BAB 8 LEVERAGE

       PENGERTIAN LEVERAGE
Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap. Penggunaan asset (aktiva) atau dana tersebut pada akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Jadi laverage dapat di artikan sebagai penggunaan aktiva atau dana di mana untuk menggunakan dana tersebut peruasahaan harus menutupi biaya tetap atau beban tetap.

       B.   JENIS – JENIS LEVERAGE
Dalam suatu perusahaan di kenal dua macam leverage, yaitu leverage opersi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini dengan tujuan agar keuntungan yang di peroleh lebih besar dari pada biaya asset dan sumber dananya. Dengan demikian penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Dan sebaliknya leverage dapat meningkatkan risiko keuntungan. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebiih rendqah dari biaya tetap maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham. Untuk lebih jelas mari kita lihat penjelasan kedua jenis leverage berikut :
   a.   Leverage Operasi (Operating Leverage)
Leverage operasi merupakan leverage yang timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya – biaya operasi tetap. Biaya tersebut misalnya biaya penyusutan gedung dan peralatan kantor, biaya suransi dan biaya lain  yang muncul dari penggunaan fasilitas dan biaya manajemen. Dalam jangka panjang semua biaya bersifat variabel artinya dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang di hasilkan. Oleh karena itu, dalam analisis ini di asumsikan dalam jangka pendek. Biaya operasi tetap di keluarkan agar volume penjualan dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pada seluruh biaya operasi tetap dan variabel.
Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu adanya perubahan dalam volume penjualn yang menghasilkan perubahan keuntungan atau kerugian operasi yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan. Leverage operasi juga memperlihatkan pengaruh penjualan terhadap laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak yang di peroleh. Pengaruh tersebut dapat di cari dengan menghitung besarnya tingkat leverage operasinya.
Tingkat Leverage Operasi (Degree Of Operating Leverage)
Tingkat leverage operasi atau DOL adalah persentase perubahan dalam laba operasi (EBIT) yang di sebabkan perubahan satu persen dalam output (penjualan).
Dengan menggunakan operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjulan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Multilier effect hasil penggunakan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest And Taxes= EBIT) disebut dengan tingkat leverage operasi (degree of operating leverage = DOL).
Sementara  itu perubahan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetap dikatakan bahwa perusahaan mempunyai leverage keuangan (financial leverage). Dimana diharapkan agar terjadiperubahan laba perlembar saham ( earning per share = EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bunga dan pajak (earnig before interest and taxes) multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana dengan biaya tetap ini disebut dengan tingkat leverage keuangan ( degree of financial leverage = DFL).
Kita memiliki rumus DOL yang sebenarnya akan memperoleh hasil yang sama yaitu:
           
                                   
DOLpada X unit =Persentase (%) perbahan EBIT
                          Persentase (%) perubahan penjualan


b. Leverage Keuangan (financial leverage) 
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2008:263).

Kebijakan perusahaan mendapatkan modal pinjaman dari luar ditinjau dari bidang manajemen keuangan, merupakan penerapan Financial Leverage dimana perusahaan membiayai kegiatannya dengan menggunakan modal pinjaman serta menanggung suatu beban tetap yang bertujuan untuk meningkatkan laba per lembar saham.

Financial Leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban finansial yang tetap ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus di bayar tanpa melihat sebesar apa pun tingkat EBIT yang dicapai perusahaan.

Degree financial leverage (DFL) seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan laba sebelum bunga dan pajak. Atau rasio antara perubahan EPS dibandingkan dengan persentase perubahan EBIT

DFL X =%perubahan EPS
   % perubahan EBIT





ANALISA BREAK EVEN POINT

A.  Pengertian Analisi Break Even
Analisa break even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
Adapun pengertian – pengertian Break Even Point menurut para ahli:
     1.    Menurut S. Munawir ( 2002) Titik break even point atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi ( total penghasilan = total biaya)
     2.    Menurut Abdullah (2004) Analisis Break even point disebut juga Cost volume profit analysis
Arti penting analisis break even point bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan adalah sebagai berikut:
a)      Guna menetapkan jumlah minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian
b)      Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu
c)       Penetapan seberapa jauhkah menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita rugi


  Perhitungan Break Even Point
Perhitungan break even point yang lebih tepat dapat dilakukan dengan cara “trial and error” (serba coba-coba) atau dengan menggunakan rumus-rumus aljabar

1.                   Perhitungan Break Even Point dengan Cara “ Trial and Error”
Perhitungan break even point dapat dilakukan dengan cara coba-coba, yaitu dengan menghitungkeuntungan operasi dari suatu volume produksi/penjualan tertentu. Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambilvolume penjualan/produksi yang lebih rendah. Apabila dengan mengambil suatu volume penjualan tertentu, perusahaan menderita kerugian maka kita mengambil volume penjualan/produksi yang lebih besar. Demikan dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan/produksi di mana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.
Misalkan dari contoh 1 diambil volume produksi 6.000 unit. Dengan volume produksi 6.000 unit maka dapat dihitung keuntungan operasi sebagai berikut:
=(6.000 x Rp 100) – Rp 300.000 + (6.000 x Rp 40)
= Rp 600.000 – (300.000 + Rp 240.000)
= Rp 60.000

Pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa break even pointnya terletak  di bawah 6.000 unit.
Misalkan diambil 4.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut
=(4.000 x Rp 100) – Rp 300.000 + (4.000 x Rp 40)
= Rp 400.000 – (300.000 + Rp 160.000)
= Rp 60.000

Pada volume produksi 4.000 unit ternyata diderita kerugian sebesar Rp 60.000. Ini berarti bahwa break even pointnya lebih besar dari 4.000 unit.
Misalkan diambil 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut
=(5.000 x Rp 100) – Rp 300.000 + (5.000 x Rp 40)
= Rp 500.000 – (300.000 + Rp 200.000)
= Rp 0

Ternyata pada volume produksi/penjualan 5.000 unit tercapai break even pointyaitu yang dimanakeuntungan netonya sama dengan nol.

2.                   Perhitungan Break Even Point dengan Menggunakan Rumus Aljabar
Perhitungan break even point dengan menggunakan rumus aljabar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
a)                  Atas dasar unit
Perhitungan break even point atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhF_a_qCfNLda9dOEQso_hJNnyoIeRyL85bX0xA0mDjQ8LWQglEH6Sxv0qQVmlCAEif35V2QeEbT2eWEjIvnwO7WzDtgyI1mz0c9VNKu4PKeJPYWzIFpq00zP_IwqBcz6zKbnpCrc8wUDF/s320/DSC00050.JPG
Dimana
P = harga jual per unit
V = biaya variabel per unit
FC =  biaya tetap
Q = jumlah unit /kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual

b)                  Atas dasar sales dalam rupiah
Perhitungan break even point atas dasar sales dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar  sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUpoiyecvGCCiBMczgCnCULia84Nd4VP4vRDd7qvEtbq5HmMm39TTMDEmIkI9gt-_GdbwK0tKuldDnHBLEWbisjZvQRyEtPnKe0mIunuprPGcMlig-Lpato-jRiVbaPjwTQpxBIX4hhmMd/s320/DSC00051.JPG
Dimana
FC = biaya tetap
VC= biaya variabel
S = penjualan





Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Business

Popular

Arsip Blog

Recent Posts