadi serta berbagai komponen pendukungnya dapat diketahui. Inilah tugas dari model analisis teori ekonomi.
Dengan mendapatkan data berupa fakta-fakta ekonomi saja itu belum cukup untuk mempelajari ilmu ekonomi. Tetapi ada hal yang lebih penting dari pada itu, yaitu membuat sususan secara sistematik dari fakta-fakta tersebut, sehingga gambaran umum tentang perekonomian yang sedang terjadi serta berbagai komponen pendukungnya dapat diketahui. Inilah tugas dari model analisis teori ekonomi.
Analisis Ekonomi Model 3 – Ekonomi Terapan
Model analisis ekonomi berupa
ekonomi terapan ini jika di masyarakat biasanya disebut dengan ilmu kebijakan
ekonomi. Yaitu suatu sistem analisis yang digunakan untuk mencari pemecah
masalah dan cara penerapannya untuk mengatasi berbagai macammasalah ekonomi yang terjadi. Nah, hubungannya dengan
sistem teori ekonomi adalah model ekonomi terapan ini dapat menggunakan hasil
perumusan dari sistem teori ekonomi tersebut.
Mari kita ingat kembali bahwa sebenarnya ada 4 tujuan pencapaian dalam perekonomian, yaitu :
Mari kita ingat kembali bahwa sebenarnya ada 4 tujuan pencapaian dalam perekonomian, yaitu :
1.
Menjaga kestabilan harga
2.
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cepat
3.
Mejudkan pendataan distribusi yang merata
4.
Mengatasi besarnya angka pengangguran
Bagian B
Analisis industry
Industry adalah kelompok
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang serupa, pemeriksaan tentang
pentingnya kelompok pemegang saham dalam lingkungan kerja perusahaan disebut
analisis industry.
M. E. Porter, penggagas
strategi kompetitif, berpendapat bahwa perusahaan lebih memberikan perhatian
pada persaingan yang ada dalam industrinya. “kekuatan kolektif dari kekuatan
tersebut menentukan laba potensial pokok dalam industry, di mana potensial laba
diukur dengan tingkat pengembalian investasi modal”. Semakin kuat setiap
kekuatan dalam model tersbut, semakin terbatas kemampuan perusahaan untuk
menaikkan harga dan mendapatkan laba yang lebih besar.
Dalam melakukan pengamatan industry, perusahaan harus menilai
pentingnya enam kekuatan untuk sukses, yaitu ancaman pendatang baru, persaingan
diantara perusahaan yang telah ada, kekuatan penawaran (bargaining power)
pemasok, kekuatan penawaran pembeli, dan kekuatan relative dari stakeholder
lain.
A. Ancaman pendatang baru
Pendatang baru dalam industri
biasanya membawa kapasitas baru, sebagai usaha untuk mendapatkan keuntungan
dari pasar saham, dan sumber daya penting.
• Skala ekonomi: skala ekonomi
adalah keunggulan biaya yang berhubungan dengan ukuran yang besar.
• Diferensiasi produk:
identifikasi merek menciptakan penghalang masuk dengan memaksa pendatang untuk
memberikan pengeluaran yang cukup besar untuk mengatasi loyalitas pelanggan
yang sudah ada.
• Kebutuhan modal: kebutuhan
untuk menginvestasikan sumber daya keuangan dalam jumlah yang sangat besar akan
menciptakan penghalang masuk yang signifikan, terutama jika digunakan untuk
menutup biaya-biaya seperti R&D.
• Biaya untuk berpidah
(switching cost): switching cost adalah biaya yang dikeluarkan satu kali oleh
pembeli ketika ia berpindah dari satu pemasok ke pemasok lan.
• Akses ke saluran distribusi:
pendatang baru mungkin membutuhkan penghalang masuk untuk mengamankan
distribusi produknya.
• Independensi ukuran kerugian
biaya: perusahaan yang sudah mapan mungkin memiliki keunggulan biaya yang tidak
mudah ditiru oleh pendatang baru.
• Kebijakan pemerintah:
pemerintah dapat memberikan penghalang masuk bagi suatu industry dengan
menerapkan persyaratan lisensi dan membatasi akses kepada bahan baku.
Kekuatan-kekautan yang
mempengaruhi persaingan industri
B. Persaingan diantara
perusahaan yang telah ada
Dalam sebagian besar industri,
perusahaan saling bergantung. Pesaingan yang digerakkan oleh satu perusahaa
dapat dipastikan mempengaruhi para pesaingnya, dan mungkin menyebabkan
pembalasan atau usaha-usaha perlawanan.
• Jumlah pesaing : pesaing
sangat beraneka ragam atau tidak sama dalam ukuran dan kekuatan.
• Tingkat pertumbuhan industry:
pertumbuhan industry yang cepat biasanya memberikan sejumlah kesempatan bagi
banyak perusahaan untuk tumbuh di dalamnya.
• Karakteristik barang atau
jasa: jika barang atau jasa secara mendasar sama – tanpa menghiraukan apa yang
ditawarkan oleh perusahaan, maka barang atau jasa tersebut sama dengan
komoditas.
• Jumlah biaya tetap: jika
biaya tetap perusahaan tinggi, perusahaan sebaiknya memotong harga di bawah
biaya total paling tidak untuk menutup biaya tetapnya.
• Kapasitas: jika satu-satunya
cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume adalah
dengan meningkatkan kapasitas dengan membangun pabrik baru, maka hal itu dapat
terpenuhi jika kapasitas penuh pabrik baru mampu menjaga supaya harga unit
tetap serendah mungkin.
• Tingginya penghalang untuk
keluar: penghalang untuk keluar menjaga supaya perusahaan tidak keluar dari
industri. Penghalang tersebut dapat berupa asset khusus atau loyalitas manjemen
pada bisnis yang ada.
• Diversitas pesaing: pesaing
sering memiliki banyak wilayah, strategi, dan budaya perusahaan. Mereka juga
memiliki ide-ide yang sangat berbeda tentang bagaimana bersaing, dan arena itu
mereka sering melakukan jalan pintas dan tidak mengetahui tantangan yang ada di
setiap posisi yang berlainan.
C. Ancaman produk atau jasa
pengganti
Produk penganti muncul dalam
bentuk berbeda, tetapidapat memuaskan kebutuhan yang sama dari produk lain.
Menurut Porter, “penggantian membatasi pendapatan potensial dari suatu industry
karena batas atas pada harga-harga perusahaan dalam suatu industry karena batas
atas pada harga-harga perusahaan dalam suatu industry berpengaruh secara
signifikan laba”.
D. Kekuatan penawaran pembeli
Pembeli mempengaruhi industry
melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap
kualitas atau jasa yang lebih baik, dan memainka peran untuk melawan satu
pesaing dengan lainnya. Pembeli atau kelompok pembeli kaut jika beberapa
kondisi berikut ini dipenuhi.
• Pembeli membeli sebagian
besar dari produk atau jasa penjual.
• Pembeli memiliki kemampuan
potensial untuk mengintegrasi ke belakang dengan memproduksi produknya sendiri.
• Pemasok alternatife sangat
dimungkinkan karena prodoknya standar atau tidak berbeda.
• Biaya mengganti pemasok
sangat rendah.
• Produk yang dibeli mewakili
persentase tinggi dari harga pokok pembeli, karena itu menyediakan insentif
bagi toko-toko sekitar untuk harga yang lebih rendah.
• Pembeli mendapatkan laba yang
rendah dan karena itu sangat sensitif untuk harga pokok dan jasa yang berbeda.
• Produk yang dibeli tidak
penting untuk kualitas akhir atau harga dari produk atau jasa pembeli, dan
dengan mudah diganti tanpa mempengaruhi kerugian pada produk akhir.
E. Kekuatan Penawaran Pemasok
Pemasok atau kelompok pemasok
kuat jika beberapa persyaratan berikut ini dipenuhi.
• Industri pemasok didominasi
oleh sedikit perusahaan, tetapi menjual kebanyak perusahaan ( missal,
perusahaan minyak ).
• Produk atau jasanya unik dan
atau produk itu mempunyai biaya pengganti yang menambah kekuatan ( missal,
perangkat lunak pengolah kata ).
• Produk pengganti tidak
tersedia ( missal, barang elektronik).
• Industri pembeli pembeli
membeli hanya sebagian kecil barang atau jasa dari kelompok pemasok dan itu
tidak penting bagi pemasok ( misal, penjualan ban mesin pemotong rumput kurang
penting bagi industry ban disbanding penjualan ban mobil).
F. Kekuatan Relatif dari
Stakeholder Lain
Porter berpendapat bahwa
pemerintah mempengaruhi tingkat aktivitas persaingan dengan menggunakan lima
kekuatan yang telah disebutkan, kita tahu bahwa pemerintah layak diperhitungkan
karena kekuatan pemerintah dapat mempengaruhi semua industri.
G. Evolusi industi
Sebagian besar industri berkembangmelalui serangkaian tahap dari
tumbuh hingga dewasa hingga akhirnya menurun. Intensutas pada setiap kekuatan
yang telah ditetapkan sebelumnaya akan menentukan tahap-tahap evolusi industi.
Berdasrkan daur hidup produk ( dibahas pada bab.5 ), daur hidup industri sangat
berguna untuk menjelaskan dan meramalkan kekuatan dan tren keenam kekuatan yang
memacu persaingan industri.
Jika industri adalah baru orang sering membeli produk tanpa
mempertimbangkan harga, karena karena produk tersebut memenuhi kebutuhan unik.
Jika pesaing baru masuk ke industri, harga akan turun karena terjadi
persaingan.
Ketika indusrti memasuki
kedewasaan , produk cenderung menjadi komoditas. Pembeli akan lebih pintar,
mereka mendasarkan keputusan membeli pada informasi yang lebih baik. Harga
menjadi perhatian dominan jika produk dalam tingkat kualitas dan keistimewaan
minimum.
Kelompok-kelompok Strategis dan
Pemetaan Strategis
Menurut K.J dan M.L Hatten, kelompok strategis terdiri dari
unit-unit bisnis atau perusahaan-perusahan yang “menggunakan strategi-stategi
yang sama dengan sumber daya yang sama.” Penelitian menunjukkan bahwa
kelompok-kelompok strategis untuk memahami lingkunagan persaingan dengan lebih
baik. Karena budaya dan struktur perusahaan mencerminkan jenis strategi yang
digunakan, perusahaan-perusahaan atau unit-unit bisnis yang menjadi anggota
suatu kelompok strategis tertentu dalam industri yang sama, cenderung menjadi
musuh dan lebih serupa satu dengan yang lain dibanding pesaing-pesaing dari
kelompok strategis yang lain dalam industri yang sama.
Sebagai contoh, meskipun McDonal dan Olive Garden adalah bagian
dari industry rumah makan yang sama, mereka memiliki misi, tujuan, dan strategi
yang berbeda, dan menjadi anggota kelompok strategis yang berbeda. Pada umumnya
mereka hanya memberi sedikit perhatian antara satu sama lain ketika
merencanakan tindakan-tindakan persainagan. Burger King dan Hardee’s memiliki persamaan
denagan McDonal’s dalam hal strategi: memproduksi volume yang tinggi dari
daging berharga rendah yang ditargetkan bagi keluarga-keluarga pada umumnya.
Sebagai akibatnya, mereka menjadi musuh yang kuat dan diorganisir untuk
beropersi dengan cara yang sama.
Penghalang Mobilitas
Menurut Porter, penghalang mobilitas adalah “factor-faktor yang
menentukan perpindahaan perusahaan dari satu posisi strategis ke posisi
strategis yang lain”.
Tipe-tipe strategis
Tipe-tipe umum strategis
terdiri dari beberapa karakteristik:
• Defenders adalah
perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai produk terbatas dan berfokus pada
efisiensi kegiatan-kegiatan operasimereka yang telah ada
• Prospectors adalah
perusahaan-perusahaan yang memiliki lini produk luas, dan berfokus dan berfokus
pada inovasi produk dan peluang-peluang pasar
• Analyzers adalah perusahaan
yang beroperasi paling sedikit pada dua wilayah pasar produk yang berbeda, satu
stabil dan satu variable
• Reactors adalah
perusahaan-perusahaan yang kurang memiliki konsistensi hubungan antara
strategi, struktur dan budaya
Contoh-contoh penghalang masuk dan penghalang mobilitas serta cara
menghindari atau mengatasinya
Contoh-contoh penghalang masuk
dan penghalang mobilitas dalam beberapa industry:
• Kebutuhan asset tetap yang
tinggi (industry baja)
• Biaya periklanan yang tinggi
(industry minuman dan bir)
• Bahan mentah yang jarang
(industry perminyakan)
• Persyaratan pemerintahan yang
sulit (industry listrik)
• Kebutuhan penjualan secara
kredit (industry peralatan)
• Kemampuan untuk mengendalikan
tukar tambah (industry otomotif dan eceran)
• Produk-produk yang dilindungi
oleh hak paten merek dagang dan trade secrets (indusgtri minuman)
• Pengendalian-pengendalian
saluran distribusi yang utama (televise jaringan)
• Harga persaingan yang sangat
rendah (industry elektronik konsumen)
Cara menghindari atau mengatasi
penghalang masuk dan penghalang mobilitas
• Temukan ceruk yang terbuka
(sabun cair Neutrogena)
• Temukan produk substitusi
(computer menggantikan mesin ketik)
• Kembangkan peningkatan
tekhnologikal (minyak goring rendah lemak dari P&G)
• Beda kan produk dari bauran
pemasaran (penjualan computer zenith di perguruan tinggi)
• Menekankan pada bagian yang
merupakan kelemahan pesaing (Toyota menekankan produk berkualitas dengan biaya
rendah)
• Ciptakan proses perbaikan
atau peningkatan (proses produksi deere yang fleksibel)
Intelijen industry
Penelitian menunjukan bahwa orang banyak melakukan pengamatan
terhadap lingkungan secara informal dan individual. Mereka memperoleh informasi
dari berbagai sumber, seperti pelanggan, pemasok, pegawai bank, konsultan,
publikasi, pengamatan pribadi, bawahan, atasan atau rekan kerja.
Banyak orang di semua tingkat
organisasi dapat memperoleh data dalam waktu singkat. Oleh karena itu,
manajemen puncak harus mengembangkan system untuk mendapatkan data dari
pihak-pihak yang memilikinya keorang-orang yang dapat mengintegrasi data-data
tersebut dengan informasi-informasi lain, untuk menjadi suatu bentuk pengukuran
lingkungan yang komprehensif. Penelitian mengindentifikasikan bahwa kurang dari
5 persen dari perusahaaan-perusahaan Di AS, secara penuh mengembangkan program
intelijen
Peramalan
Sesudah mengumpulkan informasi
mengenai lingkunganya, perusahaan harus menganalisis kecenderungan-kecenderungan
yang ada dan berusaha menetukan arah yang akan dituju untuk masa depan. Batas
perencanaan strategis bagi banyak perusahaan besar adalah sekitar 5 sampai 10
tahun kedepan. Sebagian besar perusahaan harus mendasarkan perencanaan masa depan
mereka pada peramalan – seperangkat asumsi seperti apa masa depan
Asumsi yang membahayakan
Peramalan tidak lebih dari
sekedar langkah yang penuh keyakinan untuk menuju masa depan. Pengamatan
lingkungan menyediakan data yang masuk akal mengenai situasi pada masa
sekarang, tetapi diperlukan intuisi dan keberuntungan untuk memperkirakan masa
depan secara tepat. Kesalahan asumsia-asumsi dasar merupakan hal yang paling
sering menimbulkan kesalahan peramalan. Meskipun demikian, banyak manajer yang
memformulasikan dan mengimplementasikan perencanaan stragtegis sedikit
menyadari atau tidak menyadari bahwa kesuksesan mereka didasarkan pada
seperangkat asumsi.
Tekhnik-tekhnik
9 Brainstorming. dan model-model statistikal juga merupakan
teknik-teknik peramalan yang populer. Brainstorming adalah pendekatan
nonkualitatif, yang memerlukan kehadiran orang-orang dengan pennetahuan
mengenai situasi yang akin diprediksi. Aturan dasar brainstorming adalah
memperoleh ide-ide tanpa. terlebili dahulu menyeleksi atau menyaringnya. Tidak
ada kritik yang dilontar kan, dan ide-ide cenderung dibangun pada ide-ide awal
sampai tercapai konsensus. Teknik tersebut bagus untuk manajer operasi yang
lebih meng¬andalkan "perasaan mendalarn" daripada teknik-teknik
kuantitatif Model statistik adalah teknik kuantitatif yang berusaha menemukan
faktor-faktor penyebab atau setidak-tidaknya faktor-faktor penjelas yang
menghubungkan dua atau lebih time series. Model statistik mencakup analisis
regresi dan metode metode ekonometrik lainnya. Meskipun berguna untuk
mengidentifikasi kecen derungan, model statistikal, seperti ekstrapolasi
kecenderungan, didasarkan pada data masa lalu Jika pola hubungan berubah,
akurasi peramalan akan hilang.36 Teknik peramalan yang lain, seperti
cross-impact analysis (CIA) dan Trend-impact analysis (TIA), tidak begitu
Bering digunakan.
Penulisan skenario merupakan teknik peramalan yang paling Bering
digunakan setelah ekstrapolasi kecenderungan. Mula-mula dikembangkan oleh Royal
Dutch' Sell, penulisan skenario adalah "deskripsi terfokus mengenai masa
depan yang secara mendasar berbeda, yang dihadirkan dalam naskah yang koheren
atau dalam model naratif.37 Oleh karena itu, skenario hanyalah deskripsi
tertulis mengenai keadaan masa depan, dalam hal isu-isu dan variabel-variabel
penting, atau dapat juga dibuat dengan menggabungkannya dengan teknik-teknik
peramalan lainnya.38 Salah satu contoh adalah metode yang digunakan oleh
General Electric, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.7. Metode tersebut
berdasarkan panel Delphi para ahli yang tidak diketahui namanya, trend-impact
analysis, dan cross-impact analysis.
Porter sangat merekomendasi digunakannya skenario industri untuk
mengadakan analisis industri. Teknik-teknik peramalan tersebut memanfaatkan
berbagai variabel dari lingkungan masyarakat dan menguji penganihnya terhadap
stakeholder utama dalam lingkungan ker~a perusahaan ( industri). Proses
tersebut dapat diterapkan dengan cara berikut ini.
1. Menguji pergeseran yang
mungkin dalam variabel-variabel masya rakat:
2. Mengidentifikasi
ketidakpastian pads setiap enam kekuatan ling kungan kerja (pesaing, pembeli,
pemasok, kemungkinan produk substitusi, pesaing bare yang potensial, dan
stakeholder utama lainnya
3. Buatlah interval mengenai
asumsi-asumsi yang mungkin terjadi mengenai kecenderungan masa depan: sebagai
contoh, jika harga minyak merupakan faktor yang penting, buat asumsi yang masuk
akal mengenai harga mass depan yang tinggi, rendah, dan yang paling mungkin
terjadi.
4. Mengkombinasikan
asumsi-asumsi mengenai kecenderungan individual ke dalam skenario yang
konsisten secara internal: mengkombinasikan berbagai kecenderungan ke dalam
seperangkat skenario. Karena satu kecenderungan akan berpengaruh terhadap
kecenderungan yang lain, pastikan bahwa skenario konsisten secara internal.
Sebagai contoh, jika skenario memasukkan asumsi harga minyak tinggi dan inflasi
rendah, skenario tidak konsisten secara internal dan sebaiknya ditolak.
5. Menganalisis situasi
industri yang muncul pada setiap skenario: sebagai contoh, jika satu skenario
berasumsi bahwa obat generik akan lebih banyak peminatnya daripada minuman
bermerek, situasi dalam industri minuman di bawah asumsi ini akan berbeda jika
menggunakan asumsi bahwa permintaan obat generik tidak begitu tinggi.
6. Menentukan sumber daya keunggulan
kompetitif di masing-masing skenario: sebagai contoh, dalam industri yang
didominasi oleh obat generik, kombinasi harga rendah yang disebabkan oleh
rendahnya biaya operasi, akan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
7. Memprediksi perilaku pesaing pada setiap skenario: ketika
industri bergerak pada suatu skenario, setiap pesaing akan menyesuaikan diri.
Beberapa akan meninggalkan, dan pesaing baru akan masuk. Gunakan data masa lalu
para pesaing dan apa yang diketahui mengenai manajemennya, estimasi apa yang kemungkinan besar akan dilakukan
oleh masing-masing pesaing. Setelah hal tersebut dilakukan, tentukanlah
faktor-faktor strategic eksternal yang dibutuhkan untuk sukses (peluang) serta
hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan (ancaman-ancaman), dalam berbagai
skenario masa depan.
Sintesis Faktor-faktor
Strategis Eksternal —EFAS
Setelah manajer strategis meneliti kondisi eksternal dan
lingkungan kerja, serta mengidentifikasi faktor-faktor strategis bagi
perusahaan, mereka dapat merang kum analisis mereka dalam bentuk Ringkasan
Analisis Faktor-faktor Strategis Eksternal (EFAS). Bentuk tersebut membantu
manajer mengorganisir faktor-faktor strategis eksternal ke dalam
kategori-kategori yang diterima secara umum mengenai peluang dan ancaman.
Bentuk itu juga merupakan alat dalam analisis untuk mengukur seberapa baik
manajemen (rating) menanggapi faktor tertentu dalam hal tingkat pentingnya
(bobot) faktor tersebut bagi perusahaan. Penggunaan bentuk EFAS meliputi
beberapa langkah:
Pertama, identifikasi dan tuliskan
dalam Kolom 1 antara 5 sampai 10 peluang dan ancaman.
Kedua, tentukan bobot dalam Kolom 2 untuk setiap faktor mulai dari 1.0 (paling penting) sampai 0.0 (tidak penting) berdasarkan faktor-faktor yang memiliki kemungkinan mem pengaruhi posisi strategis perusahaan pada saat ini. Semakin besar bobotnya, semakin prioritas faktor tersebut bagi manajemen. (Semua bobot harus berjumlah 1.0 tanpa mempedulikan jumlah faktor-faktor" strategis.)
Ketiga, tentukan rating dalam Kolom 3 untuk setiap faktor dari 5.0 (hebat) sampai dengan 1.0 (jelek) berdasarkan respon manajemen saat ini terhadap faktor-faktor tertentu. Setiap rating adalah penilaian mengenai seberapa baik seorang analis mempercayai bahwa manajemen perusahaan mengatasi setiap faktor eksternal.
Kedua, tentukan bobot dalam Kolom 2 untuk setiap faktor mulai dari 1.0 (paling penting) sampai 0.0 (tidak penting) berdasarkan faktor-faktor yang memiliki kemungkinan mem pengaruhi posisi strategis perusahaan pada saat ini. Semakin besar bobotnya, semakin prioritas faktor tersebut bagi manajemen. (Semua bobot harus berjumlah 1.0 tanpa mempedulikan jumlah faktor-faktor" strategis.)
Ketiga, tentukan rating dalam Kolom 3 untuk setiap faktor dari 5.0 (hebat) sampai dengan 1.0 (jelek) berdasarkan respon manajemen saat ini terhadap faktor-faktor tertentu. Setiap rating adalah penilaian mengenai seberapa baik seorang analis mempercayai bahwa manajemen perusahaan mengatasi setiap faktor eksternal.
Keempat. kalikan bobot (Kolom 2) setiap faktor dengan ratingnya (Kolom 3)
untuk memperoleh skor dibobotkan untuk faktor tersebut dalam Kolom 4. Kelima,
gunakan Kolom 5 (komentar/keterangan) untuk menjelaskan mengapa suatu faktor
dipilih dan bagaimana bobot dan rating faktor tersebut dibuat. Keenam,
tambahkan skor yang dibobotkan bagi semua faktor eksternal dalam Kolom 4 untuk
menentukan total skor yang dibobotkan bagi perusahaan. Total skor yang
dibobotkan menunjukkan seberapa baik perusahaan menanggapi faktor-faktor
strategis pada masa sekarang dan yang diharapkan dalam lingkungan eksternalnya.
Total skor yang dibobotkan memiliki interval dari 5.0 (baik sekali) sampai 1.0
Oelek), dan 3.0 (rata-rata). Skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan
tersebut dengan perusahaan lain dalam industri. Pada intinya, ringkasan EFAS
adalah analisis Anda terhadap mana jemen perusahaan terhadap faktor-faktor
strategis eksternal utama berdasarkan daftar tingkat prioritas faktor-faktor
tersebut (menggunakan bobot).
Setelah manajer strategis
selesai menganalisis faktor-faktor strategis ekstemal perusahaan dalam hal
peluang dan ancaman, mereka harus melakukan hal yang sama terhadap
faktor-faktor strategis internal dalam hal kekuatan dan kelemahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar