RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO
|
A.
Return Portofolio
Return realisasian portofolio (portfolio realized return) merupakan
rata-rata tertimbang dari return-return realisasian masing-masing sekuritas
tunggal di dalam portofolio tersebut. Secra matematis, return realisasian
portofolio dapat ditulis sebagai berikut:
Rp = X A.E (RA) + X B.E (RB)
Notasi :
Rp = return realisasian portofolio
Xi = porsi dari sekuritas I terhadap
seluruh
sekuritas di portofolio
R = return realisasian dari sekuritas ke-i
n = jumlah dari sekuritas tunggal
Sedangkan return ekspektasian portofolio (portofolio expected return)
merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasian masing-masing
sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasian portofolio dapat
dinyatakan secara matematis sebagai berikut:
contoh 8.1:
suatu portofolio terdiri dari 3 macam sekuritas dengan proporsi yang sama,
yaitu masing-masing 1/3 bagian. Return-return yang diekspektasi dimasa
mendatang untuk masing-masing sekuritas adalah untuk sekuritas pertama sebesar
15%, sekuritas kedua sebesar 18% dan sekuritas ketiga sebesar 21%. Besarnya
return ekspektasian portofolio adalah sebesar:
E(Rp) = 1/3 . 15% + 18% + 1/3 . 21%
= 18%
B.
RISIKO PORTOFOLIO
Tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan rata-rata pertimbang
dari seluruh return sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk)
tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal.
Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang
masing-masing sekuritas tunggal.
Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh
Harry M. Markowitz di tahun 1950-an. Kemudian dia memenangkan hadiah Nobel di
bidang ekonomi di tahun 1990 untuk karyanya tersebut. Dia menunjukkan bahwa
secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa
sekuritas tunggala ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat
mengurangi risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing-masing
sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.
1. Portofolio dengan Dua Aktiva
Misalnya
suatu portofolio terdiri dari dua aktiva, yaitu sekuritas A dan B. Porsi
sekuritas A di dalam portofolio adalah sebesar a dan B sebesar b atau (1-a).
Return realisasi sekuritas A dan B berturut-turut adalah RA Dan RB. Dengan demikian return realisasian
di portofolio yang merupakan rata-rata tetimbang return-return sekuritas A dan
B adalah sebesar:
Rp = a . RA + b . RB
Returnportofolio ekspektasian
adalah sebesar:
E(Rp) = E(a . RA) + E (b . RB)
Dengan menggunakan property ke-2 di bab 7.5
yang menyatakan bahwa nilai ekspektasian suatu varibel dikalikan dengan nilai
ekspektasian variabelnya, yaitu E (a . Ra) adalah sama dengan a . E (Ra) dan E
(b . Rb) adalah sama dengan b . E (Rb), maka:
E(Rp) = a. E(Ra) + b. E(Rb) (8-3)
Salah satu
pengukur risiko adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian
(variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan
ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang
dari rata-ratanya. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi
standar atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang
ada di dalamnya.
Dengan demikian varian return portofolio yang
merupakan risiko portofolio dapat dituliskan sebagai berikut:
Var (Rp) = σP2
= E [Rp – E(Rp)]2
Substitusikan
return portofolio (Rp) yang ada di rumus (8-2) dan return portofolio
ekspektasian (E[Rp]) yang ada di rumus (8-3) ke dalam persamaan di atas,
sehinggga menjadi:
Var = E[a.Ra + b.Rb) – E(a.Ra + Rb)]2
= E[a.Ra + b.Rb – E(a.Ra) – E(b.Rb)]2
= E[a.Ra + b.Rb – a.E(Ra)
– b.E(Rb)]2
= E[(a.Ra – a.E(Ra)) + (b.Rb) – b.E(Rb))]2
= E[(a.Ra – E(Ra)) + (b.(Rb – E(Rb))]2
= E[(a2 . (Ra –
E(Ra))2 + (b2 .(Rb – E(Rb))2 +
2 .a . b . (Ra – E (Ra)) . (Rb – E(Rb))]
= a2 . E [Ra – E (Ra)]2
+ b2 . E [Rb – E (Rb)]2 +
2 . a . b . E [(Ra – E (Ra)) . ( Rb – E(Rb))]
Var(Rp) = σP2 = a2 . Var (Ra) + b2
. Var (Rb) +
2 a.b.Cov (Ra.Rb)
Kovarian
(covariance) antara return saham A dan B yang ditulis sebagai Cov (Ra, Rb) atau
σRA,RB, menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai return
sekuritas A dan B. Nilai kovarian yang positif menunjukkan nilai-nilai dari dua
variabel bergerak kea rah yang sama, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya
juga meningkat atau jika satu menurun, yang lainnya juga menurun. Nilai
kovarian yang negative menunjukkan nilai-nilai dari dua variable bergerak kea
rah yang berlawan, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya menurun atau jika
satu menurun, yang lainnya meningkat. Nilai kovarian yang nol menunjukkan
nilai-nilai dari dua variable independen, yaitu pergerakan satu variable tidak
ada hubungannya dengan pergerakan variable yang lainnya.
Kovarian
dapat dihitung menggunakan cara probabilitas maupun menggunakan data historis.
Kovarian dengan cara probabilitas
Kovarian
yang dihitung dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung denga rumus
sebagai berikut:
Cov(RA,RB) = σRA,RB
Notasi:
Cov(Ra,Rb) = Kovarian return antara
saham A dan saham B
RAi = return masa depan sahan A kondisi ke-i
RBi = return masa
depan sahan B kondisi ke-i
E(RA) = return ekspektasian saham A
E(RB) = retuen ekspektasian saham B
Pi = probabilitas terjadinya masa depan untuk
kondisi ke-i
n = jumlah dari kondisi masa depan darii= 1,n
Koefisien Kolerasi
Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk kolerasi (correlation).
Koefisien menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variable relative
terhadap masing-masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien kolerasi
antara variable A dan B (rAB=pAB) dapat dihitung dengan
membagi nilai kovarian dengan deviasi variable-variabelnya!
Cov(RA.RB)
RAB = σAB
Nilai dari
koefisien korelasi berkisar dari +1 sampai dengan -1. Nilai koefisien korelasi
+1 menunjukkan korelasi positif sempurna, nilai koefisien korelasi 0
menunjukkan tidak ada korelasi dan nilai koefisien korelasi -1 menunjukkan
korelasi negative sempurna.
Jika dua
buah aktiva mempunyai return dengan koefisien korelasi +1 (positif sempurna),
maka semua risikonya tidak dapat dideversifikasi atau risiko portofolio tidak
akan berubah sama dengan risiko aktiva
individualnya. Jika dua buah aktiva mempunyai return dengan koefisien korelasi
-1 (negative sempurna), maka semua risikonya dapat dideversifikasi atau risiko
portofolio akan sama dengan nol. Jika koefisien korelasinya di antara +1 dan
-1, maka akan terjadi penurunan risiko di portofolio, tetapi tidak
menghilangkan semua risikonya. Gambar 8.1 berikut ini menunjukkan hubungan
antara korelasi aktiva dengan risiko portofolio.
Korelasi antar aktiva +1 0 -1
Untuk contoh
8.3 sebelumnya, kombinasi saham A dan B menghasilkan risiko portofolio sama
dengan nol. Jika hal ini benar, maka koefisien korelasi antara return saham A
dan B seharusnya bernilai -1 (korelasi negative sempurna). Dengan menggunakan
rumus (8-6), besarnya koefisien korelasi saham A dan B di contoh 8.3 adalah
sebesar:
-0,078
RAB = σAB = √0,078 . √0,078
= -1
Koefisien
korelasi lebih dapat menjelaskan besarnya diversifikasi yang dapat dicapai oleh
portofolio dibandingkan dengan kovarian. Kovarian sebesar -0,078 kurang dapat
menjelaskan besarnya diversifikasi portofolio akan sebesar nol atau akan
terjadi diversifikasi sempurna. Dari rumus di (8-7), nilai dari kovarian return
saham A dan B dapat dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi sebagai berikut:
Cov(RA RB) = rAB . σA . σB (8-8)
Dengan mensubstitusikan kovarian dengan koefisien korelasi di rumus (8-8),
selanjutnya rumus varian portofolio di rumus (8-4) dapat dinyatakan dalam
bentuk koefisien krelasi sebagai berikut:
Var(Rp) = σp2
= a2 . Var(RA) + b2 . Var(RB) +
2 . a . b .
rAB . σA . σB
2. Portofolio dengan Banyak Aktiva
Uraian sebelumnya menggunakan portofolio yang berisi dua buah aktiva, yaitu
sekuritas A dan B. bagian ini akan membahas portofolio dengan banyak aktiva,
yaitu terdiri dari n buah sekuritas. Proporsi dari masing-masing aktiva ke-i
yang membentuk portofolio adalah sebesar wi. misalnya suatu
portofolio berisi 3 buah sekuritas dengan proporsi masing-masing sekuritas
adalah sebesar w1, w2, dan w3, berturut-turut
untuk sekuritas ke 1,2 dan 3 adalah σ1, σ2, dan σ3. Besarnya
kovarian-kovarian untuk sekuritas (1 dan 2), (1 dan 3) dan (2 dan 3) adalah σ1,
σ2, dan σ3. Menggunakan rumus (8-4), selanjutnya
besarnya varian untuk portofolio dengan 3 sekuritas ini dapat di tuliskan:
σP2 = [w12 . σ12
+ w22 . σ22 + w32
. σ32] + [2 w1. w2 .
σ12 + 2 w1. W3 . σ13
+ 2 w2. W3 . σ23]
Dengan
demikian, risiko dari portofolio merupakan jumlah dari proporsi varian dan
kovarian masing-masing aktiva. Matrik varian-kovarian menunjukkan varian dank
ovarian dari seluruh aktiva. Untuk 3 aktiva, matrik ini akan berbentuk sebagai
berikut:
Bagian
diagonal matrik ini berisi dengan varian masing-masing aktiva, yaitu σ1, σ2,
dan σ3 atau σ11, σ22, dan σ33. Bagian
diluar diagonal merupakan kovarian. Matrik ini merupakan matrik yang simetrik,
yaitu bagian atas luar diagonal sama dengan bagian bawah luar diagonal, atau
kovarian σ12, σ13, dan σ23 berturut-turut sama
dengan kovarian σ21, σ31, dan σ32. Karena
nilai σ12 sam dengan nilai σ11, σ21, maka dua
nilai ini cukup ditulis dekali saja dan dikalikan dengan niali 2 seperti yag
tampak di rumus varian portofolio di (8-10).
Karena
risiko portofolio adalah penjumlahan dari varian dan kovarian sesuai dengan
proporsi masing-masing aktiva didalamnya, maka risko ini dapat dituliskan dalam
bentuk perkalian matrik antara matrik varian-kovarian dengan matrik proporsi
masing-masing aktiva. Untuk 3 buah aktiva, risko portofolio dapat dinyatakan
dalam perkalian matrik sebagai berikut:
σP2 = [w1 . w2
. w3]
Jika
perkalian matrik ini dialkukan, maka akan didapatkan hasil yang sama dengan
rumus di (8-10).
Untuk
n-aktiva, rumus varian di (8-10) dapat ditulis:
σP2 = [w12 .
σ12 + w22 . σ22 +
w32 . σ32 + wn2.
σn2] +
[2 w1.
w2 . σ12 + 2 w1. w3 . σ13
+ …. + 2 w1. wn . σ1n + 2 w2.
w3 . σ23 + …. + 2 w2. wn . σ2n
+ …. 2 wn-1. wn . σn-1.n] (8-11)
Contoh 8.7:
Suatu portofolio terdiri dari tiga buah sekuritas
denga proporsi 20%, 30% dan 50% masing-masing untuk sekuritas pertama, kedua
dan ketiga. Varian dank ovarian return dri sekuritas-sekuritas ini ditunjukkan
oleh matrik varian-kovarian berikut:
=
Dengan menggunakan rumus 8-13,
besarnya varian dari portofolio adalah sebesar:
σP2 = w1 . w2 . σ11
+ w1 . w2. σ12 + w1. W3
. σ13 + w2 . w1.
σ21 +
w2 . w2. σ22 + w2 . w3.
σ23 + w3 . w1. σ31 + w3
. w2.
σ32 + w3
. w3. σ33
= 0,2 . 0,2 . 0,2 + 0,2 . 0,3 . 0,3 + 0,2 . 0,5
. 0,15 +
0,3 . 0,2 .
0,3 + 0,3 . 0,3 . 0,5 + 0,3 . 0,5 . -0,25 +
0,5 . 0,2 .
0,15 + 0,5 . 0,3 . -0,25 + 0,5 . 0,5 .
0,07
= 0,0615
Rumus (8-13)
dapat juga dinyatakan dalam bentuk matrik sebagai berikut:
σn2 =
Contoh 8.8:
Varian portofolio di contoh
8.3 jika dihitung menggunakan cara matrik di rumus (8-14) tampak sebagai
berikut:
σP2 = [0,2 . 0,3. 0,5]
= [0,04+0,09+0,075 0,06+0,15-0,125 0,03-0,075+0,035)
=
[0,205 0,085 -0,010]
= 0,041 +
0,0255 – 0,005 = 0,0615
3. Risiko Total
Bagian dari
risko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang
well-diversified disebut denga risiko yang dapat di-diversifikasi
(diversifiable risk) atau risiko perusahaan (company risk) atau risiko spesifik
(specific risk) atau risiko unik (unique risk) atau risiko yang tidak
sistematik (unsystematic risk), karena risiko ini unik untuk suatu perusahaan,
yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan lain, maka risiko ini dapat
diimbangi dengan hal yang baik terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini
dapat di-diversifikasi di dalam portofolio. Contoh dari diversifiable risk
adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pabrik lain, peneliti yang tidak berhasil
dan lain sebagainya.
Sebaliknya, risiko yang tidak dapat
di-diversifikasikan oleh portofolio disebut dengan nondiversifiable riak atau
risiko pasar (market risk) atau risiko umum (general risk) atau risiko
sistematik (systematic risk). Rsiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di
luar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi dan lain sebagainya.
Risiko total (total risk) merupakan
penjumlahan dari diversifiable dan nondiversiable risks sebagai berikut ini.
Risiko Total = Risiko dapat di-diversifikasi + Risiko
tak dapat di-diversifikasi
= Risiko perusahaan + Risiko
pasar
= Risiko tidak sistematik +
Risiko
sistematik
= Risiko spesifik (unik) + Risiko
umum
4.
Diversifikasi
Telah
diketahui bahwa risiko yang dapat di-diversifikasi adalah risiko yang tidak
sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan (lihat gambar 8.2).
diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat
meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor dapat
melakukan diversifikasi dengan beberapa cara, seperti misalnya dengan membentuk
portofolio berisi banyak aktiva, membntuk portofolio secara random atau
diversifikasi secara metode Markowitz.
4.1 Diversifikasi dengan banyak aktiva
Mengikuti hukum statistic bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat
nilai rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Hukum ini
disebut dengan hukum jumlah besar (Law of Large Number). Asumsi yang digunakan
di sini adalah bahwa tingkat hasil (rate of return) untuk masing-masing
sekuritas secara statistic adalah independen. Ini berarti bahwa rate of return
untuk satu sekuritas tidak terpengaruhi oleh rate of retrun untuk satu
sekuritas tidak terpengaruhi oleh rate of return sekuritas yang lainnya.
4.2 diversifikasi secara randown
Diversifikasi secara random (random atau naïve diversification) merupakan
pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa
memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return
dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara acak.
Efek dari pemilihan sekuritas secara
acak terhadap risiko portofolio diteliti oleh Fama ( 1976). Deviasi standar
masing-masing sekuritas dihitung menggunakan data return bulanan dari bulan
juli 1963 sampai dengan juni 1968.
Sekuritas pertama yang dipilih secraa acak mempunyai deviasi standar sekitar
11%. Kemudian sekuritas kedua juga dipilih secara acak dan dimasukkan ke dalam
portofolio dengan proporsi yang sama. Deviasi standar portofolio turun menjadi
sekitar 7,2%. Langkah-langkah yang sama dilakukan sampai dengan 50 sekuritas.
Penurunan portofolio terkadi dengan cepat sampai dengan sekuritas ke 10 sampai
ke 15. Setelah sekuritas ke 15, penurunan risiko portofolio menjadi lambat
(lihat gambar 8.2). hasil ini menunjukkan bahwa keuntunngan diversifikasi dapat
dicapai hanya dengan sekuritas yang tidak terlalu banyak, yaitu hanya kurang
dari 15 sekuritas sudah dapat mencapai diversifikasi optimal.
4.3 diversifikasi secara Markowitz
Sebelumnya telah menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode mean-variance
dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1
akan menurunkan risiko portofolio. Semakin bnyak sekuritas yang dimasukkan ke
dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Dengan menggunakan metode
Markowitz, diversifikasi ini dapat dibuktikan secara matematis.
Model
Yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat pengembalian
1. CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Menurut
William F. Sharpe[3], CAPM atau model penentuan
harga aset modal adalah model penetapan harga aktiva equilibrium yang
menyatakan bahwa expected return atas sekuritas tertentu adalah fungsi linier
positif dari sensitifitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio.
CAPM
menjelaskan hubungan antara return dengan beta (β). Beta menunjukkan hubungan
(gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan)[4]. Besarnya
risiko perusahaan ditentukan oleh beta.
β>1
menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan indeks
pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko, artinya
jika saat terjadi perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami perubahan
lebih besar dari 1%.
β<1
menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi
pasar.
β=1
menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.
Rumus
CAPM yaitu:
Ri=
Rf +βi (Rm-Rf), atau
Ri=
Rf +(Rm-Rf)βi , atau
Ri=
(1-βi )Rf + βi .Rm
Keterangan:
Ri
= Return saham i
Rf = Return investasi bebas risiko (Risk Free)
βi = beta saham i (indikator risiko sistematis)
Rm = Return pasar (return market)
2. APT ( Arbitrage Pricing Theory)
APT
merupakan teori yang dikembangkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976 dimana
beliau menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai
faktor.
Rumusnya:
Ri
= αi + βi Rm + ei
Keterangan:
Ri
= Return saham i
αi = Alpha saham i
βi = beta saham i
Rm = Return pasar
ei = random error
9. Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai
Kondisi
Tindak
lanjut dalam bidang investasi yang terpenting adalah pengambilan keputusan
(decision making). Ada berbagai kondisi yang sering muncul dalam pengambilan
keputusan namun secara umum dapat dibagi menjadi tiga saja, yaitu:
a. Kondisi pasti
Dalam
kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung
tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang
dituju. Ada beberapa teknik yang bisa
dipergunakan sebagai penyelesaian pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
ini, yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar linier, dan analisis
jaringan kerja.
b. Kondisi Tidak Pasti
Pada
kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih kompleks
dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau
hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi
dikarenakan minimnya informasi yang
diperoleh baik informasi yang sifatnya hasil penelitian maupun rekomendasi
lisan yang bisa dipercaya. Untuk menghindari timbulnya masalah dalam situasi
yang tidak pasti seperti ini adalah sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu,
mencari informasi sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa metode
pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah
yang mungkin timbul. Hal ini dapat
menggunakan:
· metode laplace → proses pengambilan
keputusan dengan asumsi bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah
sama besarnya.
· Metode maximax → proses pengambilan
keputusan dengan hanya mengutamakan hasil yang paling optimistik dan
mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi.
· metode maximin→ proses pengambilan
keputusan dengan memilih alternatif yang minimalnya paling besar.
· metode regret → proses pengambilan keputusana dengan
didasari pada hasil keputusan yang
maksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan perbandingannya.
· metode realism →proses pengambilan
keputusan dengan menggabungkan metode maximax dan maximin.
c. Kondisi konflik
Pada
kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan menimbulkan
dampak yang mungkin saja dapat merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan
seperti ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan yang
saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Untuk menyelesaikan
masalah di sini biasanya dilakukan pendekatan secara teori permainan, yang dalam
dunia bisnis teraplikasi dalam bentuk tawar-menawar harga dan hingga
terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar