Dilutive Securities (Sekuritas Dilutif)
Penghitungan laba per saham tidak hanya
berdasarkan saham biasa beredar tapi juga berdasarkan jumlah lembar saham yang akan beredar jika
sekuritas konvertibel tertentu ternyata dikonversi dan jika opsi atas saham tertentu
ternyata digunakan. Laba per saham akan menurun jika saham biasa diterbitkan
karena pengkonversian sekuritas dan
penggunaan opsi. Akibat kejadian tersebut, laba per saham akan menurun
dan disebut dengan laba per saham dilusian (Dilution Of Earnings). Namun
demikian, dalam beberapa hal pengguanaan
opsi atau konversi sekuritas dapat mengakibatkan kenaikan LPS. Akibat tersebut
disebut sebagai laba antidilusian (Antidilution Of Earnings) sekuritas atau
surat berharga yang akan mengakibatkan penurunan LPS disebut sekuritas dilutif
(Dilutive Securities), dan yang akan mengakibatkan kenaikan LPS disebut sebagai
sekuritas antidilutif (Antidilutive Securities).
Berdasarkan PSAK 50, PSAK 53, dan PSAK
55 berikut yang termasuk sekuritas dilutif dan kompensasi
1.
Utang dan
ekuitas
2.
Utang yang dapat
dikonversi
Utang dapat dikonversikan menjadi saham pada periode yang
telah ditetapkan setelah penerbitan.
Perusahaan
dapat melakukan pembiayaan dengan memberikan lebih sedikit proporsi kepemilikan
jika utang dikonversi, di samping bunga yang dibayarkan lebih kecil untuk tipe
utang serupa.
Obligasi atau instrumen
serupa dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang
telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari sudut pandang
entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen:
o
liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain); dan
o
instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan
hak pada pemegangnya selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen
tersebut menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan).
Implementasi pendekatan with-and-without:
a.
Menentukan jumlah nilai wajar utang yang dapat
dikonversi menjadi komponen liabilitas dan ekuitas.
b.
Menentukan komponen liabilitas dengan menghitung net
present value atas arus kas masa depan pada tingkat suku bunga pasar.
c.
Mengeluarkan komponen liabilitas dari nilai wajar
utang yang dapat dikonversi untuk mendapatkan komponen ekuitas.
3.
Saham yang dapat
dikonversi
Saham preferen yang dapat
dikonversi adalah ekuitas, kecuali jika itu merupakan saham preferen yang dapat
ditebus. Pengkonversian atau pembelian kembali di dasarkan pada nilai buku,
tidak diakui kerugian atau laba. Jumlah lebih yang dibayarkan di atas nilai buku sering
didebit dari laba ditahan..
4.
Waran saham
Waran saham adalah pemberian
hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada harga dan periode tertentu. Biasanya penggunaan waran
dapat berdampak dilusi dengan mengurangi jumlah EPS. Situasi penerbitan waran: agar sekuritas lebih
menarik; memberikan preemptive right kepada pemegan saham; dan kompensasi kepada karyawan.
Situasi
1 : Waran saham yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya
Pada dasarnya
waran ini merupakan opsi jangka panjang.
Waran ini digunakan metode with-and-without untuk alokasi komponen pada
waran yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya.
Jika
investor tidak menggunakan waran sampai melewati masa periode, maka komponen
ekuitas (akun agio saham – waran) didebit pada akun agio saham – waran
kadaluarsa yang menjadi hak pemegang saham awal.
Situasi
2 : Hak membeli saham tambahan saat penerbitan saham baru
secara proporsional
Hak
ini ada untuk mencegah dilusi atas hak voting.
Waran yang seperti ini merupakan opsi jangka pendek. Perusahaan hanya membuat memorandum entry ketika
menerbitkan waran kepada pemegang saham.
Jika
perusahaan menerima kas lebih besar dari nilai par saham, maka dikreditkan pada
akun agio saham – biasa, dan sebaliknya.
Situasi 3 : Hak membeli saham bagi eksekutif dan karyawan kunci
Kompensasi jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan
loyalitas pada karyawan kunci.
Metode
pelaporan opsi saham:
• metode nilai
intrinsik à perbedaan harga
saham dengan harga penggunaan waran saat waran diberikan; dan
• metode nilai
wajar à nilai di mana
suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction)
5.
Akuntansi untuk kompensasi
saham
Terdapat
dua cara akuntansi untuk kompensasi saham
• Menentukan beban
kompensasi: dengan metode nilai wajar
• Mengalokasi
beban kompensasi: selama periode karyawan bekerja
Berdasarkan IFRS, perusahaan tidak melakukan
penyesuaian atas beban kompensasi saat tanggal kadaluarsa. Perusahaan dapat melakukan
penyesuaian jika terdapat kondisi kerja (service condition) pada rencana
kompensasi. Karena kondisi
pasar direfleksikan dari penentuan nilai wajar opsi saat tanggal pemberian,
maka tidak diperbolehkan adanya penyesuaian jika penyebabnya adalah perubahan
harga saham perusahaan.
Saham Terikat (Restricted
Shares)
Perusahaan memberikan saham kepada karyawan dengan syarat saham tersebut
tidak dapat dijual, dipindahtangankan, atau dijaminkan sampai kondisi tertentu
terpenuhi. Jika dilanggar, maka harus ditebus beserta dividen yang telah
diterima. Kelebihan saham terikat dibandingkan opsi saham:
• Tidak akan menjadi percuma berapapun harga saham di
pasar.
• Memberikan pengurangan ekuitas lebih sedikit kepada
pemegang saham
• Menyelaraskan tujuan karyawan dengan tujuan
perusahaan.
Rencana Pembelian Saham Karyawan (Employee
Share-Purchase Plans)
Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk membeli saham
dengan potongan harga selama periode waktu tertentu. Rencana ini merupakan
program kompensasi dan harus dicatat sebagai beban selama masa kerja.
Pengungkapan Rencana Kompensasi
Memastikan pengguna laporan keuangan memahami:
1. Sifat dan tingkat penetapan pembayaran berbasis saham
yang terjadi selama periode tersebut
2. Cara penentuan nilai wajar untuk barang/jasa yang
diterima atau instrumen ekuitas yang diberikan
3. Dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap
laba/kerugian pada posisi keuangan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar